Malam semakin larut namun tangis keduanya belum juga reda, Kevin merasa hatinya hancur tapi Mila bahkan jauh lebih hancur, wanita cantik itu tersiksa secara batin dan juga fisik.
"Haruskah aku menyerah?"
Pertanyaan itu selalu terngiang ditelinga Mila, namun kepalanya menggeleng kuat, ia tidak mau kebahagiaan yang baru saja ia kecap terkoyak begitu saja, terlebih ia sama sekali tidak bersalah.
"Aku merasa semakin hancur, Vin. Bahkan hatiku sudah terlalu sakit!!!"
Terdengar lirih dan menyayat hati, Mila meringkuk dengan tidak berdaya di atas tempat tidur hingga ia merasakan seseorang kini duduk di tepi tempat tidurnya.
"Mila"
Tangis Mila semakin terdengar miris begitu ia tahu siapa yang memanggilnya dan elusan dikepalanya membuat Mila menghambur memeluk orang yang kini ada di depannya.
"Mita... Hikssss" Pelukan Mila begitu erat pada Mita, ya... Mita-lah yang kini dipeluk oleh Mila.
Wanita cantik itu langsung ke rumah Kevin begitu Tama menelpon Davin dan mengabarkan kalau bossnya pulang dalam keadaan marah sambil menyeret Mila memasuki rumah. Mereka bahkan tidak mendengar insiden yang terjadi di toilet hotel karena sepertinya Kevin sudah membereskan semuanya hingga apa yang terjadi di toilet tidak didengar siapapun.
"Aku disini Mila" Mita juga ikut menangis, dan ia tidak bisa membayangkan bagaimana hancur dan sakitnya perasaan Mila saat ini.
"Kevin... Dia... Hiksss, dia sangat terluka Mit..." Ucap Mila disela isak tangisnya.
Tangan Mita mengepal dibalik punggung Mila dan Mita juga menghela nafas berat.
"Cukup Mila!! Kaulah yang terluka. Apa kau tidak lelah dengan sikap Kevin? Apa kau tidak lelah dipermainkan oleh lelaki itu? Apa kau bodoh? Kau sudah sangat disakiti oleh Kevin, aku memang tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihatmu seperti ini sudah pasti Kevin berbuat kasar padamu. Ya Tuhan untuk apa kau masih peduli pada lelaki brengsek itu!!" Bentak Mita diakhir ucapannya.
Mila menggigit bibir bawahnya dan perlahan melepas pelukannya pada Mita.
"Kau bahkan tidak tahu, Mit!"
"Ya, aku memang tidak tahu, tapi apapun itu, Kevin tetap salah, tidak seharusnya dia kasar padamu!"
"Itu tidak seperti apa yang kau pikirkan Mita!!" Kilah Mila. Wanita cantik itu mencoba menutupi kekasaran Kevin padanya.
Mita menatap nanar Mila yang terlihat begitu menyedihkan dan wanita itu tersenyum miris.
"Aku akan memberi pelajaran pada Kevin" Mita lalu beranjak keluar dari kamar Mila kemudian berjalan tidak sabaran menuju ruang kerja Kevin dimana Davin suaminya kini sedang duduk di sebelah Kevin dan keduanya hanya terdiam.
"BRENGSEK!!!"
PLAAAKKK
Dengan emosi yang memuncak Mita langsung menampar Kevin, dan Kevin yang menerima tamparan dari Mita sontak saja terlonjak kaget, bahkan menatap tajam Mita.
"Kau gila!!" Desis Kevin. Lelaki tampan itu tidak terima dengan apa yang baru saja dilakukan Mita dan sumpah demi ketampanannya, kalau Mita bukan wanita, sudah pasti ia tidak akan segan-segan melayangkan tamparan balasan.
"Ya... Aku memang gila dan saking gilanya aku sangat ingin membunuhmu!!" Teriak Mita marah.
"Sayang tenanglah"
"Diam!!" Tunjuk Mita pada Davin, dan seketika Davin pun mengatupkan mulutnya rapat-rapat lalu menghela nafas. "Kau juga sama saja, kalian berdua sama, tidak bisakah kalian menilai semuanya dengan pikiran jernih tanpa emosi? Tidak bisakah melihat ketulusan kami para wanita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LOVE
RomanceMengharapkan dia yang tidak mengharapkanku itu seperti menggenggam angin. Hanya membuang waktu! Tapi aku justru bertahan menjadi cinta keduanya, walaupun aku ragu, apa benar ada cinta didalamnya walau hanya 'Cinta Kedua' Entahlah!! Namun kuharap pa...