Bab 6

757 55 18
                                    



Bagi yang belum dan akan membaca Sayap-Sayap Kecil, disarankan tidak membaca bab ini, karena mengandung spoiler berat!

Tapi, tetap bisa dibaca kok meskipun tanpa membaca Sayap-Sayap Kecil. Tapi, kalau bisa baca... baca, yaaa. Penerbit Haru juga menyediakan 2 bab gratis di akun wattpad-nya. Yang sudah baca, kesan-kesannya dong di kolom komentar di bawah.

 Yang sudah baca, kesan-kesannya dong di kolom komentar di bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

====


"Kamu bermain-main dengan api!" Surya menaikkan nada suaranya.

Bayu tahu Surya sedang frustrasi menghadapi dirinya. Bayu tidak bisa menyalahkannya. Pemuda ini adalah pencabut nyawa, ajal itu sendiri. Dia adalah makhluk yang bertugas untuk menjemput dan memisahkan nyawa seseorang dari raganya ketika sudah saatnya seseorang itu mati.

Ibu Bayu sudah meninggal selama lima tahun, dan jiwa ibunya masih ada di dalam rumah. Tentu saja Surya gusar, karena Bayu tidak akan menyerahkan ibunya begitu saja.

Wanita itu sendirian membesarkan Bayu, menyekolahkannya, menyediakan apa pun yang Bayu butuhkan sejak ayah Bayu meninggalkan mereka berdua di rumah ini. Sakit pun beliau tahan, capek pun beliau tidak peduli dan Bayu masih belum bisa membayar semua itu saat wanita itu meninggal lima tahun yang lalu.

"Ibu ingin berjalan-jalan ke luar negeri. Singapura, dan belanja di Orchard Road," katanya waktu Bayu bertanya apa yang ibunya inginkan jika punya semua uang di dunia.

"Juga anting-anting," katanya dengan mata menerawang. "Dari berlian. Berlian asli." Kemudian wanita itu akan terkikik senang. Hanya dengan berimajinasi sudah bisa membuat wanita itu senang bukan kepalang.

"Oh, ibu juga pengin ajak menantu belanja baju buat cucu."

Dan saat itulah Bayu terpingkal-pingkal, mengatakan betapa absurdnya permintaan itu. Bahkan Bayu tidak bisa membayangkan dirinya menikah.

"Sampai kapan, Bayu?" tanya Surya lagi, menghancurkan lamunan pemuda itu.

Bayu menggigit bibirnya. Dia ingin menjawab sampai dia bisa memenuhi semua permintaan ibunya, meskipun dalam wujud hantu. Namun, pemuda itu tidak menjawab, karena dia tahu ini salah. Sangat salah. 

"Kamu tahu apa yang terjadi jika jiwa itu terlalu lama bergentayangan di dunia ini, kan?" kata Surya memperingatkan. "Ini bukan tempat mereka."

Tentu saja Bayu tahu. Sangat tahu apa yang akan terjadi.

Lambat laun jiwa-jiwa tersesat itu akan kehilangan kesadaran mereka, mereka tidak tahu lagi siapa dirinya dan dari mana mereka berasal. Lalu mereka akan kehilangan akal pikiran mereka dan mulai mengumpulkan amarah. Akhirnya mereka akan berubah wujud perlahan-lahan menjadi monster mengerikan; naga, ular, atau raksasa hitam bergigi tajam atau apa pun sesuai dengan tingkat kewarasan jiwa itu.

When the Glass Shattered (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang