Leon berjalan mendekatiku, aku ingin melangkah menjauh tapi kakiku tidak mau bergerak.
"Ja..wab!, kamu se..sedang apa disini?" Tanyaku lagi.
"Menunggumu,.... sudah aku bilang kan seharusnya kamu pulang sendiri" Jawab Leon.
"Itu bukan urusanmu, bukannya aku bilang jangan ganggu aku lagi?"
"Dimana saja dia menyentuhmu?" Leon malah balik tanya, dia bahkan memengang tanganku. Tangannya terasa dingin.
"Lepaskan aku!" Kataku berusaha melepaskan tangannya dariku.
"Gak!! Gak akan!....." Bentaknya. Membuatku terdiam.
"Gak akan aku biarkan lagi kamu sama yang lain" Entah kenapa wajahnya kelihatan sedih. Degdegdeg...
Leon memelukku dengan lembut dan berbisik ditelingaku. "Tolong jangan buat aku begini"
Aku bisa merasakan detak jantungnya berdetak cepat. Bajunya begitu dingin, sudah berapa lama kamu menungguku? Deg..deg..deg..
Lalu dia menatap tepat dimataku, tangannya yang dingin mengelus pipiku, rambutku, dan menciumnya. Degdeg... lalu tangan kanannya yang masih memegang tanganku dia cium, dan mengambil tanganku yang satunya. Sekarang Leon mencium kedua tanganku.
"Le..on... he..ntikan" Kataku, bibir serta tubuhku menjadi gemetaran. Tapi Leon tidak berhenti, bahkan dia menjilati dan melahap jari-jariku satu persatu... sangat sexy...
Jika begini terus aku gak bisa lepas, ini terlalu berlebihan.
Segera aku menghempaskan tanganku darinya. Dan tanpa pikir panjang aku berlari, tapi Leon berhasil mengejarku. Dia menarik jaketku,
Begitu takutnya aku, aku langsung melepas jaketku, dan berlari lagi. Sesekali aku menoleh kebelakang. Leon tidak mengejarku, tapi menatapku sambil mencium jaketku.
*****
Aku segera menutup pintu rumahku, menguncinya, lalu aku mengintip dijendela, mencari apakah dia mengikutiku?
"Sayang kamu sudah pulang?"
"Aaahh!!" teriakku kaget, mendegar ibuku berbicara.
"Kamu kenapa? Wajahmu pucat, kamu juga gemetaran? kamu kedinginan ya? mana jaketmu sayang?" Tanya ibuku cemas.
"Jaketku sama dia,.... hmm tadi, ketumpahan minuman, jadi dia yang akan cuci jaketnya,... hmm mungkin besok dikembalikkan"
"Yaah, aku pikir kamu bakalan gak pulang" Kata Kak Magie yang dari tadi bersandar di pintu.
"Magiee!" Tegur ibuku pada Kak Magie.
"Yaudah, Deby sayang istirahat gih, besok kita bicara ya" Kata ibuku khawatir. Aku pun mengangguk, dan berjalan menuju kamarku.
"Dan untuk kamu Magie... jangan samakan adikmu dengan kamu, seharusnya kamu senang Deby pulang.." Nasehat ibu pada Kak Magie, aku gak tau selanjutnya ibu bicara apa, karena tubuhku ingin istirahat.
*****
Kamarku, ku kunci, lampu ku matikan. badanku masih gemetaran, detak jantungku tidak beraturan, entah ini takut atau perasaan cinta. Aku gak bisa lagi membedakannya.
Sesekali aku mengintip dicelah kordenku, memastikan apakah Leon mengikutiku sampai rumah. Tapi nihil, tidak ada tanda-tanda, bahkan batang hidungnya tidak kelihatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Adelina
RomanceDia selalu memakai kacamata dan 2 ikat rambut di Sekolah, membuatnya terlihat cupu. Deby tidak mau menjadi pusat perhatian seperti keluarganya. Dia berusaha menutupi kecantikannya. Tapi siapa sangka ada pria tampan yang penasaran padanya. Dia pun...