Kevin membuktikan ucapannya dan lelaki tampan itu tidak pernah menyerah. Walaupun yang dilakukan Kevin benar-benar membuat Mila jengkel bahkan berteriak marah padanya karena Kevin selalu saja menghalangi Mila mendapat pekerjaan. Tapi itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Kevin dan Kevin tetap mengikuti Mila kemanapun Mila pergi.
"Berhenti mengikutiku dan kembalilah ke Jakarta" Mila menatap tajam Kevin yang kini masih setia mengikutinya.
"Tidak akan sayang, aku akan tetap mengikutimu sampai kau mau ikut pulang bersamaku"
"Untuk apa?"
"Tentu saja untuk menjadi istriku"
"Astaga kau pasti sudah tidak waras!" Mila berkacak pinggang dan Kevin mendesis kesal.
"Itu memang benar"
"Aku bisa melihatnya"
"Jadi?"
"Apa?" Mila memutar bola matanya malas, sedangkan Kevin mengacak kasar rambutnya.
"Kenapa kau sangat sulit menerimaku?"
"Karena ini bukan dongeng"
"Aku tahu maka dari itu ikutlah pulang bersamaku dan jadilah istriku"
"Kau semakin aneh, Vin"
"Astaga kau yang aneh sayang"
"Apa?" Mila mendelik kesal pada Kevin.
"Jangan menatapku seperti itu!" Protes Kevin tanpa dosa. "Lebih baik sekarang kau menerima kenyataan kalau aku mencintaimu"
"KEVIN!!" Bentak Mila. Astaga kenapa Kevin semakin menyebalkan sih?
"Kenapa sayang? Apa kau menyerah menghadapiku dan mau ikut pulang denganku?" Kevin mengedipkan sebelah matanya.
Sementara Mila, wanita cantik itu mendengus kesal lalu pergi begitu saja meninggalkan Kevin.
"Dia benar-benar!" Kevin menghela nafas dan ia memutuskan untuk kembali ke rumah kontrakannya karena ia yakin Mila juga akan kembali ke rumah kontrakannya.
******
Mila yang kini berhasil menjauh dari Kevin merasa semakin bingung dengan sikap Kevin. Dan ia semakin tidak habis pikir kenapa Kevin mau menyusahkan dirinya sendiri hanya untuk membawanya kembali.
"Astaga aku rasa bukan cuma dia yang gila, sepertinya aku juga sama gilanya dengannya" Mila mengusap frustasi wajahnya, jujur saja ia ingin kembali pada Kevin, tapi ia juga takut. Entahlah, Mila sendiri bingung harus bagaimana.
Tidak tahu mau kemana, Mila pun melangkahkan kakinya menuju sebuah taman dan ia duduk dibangku taman dengan tatapan kosong.
"Kak"
Hingga akhirnya suara anak kecil yang menyapa indra pendengarannya seketika membuat Mila menoleh dan tersenyum.
"Hai adik kecil kau disini?" Sapa Mila ramah, dan anak kecil itupun menghampiri Mila.
"Aku senang bisa bertemu kakak lagi" Ucapnya.
Senyum mila semakin merekah tapi detik berikutnya Mila melihat anak kecil itu berjalan dengan tertatih dan meringis kesakitan.
"Ada apa dengan kakimu dan kenapa kau tidak memakai alas kaki?" Tanya Mila panik sambil mendekat ke anak kecil itu dan anak kecil itupun tersenyum.
"Tidak apa-apa kak, aku sudah terbiasa" Jawabnya.
Mila menghela nafas lalu melepaskan sandalnya dan memakaikannya pada anak kecil itu.
"Kakak tahu ini kebesaran dikakimu, tapi paling tidak kakimu tidak lagi kesakitan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LOVE
RomanceMengharapkan dia yang tidak mengharapkanku itu seperti menggenggam angin. Hanya membuang waktu! Tapi aku justru bertahan menjadi cinta keduanya, walaupun aku ragu, apa benar ada cinta didalamnya walau hanya 'Cinta Kedua' Entahlah!! Namun kuharap pa...