Part 3 'Be A Mysterious Girl'

12.8K 334 4
                                    

"Deby? Kamu kenapa?" Tanya ibuku, saat melihat aku masuk rumah. Ibuku sedang memotong rambut pelanggannya.

"Aku hanya lapar bu" Kataku, lemas. Sebenarnya bukan lapar, tapi sedikit sedih.

"Kalau gitu, keatas gih, makan dulu.. ibu sudah masak" Kata ibuku masih sibuk dengan pelanggannya. Aku hanya mengangguk, dan naik keatas.

Huft... bagaimana aku bisa mahir ciuman ya?.. hmmm, bodohnya aku menggigit bibirnya. Habis, bibirnya lembut, aku jadi ingin mengunyahnya. Tapi gara-gara itu, aku gak bisa mencium bibirnya untuk sementara. Huuufh.....

"Dik, ooooi, adikku!" Kata Kakakku, Megie.

"Tolong kalau masuk ketuk pintu dulu!" Protesku, Tapi Kak Megie tak mengheraukanku. Dia malah menjelajah kamarku.

"Cari apa?"

"Kaset pornoku" Katanya. Aku segera beranjak dari tempat tidurku, menuju laci belajarku. Dan memberikan kasetnya.

"Sudah kamu tonton?" Aku hanya menggeleng.

"Nonton bareng yuk~"

"APA? kakak gila ya?! Gak ah!"

"Ayolah~ aku tau kamu juga ingin nonton kan?~" Goda kakakku.

"Aku lagi gak mood nonton!" Kataku, merebahkan tubuhku dan langsung menutup mukaku dengan bantal.

"Kalau begitu, tandanya kamu harus nonton! Ayo temenin aku" Kakaku langsung menarikku dengan paksa menuju kamarnya.


*****


Semenjak aku menonton film kemarin. Aku jadi membayangkan yang aneh-aneh. Aku membayangkan aku bercinta dengan Leon. Apalagi mengingat ciuman kemarin. Aaah, membuat pipiku panas... Aku ingin ciuman lagi dengannya.

Jam istirahat aku menunggunya di belakang gedung olahraga. 5 menit, 10 menit, 20 menit... kok Leon belum datang sih?

Aku akhirnya memutuskan untuk mencarinya. Didalam gedung olahraga begitu ramai, aku melihat sekilas kedalam. Ternyata Leon ada didalam gedung olahraga. Sedang bermain basket. Semua orang menyorakinya.

Aku duduk di pinggir lapangan. Dia tidak menemuiku karena sedang bermain basket huh?. Bibirnya pasti masih sakit, hufh... aku harus segara mencarinya obat.

Ding - Dong .......

Mendengar itu, permainan basket berhenti. Penonton juga pada meninggalkan gedung. Aku baru mau menghampiri Leon, tapi dia disambut oleh banyak gadis. Susahnya punya orang populer, pikirku. Melihat dia yang dikelilingi gadis, aku mengurungkan niatku menemuinya dan meninggalkannya.

Besoknya, aku membawa madu. Katanya bagus buat bibir yang pecah-pecah. Mungkin sama saja dengan kasus bibir terluka. Dari pada dikasih obat merah, mending dikasih madu, lagi pula madu kan manis.

Aku mengambil hpku, membuka menu kontak, dan menuliskan nama 'Pelatih'. Lalu memencet tombol memanggil.

"Tuuuut..... Tuuuut.... tuu.. klik"

"Halo?" Kata Leon disebrang telpon.

"Halo.. kamu dimana?"

"Aku dikantin, ada apa?"

"Hmmm, gimana dengan bibirmu? Apa masih sakit?"

"Iya masih"

"Oh begitu.. bisakah kita ketemuan?"

"Maaf aku masih belum bisa latihan, mungkin 2 atau 3 hari lagi baru sembuh" Katanya.

"Ah, iya aku tau.. aku cuma ingin memberim.... tut tut tut, Halo?"

Debora AdelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang