Denting piano mengalun indah di ruang keluarga yang sangat mewah dan elegan. Namun walau begitu denting piano itu terdengar menyayat hati dipekatnya malam dan itulah yang dirasakan wanita cantik yang kini terdiam memandangi lelaki tampan yang begitu mengagumkan. Kevin, lelaki dengan sejuta pesona namun penuh dengan misteri.
"Kemarilah" lelaki itu mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh wanita yang sejak tadi memperhatikannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya wanita itu lembut.
Kevin hanya tersenyum lalu memeluk erat wanita yang ia anggap tempat keduanya, yaitu Mila.
"Tidak ada aku hanya sangat merindukanmu" Kevin menjawab dengan lirih tapi Mila tahu bukan dirinya yang lelaki itu rindukan, karena Kevin tidak benar-benar menganggapnya ada di sampingnya.
"Benarkah?" Gumamnya pelan, bahkan sangat pelan hingga Kevin mungkin tidak mendengarnya.
"Aku menginginkanmu, boleh?" Pinta Kevin.
Benar saja lelaki itu tidak mendengarnya atau mungkin hanya pura-pura tidak mendengarnya.
Mila mengelus kepala Kevin yang kini bersandar dengan nyaman di dadanya karena posisi Kevin sedang duduk dan Mila sendiri berdiri.
Dikecupnya puncak kepala Kevin dengan sayang, hingga akhirnya Mila pun berbisik... "Tentu boleh"
Tak menunggu waktu lama Kevin mulai mencumbu Mila, lelaki itu berdiri dan mengecup daun telinga Mila.
"Kau sangat cantik" Bisiknya kemudian meniup telinga Mila.
"Vin"
"Heum..."
Mila menggeliat begitu Kevin menurunkan ciumannya, lelaki itu menjilat leher Mila dan menggigitnya pelan kemudian menghisap leher Mila seperti vampire yang haus akan darah hingga membuat Mila kesulitan untuk bernafas dan wajah Mila pun mulai memerah karena gairah liarnya mulai muncul.
Kevin tersenyum. Lelaki itu mencium dagu Mila lalu berlabuh dibibir Mila dan melumatnya dengan lembut.
Mila mengalungkan tangannya dileher Kevin.
Seiring dengan ciuman Kevin yang semakin panas, masih dengan memeluk dan mencium Mila, Kevin mengangkat tubuh Mila, menggendongnya lalu membawanya menuju kamar dan membaringkan Mila diatas tempat tidur king sizenya.
Bibir Kevin terus melumat bibir Mila dan tangannya mengelus pinggang Mila hingga akhirnya tangan Kevin dengan cepat melepas gaun tidur yang melekat ditubuh Mila.
"Kau semakin indah sayang" Puji Kevin, dan itu sukses membuat wajah Mila merona.
Tidak bisa disangkal kalau sebelumnya Kevin sangat sering mencumbunya, tapi tetap saja mereka masih tahu batasannya, tapi malam ini bahkan Mila tidak yakin ia dan Kevin masih menjaga batasan itu terlebih setelah Kevin mengatakan menginginkannya.
Detik berikutnya Kevin mendaratkan ciumannya dileher Mila, melumatnya, menggigit lembut dan menghisapnya membuat tanda kepemilikannya disana.
Mila mengerang merasakan panas yang terasa nikmat dari sentuhan bibir Kevin.
Ciuman Kevin turun dan Mila menggelinjang geli begitu Kevin menghisap kulit perutnya dan akhirnya kain penutup terakhir ditubuh Mila pun terlepas.
"Mungkin sekaranglah waktunya, harta berhargaku yang selama ini aku jaga akan kuberikan pada Kevin, lelaki yang sangat aku cintai" Bisik Mila dalam hati.
Wanita cantik itu menatap dalam Kevin dan Kevin pun menatap teduh Mila bersamaan dengan tangannya yang mulai jahil.
Mila merasakan gelenyar yang terasa asing tapi menyenangkan, bahkan wajah Mila semakin memerah karena ledakan gairah yang menyapanya tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LOVE
RomanceMengharapkan dia yang tidak mengharapkanku itu seperti menggenggam angin. Hanya membuang waktu! Tapi aku justru bertahan menjadi cinta keduanya, walaupun aku ragu, apa benar ada cinta didalamnya walau hanya 'Cinta Kedua' Entahlah!! Namun kuharap pa...