Kejadian 9 tahun yang lalu saat umurku 7 tahun. Ingatanku masih segar, karena itu tahun dimana sebentar lagi akan diadakan ujian kenaikkan kelas 2 sekolah dasar. Dan Kak Megie baru saja lulus Sekolah Menengah Atas..
Kejadian itu berawal dari Kak Megie saat dia pergi bersama temannya untuk merayakan pengumuman kelulusan mereka. Kak Megie tertabrak mobil saat menyeberang, menyusul temannya yang ada diseberang Mall besar di tengah kota. Tabrakan itu, mengakibatkan pendarahan hebat dibagian kepala, patah tulang ditangan kiri dan bahu kanannya, serta beberapa lebam seperti dipipi, perut dan pahanya.
Tentu mendengar itu ibu langsung pingsan.
Ibu menceritakan itu, membuatku seakan-akan kembali kemasa lalu. Masa itu, dimana aku masih mengingat jelas saat aku yang sedang kebingungan dengan pelajaranku, seperti biasa aku ke lantai 1 untuk menanyakan pada ibu soal yang ada dibuku ku.
Ibuku yang sedang menelfon tiba-tiba terbaring dilantai. Melihat itu, aku langsung berlari dan duduk disampingnya, menangis sambil memanggil ibu, berusaha membangunkan tubuh yang lemah itu. Tapi tidak ada respon dari ibu, dengan keadaaan panik akupun berlari keluar, meminta tolong seseorang untuk menolong ibuku. Dan beberapa warga datang ke salonku. Lalu ibu dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Kak Megie yang di rawat diruang UGD.
Selama dirumah sakit aku terus memegang tangan ibu, tapi ibu tidak bangun-bangun juga. Sampai warga yang mengantarku satu persatu pergi meninggalkan kami, Aku pun lelah menangis dan tertidur dikursi sambil memegang tangan ibu.
Entah berapa lama, ibu terbangun dengan keadaan panik, membuatku ikut terbangun juga. Lalu ibu berlari keluar kamar.
Aku pun juga berlari mengejar ibu, lalu ibu berbicara dengan tergesa-gesa pada sorang perawat jaga disana. Dan ibu berlari lagi, aku juga sekuat tenaga mengejar ibu, tapi aku tidak bisa menyusulnya.
Aku pun mulai menangis lagi karena aku kehilangan ibu. Orang-orang bertanya padaku dengan khawatir, tapi aku terus berjalan sambil mengusap air mataku yang tidak ada henti-hentinya. Sampai aku menoleh disebuah kamar terbuka, dan mendapati ibu terduduk dilantai, menatap lurus keatas. Aku langsung berlari dan memeluk ibuku, dan menangis disana.
Tubuh ibu waktu itu sangat kaku, seperti benda keras tapi jika tidak hati-hati benda itu akan pecah.
Aku pun menoleh, kearah mana ibu melihat. Seorang wanita berambut hitam mirip warna rambut ibu, terbaring disana, Kepalanya terlilit dengan kain putih yang tebal, tanganya juga lilit dan digantung, yang membuatku khawatir, adanya beberapa selang ditubuhnya. Kak Megie tertidur disana... membuatku cemas melihat keadaannya.
Aku pun bertanya pada ibu kenapa Kak Megie terbaring disana? Kenapa ada kain menutupi kepalanya? Kenapa ada selang ditangan dan dimulut Kak Megie? Tapi ibu mengacuhkanku, aku terus mengoyangkan tubuh ibu dan memanggilnya. Aku takut, ibu akan terbaring lagi.
Aku pun menangis dengan keras. Mendengar aku menangis, ibu pun akhirnya menatapku. Lalu Ibu mulai menangis bersamaku sambil memelukku.
Setelah kejadian itu. Bibi Edna datang dan mengurusku, serta salon dirumah. Selagi ibu tinggal dirumah sakit mengurus Kak Megie yang tidak sadarkan diri. Sehari, dua hari, seminggu, sebulan sampai harapan akhirnya datang,
Kak Megie sadar, setelah lebih dari 1 bulan lamanya.
Akupun mengunjungi Kak Megie, bersama Bibi Edna. Wajah Kak Megie tampak lemas disana. Tidak ada selang lagi dimulutnya, hanya ada ditangan, dan perban yang masih menggulung kepala dan tangannya.
Pada saat pembagian rapot mid semester kelas 3 aku pulang dengan gembira, ingin mengabari Bibi Edna bahwa nilaiku bagus. Dan begitu sampai rumah, aku melihat wajah ceria Bibi Edna dan juga Ibu. Ibu pulang kerumah setelah sekian lama, aku langsung memeluknya. Dan ternyata ada kakakku yang pulang kerumah, duduk di sofa dan tersenyum menyambutku. Ternyata tuhan masih sayang padaku, karena keluargaku telah kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/37232097-288-k471290.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Adelina
RomanceDia selalu memakai kacamata dan 2 ikat rambut di Sekolah, membuatnya terlihat cupu. Deby tidak mau menjadi pusat perhatian seperti keluarganya. Dia berusaha menutupi kecantikannya. Tapi siapa sangka ada pria tampan yang penasaran padanya. Dia pun...