Tidak ada respon dari Leon. Aku tidak berani menatap wajahnya. Aku berusaha menguatkan hatiku, menunggu apa yang akan dia katakan padaku.
"Sebenarnya kamu tu suka sama aku atau engga?" Tanya Leon yang akhirnya berbicara padaku. Wajahnya tidak marah, tidak juga bingung, wajahnya tampak datar, membuatku merasa bersalah.
"Tentu saja aku su-"
"Lalu kenapa kamu begini?"
"Itu karena ak-"...
"Kenapa kamu ingin menjauh dariku?"
"Aku... tidak ingin menjauh darimu.."
"Terus kenapa kamu selalu lama membalas pesanku, bahkan kamu jarang mengabariku?"
"It.. itu-"
Itu karena aku banyak pikiran yang tidak bisa aku ceritakan.... Batinku
"Sebenarnya kamu itu menganggapku apa?"
"tentu saja orang yang aku sukai...."
".... Apa beneran kita ini pacaran?"
"Iya! Tentu saja!... Ken-"
"Kenapa aku merasa kamu tidak menyukaiku, seperti aku menyukaimu....."
"Tidak!!... Aku juga menyukaimu!"
"Apa kamu selingkuh?"
Apa? Selingkuh? Kamu menuduhku selingkuh? Padahal dia sendiri jalan bersama gadis lain dibelakangku, bagaimana bisa dia menuduhku selingkuh.
"Tidak!!" Kataku dengan cepat, agar perkatanku tidak terus menerus terpotong olehnya.
"Lalu kenapa kamu berdandan cantik hari ini? Padahal kamu pernah bilang tidak ingin menjadi cantik,...Aku pikir kamu berdandan begini karena ini kencan pertama kita.... tapi aku berpikir lagi.... Apa karena, kamu akan pindah sekolah, sehingga kamu bisa berpacaran dengan orang lain di sana? Lalu membuangku di sini.." Wajahnya tampak sedih... Membuatku tambah sakit hati dan juga sedih...
Bagaimana bisa dia berpikir seperti itu?
Apa salah?... Kalau aku ingin cantik didepan orang yang kusuka. Aku juga tidak ingin pisah darimu. Aku melakukannya karena terpaksa. Bagaimana aku bisa bilang alasannya karena keluargaku khawatir kalau aku bisa celaka seperti kakakku.
Tak tahan dengan semua pertanyaan yang seperti menyudutkan aku, yang bahkan jika ku jawab dia juga sepertinya tidak percaya padaku... aku pun, berlari, menjauh darinya. Tapi dengan cepat Leon menarik lenganku. Ssssssss auuu sakit sekali...
"Kenapa kamu lari? Aku butuh jawaban Lina!" Katanya sedikit meninggikan suaranya. Baru kali ini dia berbicara dengan intonasi sedikit kasar padaku.
"Sa..sakit... Leon.. lepasin.." Kataku berusaha melepaskan tangannya dariku. Tapi Leon malah memperkuat pengangannya. Membuatku tambah kesakitkan.
"DEBY!!" Teriak seseorang di belakangku.
Aku pun menoleh, Kakakku datang menyusulku kesini. Leon pun perlahan mengendorkan pengangannya. Lalu aku berlari menuju kakakku. Memeluknya, untuk menyembunyikan air mataku, entah karena sedih atau karena sakit dilenganku.
Kak Megie membalas memelukku dan mengelus kepalaku. Tubuh Kak Megie menegang, menandakan dia sedang marah.
"Kak, ayo kita pulang..." Kataku menatap wajah kakakku. Mata Kak Megie tertuju lurus ke arah Leon.
"Apa kamu yang mengusulkan dia pindah sekolah?" Tanya Leon pada kakakku.
"Kalau iya?"
Aku dengan cepat memegang lengan kakakku, menahannya untuk tidak terlalu dekat dengan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Adelina
RomanceDia selalu memakai kacamata dan 2 ikat rambut di Sekolah, membuatnya terlihat cupu. Deby tidak mau menjadi pusat perhatian seperti keluarganya. Dia berusaha menutupi kecantikannya. Tapi siapa sangka ada pria tampan yang penasaran padanya. Dia pun...