Part 17 'Make Memories'

1.3K 46 0
                                    

Sekarang aku sedang berjalan ke depan gang rumahku untuk menemui Leon. Hari ini, hari libur, waktu yang sangat pas untuk kami berkencan.

Aku sudah didandani ibu,... dan juga Kak Megie yang memilihkan baju untukku. Make up ku natural sedikit girly. Maksudnya, dandananku tidak terlalu berat, banyak memakai warna pink, seperti eyeshadow, blush, lipstik, bahkan aku memakai anting-anting berbentuk stroberi dan kalung choker berwarna pink juga. Bajunya sendiri sangat santai, aku memakai dress polos berwarna abu-abu selutut, jaket jeans berwarna biru langit, sepatu kets berwarna pink les putih, yang senada dengan tas ransel berwarna pink yang sekarang sedang ku pakai.

Dari jauh aku bisa melihat Leon sedang bersandar dimobil berwarna merah. Dia melihat layar hp nya dengan santai. Penampilannya sangak keren dan maskulin. Dia juga memakai jaket jeans. Membuat kami seperti memakai jaket couple.

Leon pun melihatku jalan menghampirinya. Dia tampak terkejut, lalu menutup mulutnya dengan tangannya. 

"Kenapa?" Tanyaku heran, saat sudah berada di depannya. Dia pun langsung memelukku dengan erat. 

"Manisnya!.." Katanya kegirangan. 

"Warnanya cocok sekali denganmu" Katanya lagi, sambil menyentuh rambutku.

"Benarkah? Ini......ini warna rambut asliku" Kataku menahan malu, syukurlah aku memakai blush on, jadi wajah merahku tidak terlalu tampak.

"Tentu" Senyuman yang entah kenapa semakin manis diwajahnya, membuatku makin degdegan. Dia pun mencium pipiku lalu memelukku lagi. Aku juga membalas pelukannya, betapa rindunya aku pada aroma tubuhnya. 

Setelah itu dia menuntunku menuju kursi depan, membukakan pintu mobil untukku.

Sebelum dia menutup pintu mobil, dia dengan segera menciumku. Kelembutan dan kehangatan bibirnya menjalar ke seluruh wajahku. Bibirnya yang lembut membuatku ketagihan. Begitu aku ingin membalas ciumannya, dia segera mengakhiri ciuman ini, lalu tersenyum manis padaku dan menutup pintunya. Dia menaiki mobil, menyalakannya dan kami memulai kencan kami.

Betapa malunya,

Pasti wajahku kelihatan konyol karena aku sedikit memajukan bibirku saat dia sudah berhenti menciumku. 

"Apa ada tempat yang ingin kamu datangi?" Tanyanya, melirikku lalu melihat jalanan lagi. 

Segera mungkin aku memalingkan wajahku, melihat keluar jendela, di jendela mobil yang buram aku samar-samar melihat wajahku tampak memerah. 

"Aku ingin ke tempat wahana bermain,..... maaf kalau tempat yang ku inginkan sedikit kekanak-kanakkan" Kataku menahan malu. Senyuman diwajah Leon tidak hilang-hilang. Membuatku tambah canggung didekatnya.

"Aku juga ingin membawamu kesana, lagi pula sudah lama juga aku tidak kesana"

Lalu dia mengambil tanganku dan menggenggamnya. Kini dia memegang kemudi dengan satu tangannya. Mengendarai mobil dengan santainya, terlihat sangat menawan,  keren dan sexy. degdegdegdegdegdeg....

Lalu sampailah kami di tempat wahana bermain terbesar di kota ini. Leon pun tidak melepas tanganku, tersenyum dengan sangat manis, orang-orang sekitar melihat kami dengan pandangan yang ............ entahlah, senang? Orang-orang melihat kami dengan gemes dan juga senang.. apa karena Leon tersenyum sehingga senyumnya menular?

Kami pun membeli tiket masuk,

"Kamu ingin naik wahana apa?" Tanyanya.

Aku pun melihat peta yang diberikan saat beli tiket masuk tadi. Terdapat banyak sekali wahana yang besar dan menyeramkan. Untuk sementara aku ingin coba wahana yang santai dulu.

Debora AdelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang