Dalam rumahnya bagaikan istana mini, dinding putih berleskan ukiran-ukiran cantik dan elegan. Lantai marmer putih, menjadikan ruang tamunya tampak luas. Sofanya berwarna coklat muda membuatnya enak dipandang dan sepadan dengan lemari, laci, rak, bahkan mejanya. Lukisan-lukisan besar menghiasi dindingnya. Bahkan tampak ada foto besar terpampang pasangan serasi, tersenyum lembut. Leon mirip sekali dengan orang tuanya pikirku saat melihat foto pasangan tersebut.
"Sepatunya dipakai saja" Kata Leon memberikan instruksi. Aku hanya sibuk melihat betapa mewah dan indahnya ruang tamunya. Ini bahkan hanya ruang tamu, apalagi ruangan yang lain. Aaah... aku penasaran... pingin berkeliling~~
"Heloo? Kamu masih sadar gak?" Tanyanya bingung, sambil melambaikan tangannya didepan wajahku.
"Ah.. iya... rumahmu... bagus banget" Kataku malu.
"Ya, begitulah, kamu tunggu disini, aku akan segera kembali" Katanya cepat, dan aku hanya mengangguk. Segera Leon berlari kedalam, menaiki tangga yang besar dan agak melingkar, menuju lantai atas.
Aku segera melepaskan tasku, menarunya disofa. Betapa empuknya sofa ini, seperti duduk diranjang yang empuk. Tunggu dulu... ranjang? Aku jadi mengingat apa yang Leon katakan tadi. Katanya dirumah tidak ada orang? Berarti hanya aku dan dia saja? Dirumah sebesar ini? Kalau aku pulang, uangku cukup tidak ya? Uangku kan cuma cukup dari sekolah ke rumah. Malah rumahnya dia jauh lagi dari kota. Aaaaggggh!..
Tenangkan dirimu Deby ...
Aku berusaha menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Aku pun menyibukkan diri dengan melihat salah satu rak kaca. Mataku terhenti disana, dirak yang terdapat banyak bingkai foto. Dari yang sedang hingga besar. Segera aku mendekatinya. Melihat siapa yang ada dibingkai foto tersebut. Salah satunya terdapat empat orang disana. Pria terlihat muda berpakaian rapi, disampingnya ada wanita cantik merangkul lengan pria tersebut. Mata wanita itu seperti mata Leon, warna hijau yang indah. Lalu didepannya terdapat dua anak kecil. Aku menebak anak laki-laki yang berdiri tanpa senyum ini pasti Leon waktu masih anak-anak.
Imutnya~~~, pipinya cubiee..... dan disamping anak laki-laki tersebut terdapat gadis berambut pirang dengan wajah tersenyum manis, menatap kearah anak laki-laki tersebut. Dia tidak menatap ke kamera melainkan Leon. Apa ini adiknya? Tapi Leon tidak ada cerita kalau dia punya adik perempuan...hmmm
"Aahheemm!" Suara wanita berdehem, membuatku kaget dan menoleh kesuara itu berasal. Gadis yang difoto kini muncul didepanku, menjadi sosok wanita cantik dan dewasa. Rambutnya pirang dan matanya kecoklatan, tingginya hampir sama denganku, bahkan lebih tinggi dia dibandingkan denganku.
"Siapa ya?" Tanyanya angkuh.
"Ah.. nama saya De.. Debora Adelina" Jawabku sopan.
"Aku bukan tanya namamu tapi, apa hubunganmu dengan Leon!, masa iya aku harus memperjelas" Katanya dengan suara yang agak melengking, menatapku dengan jijik.
"Saya, hanya temannya.. lebih tepatnya adik kelasnya.. hehe" Kataku meredakan situasi canggung ini.
"Dengar ya! Jangan coba-coba berani mendekatinya, apalagi mencoba menjadi lebih dari teman, karena aku adalah tunangannya!"
"Heeeeh?! Tu.. tu..nangan?" Kagetku.
"Apa maksudmu dengan tunangan.. hah?!" Suara kesal Leon yang menuruni tangga. Membuat wanita itu kaget, dan dia kabur ke kiri ruangan, sebelum Leon berhasil mendekatinya.
Leon mengenakan baju lengan pendek warna merah maroon, celana pendek warna hijau army, rambutnya pun tampak berantakan, sepertinya dia habis keramas. Dengan pakaian rumahnya saja sudah sangat sexy, bahkan otot lengannya tampak terlihat ada urat-urat tipis, menjadikannya sangat masculine.
![](https://img.wattpad.com/cover/37232097-288-k471290.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Adelina
Любовные романыDia selalu memakai kacamata dan 2 ikat rambut di Sekolah, membuatnya terlihat cupu. Deby tidak mau menjadi pusat perhatian seperti keluarganya. Dia berusaha menutupi kecantikannya. Tapi siapa sangka ada pria tampan yang penasaran padanya. Dia pun...