10

4.2K 500 14
                                    

"Jeno!" Panggil Mark.

Jeno yang sedang mengambil buku-buku di loker pun tersenyum melihat Mark berlari kepadanya.

"Waeyo Mark?" Sahut Jeno.

"Sepertinya... aku mulai luluh. Pada Somi" kata Mark.

"Jinjja?! Cepat nyatakan perasaanmu!!" Desak Jeno sambil mengguncang-guncang tubuh Mark.

"Aku sedang menunggu waktu yang tepat" kata Mark.

Tiba-tiba mereka mendengar suara pintu loker terbanting. Siapa lagi kalau bukan Mina.

"Ah... aku minta maaf. Ternyata aku terlalu keras menutupnya" kata Mina.

"Gwenchanayo" balas Mark sambil tersenyum.

Mina pun mengambil ancang untuk pergi. Ia berbohong tadi kalau ia tak sengaja membanting keras lokernya. Ia mendengar semuanya. Mark luluh pada Somi.

Mina menggigit bawah bibirnya untuk menahan air matanya turun. Ia mengusap air matanya yang pelahan-lahan mulai jatuh.

"Aku memang terlalu berharap" gumamnya dalam hati.

-

Somi menghela nafasnya. Ia berniat membolos hari ini ke perpustakaan. Tempat yang damai, tentram dan menenangkan. Untuk tidur tepatnya.

Setelah ia memilih buku yang tepat, Somi pun duduk dan mulai menempelkan wajahnya di meja dan bersiap untuk menutup matanya. Ia pun memasuki alam mimpinya.

Mark yang sedang mencari buku rumus pun tiba-tiba melihat Somi tertidur di meja yang kosong. Mark duduk di sebelah Somi dan memandang wajah tertidurnya.

"Cantik sih. Tapi ileran" gumam Mark.

Ia meletakkan buku itu di meja dan mengenakan earphone nya untuk mendengar lagunya.

Mark memejamkan matanya sambil menghentakkan kakinya mengikuti irama lagu. Kebetulan lagu yang ia dengar adalah lagu rock.

Ia melihat Somi yang tak kunjung bangun. Mark pun meletakkan salah satu earphone nya di telinga Somi sehinga Somi tersentak bangun.

"Yyak! Lagu apa itu?!" Kaget Somi

Tiba-tiba Somi melihat Mark yang sedang menahan tawa duduk di sebelahnya.

"Ternyata kau. Aku sedang mengantuk" kata Somi sambil bertumpu pada meja lagi dan memejamkan matanya.

"Dasar tukang bolos" gumam Mark.

"Biarkan saja. Wle" ejek Somi.

Tiba-tiba bel berbunyi yang membuat Somi terbangun lalu menghela nafasnya. "Aaaa aku mau pulang!"

Somi pun beranjak dari duduknya keluar dari perpustakaan. Mark hanya tertawa melihatnya.

-

"Kita sudahi latihan hari ini" kata Mina.

Anak cheerleader pun berpulangan. Sedangkan Mina duduk di kursi penonton sendiri. Ntahlah. Ia butuh waktu untuk menyendiri.

"Hai" seseorang menyapa Mina.

Mina menatap orang itu lalu tersenyum ketika tahu bahwa Mark lah yang memanggilnya. Mark pun duduk di sebelahnya.

"Kau suka menyendiri ya" kata Mark.

"Tidak juga" jawab Mina.

"Buktinya kau sedang sendiri" ucap Mark.

"Kau juga sendiri" balas Mina.

Mark tertawa. Mina membalas tertawaannya tersebut.

"Kau ada masalah? Atau apa?" Tanya Mark.

Mina menggeleng.

"Bohong" balas Mark.

"Kau akan terkejut kalau mendengar cerita yang sebenarnya" ucap Mina.

"Kau dan aku sudah kenal 3 tahun. Apa kau masih menganggapku orang asing?" Tanya Mark.

"Bukan begitu. Tapi aku tak bisa bercerita padamu" Jawab Mina.

Mina memandang ke depan lalu menghela nafasnya. "Karena kau adalah masalahnya"

Mark memandang bingung kepada Mina. "Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tidak... aku saja yang terlalu berharap. Kau tak salah" kata Mina.

"Ini gila. Tapi aku harus mengakhiri semua ini. Dengan mengatakan hal sejujurnya" lanjut Mina.

"Hal apa itu?"

"Aku... menyukaimu" kata Mina.

Mark terkejut mendengan ucapan Mina. Mina hanya tersenyum simpul ke arahnya.

"Dari lama. Dari tahun lalu" lanjut Mina.

"Aku tahu kau tak akan menerimaku. Untuk bisa bersamamu seperti ini saja aku sangat senang sekali" kata Mina.

Mina tak dapat membendung air matanya. Ia mulai menjatuhkan air matanya. Lebih deras dari tadi pagi.

"Tapi.. ketika tadi pagi aku mendengar kau menyukai Somi, hatiku sangat sakit. Aku menangis tadi pagi. Aku tak mempunyai keinginan untuk berpacaran denganmu, tapi itu kata logika ku. tapi kalau kata hatiku, aku terlalu jauh untuk menyukaimu dan aku terlalu berharap" lanjut Mina.

Mark terbungkam. Ia masih kaget karena Mina, temannya menyukainya.

"Mianhae-"

-

Somi melangkahkan kaki keluar dari sekolah. Tiba-tiba ia menepuk keningnya.

"Ah aku meninggalkan botol minumku!" Panik Somi.

Ia langsung berlari masuk untuk kembali ke stadion untuk mengambil botol minuman kesayangannya itu.

Somi melangkahkan kaki masuk ke studion. Tiba-tiba ia menjadi kaget. Wajah cerahnya kini menjadi sedih. Ia langsung keluar dari stadion.

Somi menutup mulutnya kaget dan perlahan menjatuhkan air matanya. Ia tak dapat menahan isakan tangisnya.

Ia tak salah lihat.

Mark.

Dan.

Mina.

Berpelukan.

-TBC-

Mina ngeselin ya? Wkwkwk maafkan daku.

"Kok gak langsung pacaran aja sih thor" nanti kalo cepet cepet gak seru:')

Bantu somi dewa:')

30 days of love →marklee&somi←Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang