Tubel

1.3K 283 30
                                    

Some people are meant to fall in love with each other, but not meant to be together - 500 Days of Summer

"Gimana?" tanya Michael. Gue noleh dan ngangkat alis. "What do you mean?" tanya gue sambil nutupin muka karena ini panas banget. Mobilnya Michael mogok dan terpaksa kita harus jalan kaki ke rumah. Well, gue nggak kesel, sumpah. Gue cuman nggak mau kebersamaan gue sama Michael jadi lebih awkward lagi. Yang sebabnya pun gue nggak tau kenapa.

Michael ketawa kecil, dan gue tanpa sadar senyum denger ketawanya. "Lo mau nyanyi lagunya Justin Bieber?"

Dan bukannya nyanggah perkataannya Michael, gue malah ketawa. "When you nod your head yes, but you wanna say no, What do you mean?" gue malah nyanyi, dan Michael ketawa ngakak. Kenceng banget. Gue senyum dan nyenggol dia. "Tapi serius, maksud lo tadi apa?"

Dia nyengir, kemudian malingin muka. "You and Luke, of course." ucap Michael, pelan. Cengiran di wajah gue menghilang, dan gue ngehela napas. "Kita baik-baik aja," gumam gue.

Michael ngangguk, "Oh,"

Dan canggung lagi.

Kenapa sih Michael harus ngangkat topik tentang gue dan Luke? Gue benci ini. Gue benci ketika Michael ngomongin tentang gue dan Luke. Yes, gue emang suka sama Luke. Tapi kalo itu artinya gue harus kehilangan sahabat gue sejak kecil, sahabat yang nemenin segala suka duka gue, sahabat yang selalu ada dan bakalan ngehibur gue, sahabat yang bikin gue ngakak, no, thanks. Gue lebih milih sahabat daripada cowok.

Gue merepet sedikit ke Michael dan nyenderin kepala gue di bahunya. "Tell me," kata gue pelan. "Lo suka nggak sih kalau sebenernya gue sama Luke?" tanya gue, sama pelannya.

Michael ngehela napasnya dan ngerangkul gue. "Sekarang gue yang tanya. Lo bahagia nggak waktu lo sama Luke?"

"Iya?" Itu lebih kedengeran sebagai pertanyaan daripada jawaban. Damnit, Ellen.

"Kalo lo bahagia, gue juga bahagia. Kalo lo senyum, gue juga senyum. Kalo lo nangis, gue bakalan bikin siapa aja yang bikin lo nangis babak belur."

Gue ketawa dan natap Michael. "Terus kalo yang bikin nangis gue itu lo? Masa lo harus mukulin diri sendiri sih?"

Tatapannya melembut, dan dia nyubit pipi gue. "Gue nggak bakalan pernah bikin lo nangis, Len. Gue janji."

TIN TIN!

Gue sama Michael terlonjak kaget saat denger suara klakson mobil di sebelah kita. Gue noleh, dan kaget kalo ternyata itu Luke yang lagi dadah-dadah sok akrab ke kita.

Ya emang akrab sih, but that's not the point.

"Hai, mau bareng ngg-"

"Gue mau jalan aja," potong Michael. Luke ngeliat Michael awkward selama beberapa saat dan kemudian ngangguk. "Okedeh," tukasnya, kemudian dia ngeliat gue, dan senyumnya mengembang lagi. "Mau bareng gue nggak?"

Gue ngeliat Michael, tapi dia ngelepasin rangkulannya dan udah ninggalin gue gitu aja. Dasar tuyul itu orang. Gue natap Luke minta maaf dan ngegeleng. "Maaf Luke, tapi kayaknya gue jalan bareng sama Michael aja deh. Nggak papa kan?"

Luke ngegeleng. "Nggak papa kali Len, santai aja. Yaudah, gue duluan ya." ucapnya kemudian tancap gas. Gue ngeliatin mobil itu hilang di tikungan, dan kemudian perhatian gue teralih ke Michael yang nendang kaleng bekas seenaknya aja.

"Michael! Tungguin gue!"

Langkahnya terhenti, dan ketika dia berputar ngeliat gue, dia kayak ngeliat hantu gitu. Dia kemudian geleng-geleng dan senyum ketika gue lari-lari kecil nyusulin dia. "Lo tuh ya, kalo jalan jangan cepet-cepet. Yakali gitu gue atlet lari."

Dia ketawa dan ngerangkul gue lagi. "I'm not gonna let you run, Len."

Love,

Abby

CIE ft mgcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang