BAB​ 2: KATAKAN KAU HANYA BERCANDA

564 146 99
                                    

Radha POV

~~Flash back ON ~~

Namaku Radha Anggraini. Biasa dipanggil Radha. Usia ku 25 tahun. 2 minggu lagi aku akan menikah dengan pria yang sangat aku cintai. Dia bernama Steven Amorta. Aku biasa memanggilnya Chubby. Karena dia memiliki pipi yang chubby dan kalau dia sedang kesal dia akan cemberut layaknya anak kecil dan itu membuat dia semakin chubby dan menggemaskan pastinya. What a lucky I am!

Aku melangkahkan kaki ku menuju meja yang sudah di pesannya untuk makan siang bersamanya hari ini. Aku dengan gaya ku yang bersemangat seperti biasanya melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum. Entah mengapa aku selalu senang bertingkah seperti anak kecil bila berada di dekatnya.

"Hai" Sapa ku sambil tersenyum lebar. Ku geser bangku ke belakang agar aku bisa duduk tepat di hadapannya, "Kamu sudah pesan makanan sayang?" Aku meraih buku menu yang ada di hadapanku.

"Aku tak selera makan" Ucapnya dingin. Dia terus memandang keluar jendela.

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Aku menggerakkan tanganku mendekat ke keningnya untuk memastikan suhu tubuhnya.

Dia menepis tanganku sesaat sebelum menyentuh keningnya, "Aku ingin kita pisah." Nada penekanan terdengar di setiap perkataan dalam kalimatnya barusan.

Bagai disambar petir di tengah hari bolong aku mendengar kalimat barusan.

Aku tertawa getir, "Jangan bercanda. Ini tidak lucu!" Meski ku yakin dia hanya bercanda saat ini, tetapi tetap saja aku merasa gemetar mengucapkan kata-kata barusan .

"Aku serius. Aku tidak bisa bersama lagi dengan mu." Sorot matanya kali ini menatap ku dengan serius dan penuh misterius. Oh, dear. aku sangat takut kalau ternyata dia memang serius.
Dia mulai beranjak bangkit dari tempat duduknya saat ini. Ku tahan tanganya. Aku menatap lurus ke matanya.

"Kenapa?"

"No reason" Jawabnya dingin.​

"Steven, kita udah mau nikah sebentar lagi. Undangan udah di sebar dan semua udah siap. Kenapa kamu bilang gini?"

"Karena semua udah siap. Aku gak mau semua jadi terlambat dan aku terkurung dalam cinta yang palsu."

Aku tak sanggup berkata lagi. Aku merasa ada sesuatu yang salah dengan tubuh diriku. Tubuhku gemetar hebat. Seolah ada mengisi hatiku dengan penuh secara tiba-tiba. Air mata mulai mendobrak keluar dari sela bola mataku. Shittt, ini sungguh menyakitkan.

Dia berjalan meninggalkan ku tanpa menengok sedikit pun. Aku hanya bisa menatap nanar punggungnya dari belakang. Tiba tiba aku merasa seluruh tenaga ku terbang entah kemana. Kini aku berfirasat bahwa ucapannya barusan adalah serius. Aku terduduk lemas di bangku semula dan mulai menangis sejadi-jadinya. Oh dear. aku benar-benar masa bodoh dengan pemikiran tamu restoran ini yang lainnya. Aku hanya merasa bahwa hidupku telah hancur di detik ini.

δᴗδ

Aku menyusuri tapak demi tapak jalanan di daerah Kemang ini. Menghitung setiap langkah gontai yang terlewati. Pikiranku kacau. Rasanya aku benar-benar ingin teriak. Ku lihat banyak mobil lalu lalang berjalan melalui ku dan membayangkan betapa mungkin menyenangkan apabila aku bisa menabrakan tubuhku ke salah satu mobil itu. Oh, dear. Andaikan saja aku berani tentu itu akan sangat mempermudah keadaan.

Aku wanita yang baru saja di tinggalkan kekasihnya, 2 minggu sebelum tanggal pernikahan. Undangan sudah selesai di sebar. Gedung, caterring, tempat bulan madu. Semua. Semua sudah selesai di persiapkan. Tabungan? Tentu saja tabungan ku sudah hampir habis untuk membantunya membeli semua keperluan pernikahan. Oh, dear. Bisakah kalian bayangkan rasanya? Sangat menyakitkan, bukan? Ya, sungguh sangat teramat menyakitkan. Air mataku terjun bebas. Biarlah. Biar habis tak bersisa sekalian.

Langkahku semakin gontai. Badanku lengket karena keringat dan tampilan ku sudah sangat kacau. Dada ku sesak. Semakin menjadi sesak saat berbagai mimpi manis tentang masa depan, aku dan mantan calon suami ku itu mendatangi otakku satu demi satu. Aku benar-benar frustasi.

Aku memejamkan mata lagi. Berusaha menetralisir perasaan hatiku yang sudah luluh lantah ini. Aku ingin menyerah. Rasanya semakin sakit saat bayangan manis yang palsu itu tak henti-hentinya bertebaran di otakku membawa sejuta harapan palsu. Aku kalah dengan hatiku. Aku kalah bahkan dengan mimpiku. Aku tenggelam dalam kepalsuan yang ku ciptakan dengan angan dan mimpi manis. Aku benar-benar kalah.

TINNN, Suara nyaring klakson mobil tiba-tiba memekakkan gendang telinga ku.

Tak ada pergerakan sedikitpun dari kaki ku saat mendengar suara nyaring klakson tersebut. Teriakanku pun hanya tertahan di tenggorokan. Berat untuk melangkah dan bersuara. Tapi satu hal yang aku pahami dari kejadian ini bahwa aku masih ingin hidup. Any someone who will help me? Anyone, please! Batin ku.

~~Flash Back Off~~

----------------------------------------------
Oooh, reader, sori banget aku baru nyadar kemaren yg ku post malah chapter 3 dluan, hahaa..
Ini yg bab 2 nya ya.. Jadi, kemaren kebalik aku post nya.. Hiks..
Maklumin aja ya,, masih amatir soalnya 😭

Happy reading readers

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang