SL [19]

23.6K 1.5K 33
                                    

Sinar mentari menyusup dari celah jendela kamar, menusuk retina mata indah Mila. Tubuhnya menggeliat mendapat sapaan hangat dari sang surya, mata indahnya terbuka dan detik itu juga ia tersenyum melihat wajah tampan Kevin dengan mata terpejam dan tangannya melingkar di pinggangnya, memeluknya dengan erat.

"Apa kau sedang mengagumiku?" Kevin membuka matanya dan ia tersenyum melihat Mila yang kini salah tingkah karena kepergok memandanginya tanpa berkedip lengkap dengan senyum manisnya.

"Tidak, kau percaya diri sekali, sekarang minggirlah aku susah turun dari tempat tidur" Mila mendorong pelan tubuh Kevin, tapi bukannya melepaskan pelukannya, Kevin justru semakin mengeratkan pelukannya dan mengecup sekilas bibir Mila.

"Biarkan seperti ini sayang, aku sangat merindukan saat-saat seperti ini. Apa kau tahu? Aku bahkan tidak pernah tidur nyenyak saat kau pergi dariku dan itu benar-benar menyiksaku karena aku selalu saja mimpi buruk" Kevin menghela nafas, rasa sesak saat Mila meninggalkannya tiba-tiba kembali menyapanya.

Mila terdiam memperhatikan wajah Kevin yang kini terlihat murung, wajah tampan lelakinya berkabut mendung padahal diluar sang surya bersinar dengan sangat cerah.

"Aku disini, dipelukanmu kenapa kau malah memasang wajah sedihmu? Oh ayolah apa kau mulai menyesal mengajakku pulang?" Mila pura-pura tersinggung dengan ekspresi wajah sedih Kevin, dan itu berhasil menarik perhatian Kevin.

"Apa kau bercanda? Kalau aku menyesal itu berarti aku sangat bodoh!" Ucap Kevin galak.

Mila tersenyum dan membelai wajah Kevin.

"Makanya jangan memasang ekspresi wajah seperti itu. Aku benar-benar tidak suka"

"Hm... Baiklah sayangku, maafkan aku, aku hanya kembali mengingat saat kau tidak ada di sisiku dan rasanya itu sangat menyakitkan"

"Apa kau pikir aku juga tidak merasakannya" Batin Mila.

"Aku selalu saja ketakutan, maka dari itu aku mohon jangan pernah pergi dariku lagi" Mata Kevin berkaca-kaca, dan detik berikutnya bulir bening itu tampak jelas luruh mengaliri pipinya.

"Hei kenapa kau malah menangis?" Mila menghapus air mata Kevin, dan saat itu juga ia merasakan sesak menghantam dadanya, ya ampun lelakinya ini menangis dan itu karenanya, apa Kevin begitu kesakitan saat ia pergi?

"Aku kira aku tidak akan mendapatkan sebuah kesempatan lagi dan itu membuatku takut" Kevin memeluk erat Mila, bahkan lelaki tampan itu menunjukkan sisi menyedihkannya dan itu ia lakukan hanya di depan Mila, wanita yang sangat di cintainya.

"Aku mencintaimu, Vin. Jadi bagaimana mungkin aku mengabaikanmu" Bisik Mila. Tangannya mengelus punggung Kevin, membuat Kevin menatap dalam Mila.

"Aku tahu sayang, dan percayalah aku juga sangat mencintaimu, walaupun aku terlalu lama menyadarinya dan membuatmu menunggu dengan rasa sakit yang menyiksa sekaligus membuatmu merasa sekarat hingga kau memutuskan untuk mengakhiri hidupmu, tapi sekarang aku sungguh-sungguh akan perasaanku dan kau juga tahu aku tidak pernah main-main memutuskan sesuatu. Dan aku tahu hanya kaulah yang bisa membuatku bahagia dan merasa hidup" Kevin mengecup dalam dahi Mila dengan mata terpejam dan Mila tersenyum begitu Kevin kembali membuka matanya.

Tentang lukanya, Mila berharap luka itu akan tertutup dan tidak kembali terkoyak karena ia melihat cinta sekaligus kesungguhan dimata Kevin.

******

Siangnya Kevin dan Mila bersiap-siap untuk kembali pulang ke rumah Kevin. Keduanya terlihat bahagia dan itu membuat Intan sang pemilik kontrakan tersenyum ramah pada Kevin dan Mila.

"Ibu senang akhirnya kau mau ikut pulang dengan suamimu" Ucap Intan sambil menghampiri Mila dan Kevin.

Mendengar kata 'suami' seketika Mila pun menoleh pada Kevin dan menatap tajam Kevin, sedangkan yang ditatap tajam malah tersenyum dengan wajah tanpa dosanya. Astaga benar-benar menyebalkan!

SECOND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang