Joo Hyun menghapus bekas air mata dipipinya. Ia bergegas ke kamar mandi dan mencuci wajahnya dengan sabun wajah.
Joo Hyun kembali masuk ke kamarnya. Ia memasukkan dompet dan ponsel kedalam tas kecil. Ia menggunakan atasan warna putih berlengan panjang, dan jeans panjang berwarna biru tua. Ia menyisir rambutnya dengan rapi dan membiarkannya tergerai indah.
Joo Hyun memakai sepatu berwarna putih dan memakai tas nya. Setelah siap Joo Hyun berjalan keluar rumah.
"Nona mau kemana?" Tanya salah seorang pelayan yang melihat Joo Hyun berjalan dengan langkah lebar.
Joo Hyun tidak menghiraukan pertanyaan pelayannya tersebut. Ia terus berjalan sampai seseorang berdiri tepat di depannya.
"Mau apa kau?" Tanya Joo Hyun ketus.
"Nona, saya paham Anda sedang dilanda amarah dan kesedihan, tetapi pergi keluar sendiri tanpa pengawasan tidak baik untuk Nona" Jelas seseorang yang bernama Seo Ji Eun, Sekretaris Seo.
"Mwo?" Tanya Joo Hyun tidak percaya karena pelayannya ini bisa mengerti perasaannya sekarang.
"Saya akan antarkan Nona," Kata Sekretaris Seo mempersilahkan Joo Hyun untuk pergi duluan. Joo Hyun menatapnya dengan bingung. Tetapi Ia tidak peduli dan berjalan keluar rumah.
Sekretaris Seo masih setia bekerja kepada Appa Joo Hyun dari Joo Hyun masih TK sampai sekarang. Sekretaris Seo juga menyayangi anak-anak atasannya, Soo Young dan Joo Hyun.
Sekretaris Seo membukakan pintu belakang mobil. Setelah Joo Hyun masuk, Sekretaris Seo memasuki pintu depan. Ia mengemudi untuk Joo Hyun.
Selama perjalanan, Joo Hyun hanya diam menatap keluar jendela. Terbesit bayangan Soo Young yang marah-marah padanya. Joo Hyun menggelengkan kepalanya agar kenangan tersebut keluar dari kepalanya, tetapi tetap saja tidak berhasil.
'Sialan'
Air mata mulai menggenang di mata Joo Hyun. Sekretaris Seo melihat Joo Hyun yang mulai berkaca-kaca dari spion mobil.
"Nona.." Panggil sekretaris Seo memanggil Joo Hyun.
Joo Hyun tidak menghiraukannya.
"Saya tau anda sangat terpuruk dalam kesedihan sekarang. Anda memang harus menangis. Tetapi tidak untuk selamanya. Nona harus melawan kesedihan itu, dan kebahagiaan akan datang menghampiri nona" Jelas sekretaris Seo.
Joo Hyun menatap sekretaris Seo yang kini kembali fokus menyetir dari kaca spion.
"Nona harus bersabar menghadapi semuanya."
Joo Hyun kembali menatap jalanan dan air mata mulai menetes. Ia mengusapnya dengan kasar.
Mobil berhenti pada tempat yang dituju. Joo Hyun keluar mobil tanpa menunggu sekretris Seo membukakan pintu untuknya.
"Nona, bersenang-senanglah" Pesan Sekretaris Seo dari dalam mobil pada Joo Hyun yang memunggunginya. Joo Hyun menghentikan langkahnya. Deru mobil terdengar, Sekretaris Seo telah pergi saat Joo Hyun membalikkan badannya. Joo Hyun melanjutkan langkahnya menuju cafe yang telah Ia janjikan tadi. Ia menunggu disitu sambil melirik jam tangannya.
Chan Yeol dan Kwang Soo telah turun dari taxi dan mencari cafe yang dimaksud. Chan Yeol menelpon Joo Hyun karena tidak tau cafe yang dimaksud Joo Hyun.
"Kau dimana?" Tanya Joo Hyun.
"Aku ada di depan, pintu masuk" Jelas Chan Yeol.
"Ah, kau sudah tau letak cafenya?" Tanya Joo Hyun.
"Tidak"
"Kau ikuti arahanku ya, kau lurus saja, lalu belok kiri.." Joo Hyun memberi arahan kepada Chan Yeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionNamja populer satu sekolah, Chan Yeol menyukai sahabatnya sendiri Joo Hyun. Suatu saat, Joo Hyun harus pindah ke luar negeri karena suatu masalah dan membuat hubungan mereka renggang. Beberapa tahun kemudian, Joo Hyun kembali. Tapi bukan rasa bahagi...