SL [28]

14.5K 1.3K 47
                                    

Menghela nafas, Kevin menghentikan langkahnya begitu sampai di depan kamar rawat Davin dan Mita, hingga akhirnya lelaki tampan itu memejamkan matanya sejenak kemudian perlahan melangkahkan kakinya memasuki kamar rawat Davin dan Mita.

Kevin memaksakan senyumnya, dan memutuskan untuk menekan ego dan menekan dalam-dalam amarahnya yang sebenarnya hal itu sangat sulit untuk Kevin, tapi sekarang kondisi Mila masih sangat lemah dan ia hanya akan menjadi lelaki brengsek yang tidak punya hati kalau ia mencecar Mila dengan banyak pertanyaan terlebih saat ini Kevin sendiri masih di selimuti keraguan.

"Vin, kau dari mana?" Mila tersenyum manis pada Kevin dan mengulurkan tangannya pada Kevin yang langsung disambut oleh Kevin.

"Aku tadi ada keperluan sebentar" Jawab Kevin.

Mila mengangguk mengerti, lalu tatapan Kevin beralih pada Davin dan Mita.

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Kevin pada Davin dan Mita.

Senyum terpaksa masih terukir dibibir sensual Kevin, tapi bukan Davin namanya kalau ia tidak tahu sepupunya itu sedang menyimpan masalah pelik yang siap meledak.

"Seperti yang kau lihat, kaki kananku patah dan ini semua karenamu, aku sudah peringatkan untuk menghentikan mobilnya dan jangan gila" Sahut Davin Kesal.

Mila dan Mita tersenyum geli sedangkan Kevin menggelengkan kepalanya.

"Berlebihan sekali, kau ini lelaki! Kenapa ekspresi wajahmu menggelikan seperti itu? Lagipula kita juga masih hidup"

"Astaga lihatlah, dia memang benar-benar!" Gerutu Davin gemas lalu memalingkan wajahnya dari Kevin.

"Ish! Sudahlah kalian sangat berisik! Dan kau, Vin. Lebih baik bawa Mila kembali ke kamarnya, karena aku lihat dia sudah mulai kelelahan duduk di kursi roda" Ucap Mita.

Kevin melirik Mila lalu mengangguk kemudian mendorong kursi roda Mila dan membawa Mila masuk ke dalam kamar rawatnya.

"Apa kau lelah?" Diusapnya puncak kepala Mila dengan sayang lalu dengan hati-hati Kevin mengangkat tubuh Mila dan membaringkannya di atas ranjang.

"Kaulah yang lelah, Vin. Ada apa denganmu? Sejak tadi aku perhatikan ada yang berubah darimu" Mila menatap dalam Kevin dan Kevin, lelaki tampan itu ikut naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Mila kemudian membawa Mila ke dalam pelukannya.

"Apanya yang berubah, heum?"

"Vin, aku tahu ada yang mengganggu pikiranmu, apa kau pikir aku tidak tahu?" Tatapan Mila menajam, membuat Kevin menghembuskan nafasnya kasar.

"Aku tidak apa-apa sayang" Ucap Kevin. Dikecupnya sekilas bibir Mila dan Mila pun tersenyum tipis, ia sangat mengenal Kevin dan Mila tidak bisa percaya begitu saja dengan kata 'Tidak apa-apa' yang Kevin ucapkan.

"Aku sangat mencintaimu, Vin. Sangat" Ucap Mila lalu melumat lembut bibir Kevin.

"Aku juga sayang" Sahut Kevin sambil mengeratkan pelukannya pada Mila. Dan tanpa sadar tangannya mengelus perut Mila.

Aku harap yang ada di dalam sini adalah anakku.

******

Satu minggu sudah mereka berempat dirawat di rumah sakit dan kini Kevin dan Mila sudah diperbolehkan pulang, Mila bahkan terlihat jauh lebih baik, walaupun ia tetap masih harus duduk dikursi roda, karena sebelumnya Dokter mengatakan pada Kevin, sepertinya Mila pernah mengalami perdarahan ringan, tapi itu tidak disadari Mila, dan saat Dokter mengatakan itu seketika Kevin pun mengingat ia pernah menggagahi Mila dengan sangat kasar setelah ia memergoki Mila di toilet dengan Joe, dan mungkin Mila mengira itu karena organ intimnya lecet setelah kekasarannya.

SECOND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang