Radha POV
"TUTUP MULUTMU BRENGSEK ATAU AKAN KU BUAT KAU TUTUP MULUT SELAMANYA," Seseorang melayangkan tinjunya dengan cepat dan keras, tepat di wajah pria yang berniat meninggalkanku sendiri saat ini. Ku tatap lekat pria itu. Aura kebencian terpancar jelas dari matanya. Pria itu- Ardhan – dia adalah sahabat terbaikku.
Steven bangkit dari tanah dan tersenyum sinis, "Lalu kau pikir kau suci, hah?" Dia balas menghardik, "Kau bahkan lebih 'brengsek' dari ku! Sudah berapa banyak 'jalang' yang tidur bersama mu, hah?" Lanjutnya dengan memberi penekanan pada beberapa kata.
Oh, hentikan! Mereka saling memaci maki dan itu semua karena aku. Kulihat Ardhan mengepalkan tangannya semakin keras. Aku takut, sangat takut, akan situasi ini.
BUKKK...
"Diam kau!" Ardhan melayangkan tinju nya lagi ke wajah Steven. Astaga ku lihat dia benar-benar marah, "Aku memang pria 'brengsek' tapi aku tidak akan meninggalkan wanitaku menjelang hari pernikahan," Ardhan beralih menatap ke si wanita yang tadi ku lihat bermesraan dengan Steven, "Terlebih hanya untuk seorang 'jalang'."
BUKKK...
Oh, tidak! Kini ku Lihat Ardhan gantian yang tersungkur di tanah. Steven balas memukulnya, "Kau harus sadar bahwa kau juga 'jalang' untuk mereka. Ingat itu!"
Ardhan bangkit dari tempatnya tersungkur. Namun, hanya diam mematung. Sepertinya, ucapan Steven barusan sangat menusuk sampai ke pangkal hatinya.
Kini pandangan Steven beralih kepadaku, "Maafkan aku, Rad. Aku tak bermaksud begini. Aku hanya tidak bisa bersamamu lebih lama lagi."
Damn, kenapa juga hati ini masih terasa sakit dan kenapa pula mata ini masih terus menangis atas semua yang telah dia lakukan padaku. Kenapa aku belum kebal juga. Steven-pria yang akhir-akhir ini selalu menjadi alasan ku menangis, dia kini sedang berusaha menghapus air mata di pipiku.
Aku hanya bisa terdiam, separuh hatiku masih mengingikan dia untuk terus bersamaku. Bahkan lebih dari itu, hati ku masih menyimpan hasrat untuk ingin menahannya agar tetap berada di sisiku. Berharap dia segera memelukku erat lalu mencium bibirku dengan hangat agar aku bangun dari mimpi buruk seperti dalam dogeng Sleepy Beauty.
But, wait, usapan lembut itu tiba-tiba berhenti. Ku lihat Ardhan menepis telapak tangan Steven.
"Pergi. Jangan menemui sahabatku lagi. Aku yang akan menjaganya mulai sekarang," Ujarnya lantang.
Ku tatap wajah Ardhan dengan seksama. Tiada keraguan ataupun penyesalan yang terpancar. God, bisakah aku mempercayainya? Aku benar-benar ingin melarikan diri dari situasi ini sekarang.
Pergi. Jangan menemui sahabat ku lagi. Aku yang akan menjaganya mulai sekarang.
Kata-kata itu terus tergiang di otakku. Dan sialan, mengapa juga jantungku berdetak tak karuan. Do you know why? Itu karena aku mulai merasa bahwa ada secuil dari bagian di hatiku yang ingin mempercayai ucapannya barusan. Apa aku sudah mulai berharap juga padanya? Tapi untuk apa? Untuk dia terus menjagaku? Atau untuk terus bersamanya seumur hidupku? Untuk apa?
DEG.. DEG.. DEG... Jantungku berdetak semakin cepat. Apa dia serius? Please don't make me fall again, Ardhan. Atau ubah dulu pandangan mu tentang cinta itu dan buat aku yakin bahwa kau juga tidak akan menyakitiku seperti Dia. Batinku.
Please don't make me fall again.
----------------------------------------------
Ini bukan bab 1 ya readers. Ini cuman cuplikan dari part yg paling aku suka yang menurut aku salah satu pangkal konflik nya..
Dimana si Radha udah narok harapan ke Ardhan tapi ada kegalauan lain di situ.. Hahaa..
Happy reading readers.. Maaf kalau banyak ketikan yg typo atau masih berantakan.. Silahkan untuk yg mau comment membangun ya readers 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Romance[hiatus sementara tapi pasti di lanjut] Bagiku cinta tak lebih dari fragmen masa lalu yang harus dilupakan. Berhenti percaya tentang cinta adalah keputusan yg ku ambil setelah dicampakkan menjelang hari pernikahan. Begitu menyakitkan. Namun, mimpi u...