Wanita cantik itu akhirnya terbangun juga. Masih dalam keadaan polos setelah permainan panas yang baru saja dia lakukan bersama partner sex-nya semalam. Wanita itu sangat kelelahan dan menatap lekat pria itu penuh kekaguman.
Tampan, puji wanita itu dalam hati.
Tubuh pria itu hanya di tutupi dengan sehelai selimut yang sama dengan yang menutupi tubuh polosnya saat ini. Disusurinya rahang pipi si pria sambil tak berhenti melontarkan pujian dalam hati. Pria itu sangat tampan dan menjadi semakin tampan ketika tertidur pulas seperti sekarang. Kini wanita itu mengusap lembut daerah disekitar bibir pria itu. Dia baru menyadari bahwa pria yang baru saja menghabiskan malam bersamanya itu memiliki bibir tebal yang berwarna merah darah yang tentu saja sangat menggoda. Mata wanita itu ikut terpejam.
"Euugh," tiba-tiba wanita itu mendesah saat mengingat kembali percintaannya semalam bersama pria disampingnya saat ini.
Wanita itu merapatkan tubuhnya mendekat ke tempat si pria terpejam. Menyelimuti tubuh pria itu dengan tubuhnya. Menjadikan jarak diantara mereka binasa. Masih teringiang jelas dalam ingatan wanita itu, bagaimana panas dan romantisnya percintaan mereka semalam. Dikecupnya mata yang masih terpejam itu dengan penuh perasaan. Entah apa yang ada dihatinya saat ini, namun wanita itu merasa bahwa pria ini berbeda dengan kebanyakan pria yang telah menghabiskan malam bersamanya. Ya, ini bukanlah kali pertama bagi wanita itu dalam melakukan hubungan intim dengan pria. Dia adalah pecinta free sex.
Wanita itu tahu kalau mencintai pria yang sedang bersamanya ini mungkin adalah kekeliruan terbesar dalam hidupnya. Namun, entah mengapa dia sangat menginginkan pria ini. Kecupan hangat itu lalu diturunkan ke puncak hidung mancung milik si pria dan berakhir di bibir. Sebuah ciuman lembut yang semakin lama semakin menuntut. Dengan mata terpejam, wanita itu berusaha untuk menikmati ciuman tersebut.
Wanita itu tahu kalau bibir si pria itu tersenyum dan kini mereka saling bertatapan. Sebuah tatapan yang syarat dengan nafsu dan permohonan. Semakin lama semakin lekat dan dalam. Pria itu membawa tubuh si wanita ke dalam pelukannya yang nyaman lalu menindihnya.
"Jadi, kamu menginginkannya lagi?" tanya pria itu sambil menaikan sebelah alis matanya lalu tersenyum miring. Sebuah senyuman mempesona yang mampu meluluhlantahkan iman setiap wanita.
Wanita itu tertawa senang. Kedua telapak tangannya dikalungkan ke belakang leher si pria.
"Kamu sendiri?" Wanita itu tersenyum manis dengan sejuta makna.
"Memohonlah sayang. Ucapkan dengan jelas dan aku akan memberikannya lagi," Senyuman menawan penuh kemenangan terulas sempurna di bibir si pria.
Tangan si wanita di tarik mundur oleh dirinya sendiri. Tangan itu kini mengusap dada bidang si pria dan bermain di sana. Mencoba menggoda pria itu dan berharap bahwa pria itulah yang akan memohon untuknya.
"Momohonlah," smirk setan nan menawan itu pun terlukis indah lagi.
Wanita itu menatap manik mata pria itu sangat lekat. Ada sesuatu yang asing di dalam hatinya. Suatu rasa pengharapan dan kebutuhan yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya saat bersama dengan pasangan sex-nya yang lain.
"Ardhan, sex with me again, please!"
Entah setan apa yang kini telah merasuki diri Annabella- seorang putri tunggal dari pengusaha property terkemuka di Indonesia. Itu adalah pertama kali dalam hidupnya untuk memohon disetubuhi oleh seorang pria.
"As your wish, baby!" Pria itu lalu mencium si wanita. Menikmati setiap inchi sudut dalam mulut wanita itu. Sebuah ciuman yang panas dan yang semakin lama semakin menuntut.
Tangan pria itu tidak tinggal diam. Dia terus bermain diatas dada si wanita sehingga membuat wanita itu tidak berhenti mendesah. Sedangkan jemarinya yang satu lagi secara terampil bermain pada pusat organ tubuh wanita itu. Wanita itu- Ana, benar-benar dibuat kepayahan oleh si pria.
"Say my name!" pinta si pria tanpa menjeda sedetikpun aktivitasnya.
"Ard.....dhan....," Akhirnya wanita itu berhasil menyebutkan nama si pria meskipun dengan susah payah. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita itu lagi selain menyelipkan jemarinya ke rambut Ardhan.
"Aaaaah," Mereka berdua sama-sama melenguh panjang saat menemukan pelepasannya masing-masing.
Permainanpun terus berlangsung selama beberapa jam ke depan dengan semakin panas. Sebuah permainan dosa yang hanya dipenuhi oleh napsu semata yang beratas namakan surga dunia.
Drettt.. Dertttt...
Ponsel Ardhan tidak berhenti berdering sehingga membuat pemiliknya- Ardhan merasa sangat terganggu dan kesal.
"Damn, siapa yang menelponku di minggu pagi?" umpatnya emosi, "Sabar sayang, aku mau matikan ponselku dulu ya," lanjutnya sambil menggerakan tangannya untuk mengeluarkan ponsel itu dari dalam nakas.
Tubuh itu seolah membeku sejenak saat melihat nama Radha tertera jelas di layar ponsel miliknya.
"Siapa?" Ada rasa cemburu yang tersirat dari pertanyaan singkat Anna barusan.
Rasa cemburu yang dirasakan Anna semakin memuncak saat melihat tubuh Ardhan yang terdiam. Dia yakin kalau pemikiran pria itu sudah tidak lagi bersamanya.
"Dari pacarmu?" Anna bertanya sambil mengginggit bibir bawahnya. Dia sangat takut mendengar jawaban Ardhan atas pertanyaan singkatnya barusan.
"Bukan. Hanya sahabat." Ponsel itu dibiarkan menyala dalam mode silent dan diletakan kembali ke dalam nakas.
"Kenapa tidak dimatikan ponselnya?" tanya Anna yang mulai emosi.
"Karena dia pasti akan menelpon lagi," Entah mengapa ditelinga Anna itu terdengar seperti jawaban putus asa.
Apa setidak berdaya itu kamu menghadapinya, Ar?, Anna seolah menangis dalam hati. Dia tidak pernah menyangka bahwa kegiatan one night stand terlarangnya ini akan menumbuhkan rasa terlarang juga.
"Sudah seberapa sering kamu berhubungan seks dengan sahabatmu itu?"
"Dia bukan wanita seperti itu, Anna."
Lalu apa aku terlihat seperti jalang dimatamu? Batin Anna lagi dan kenyataan itu benar-benar menusuk hatinya.
"Kalau begitu, kamu pasti sangat mencintainya? Iya kan?"
Ardhan menatap Anna dengan rasa tidak percaya. "Dia hanya sahabatku. No more," ucap Ardhan sambil memisahkan dirinya dari dalam tubuh Anna. Ia sangat muak dengan obrolan membosankan seperti saat ini.
"Please forgive me, Ar." Sebuh ciuman hangat menyentuh bibir Ardhan. Wanita itu kini memainkan jemarinya dengan terampil di atas tubuh polos pria itu, mulai dari atas sampai bagian inti, "Let's continue it again!" ucap si wanita itu lagi sehingga permainan nikmat namun terlarang itupun terulang kembali.
_________________________________________________________________________________
Emaaaak, maafkan anakmu ini :(
Sekali-kali jadi nakal yak, Mak. Jangan marah ya :v
Sumpah aku gugup banget buat cerita yang di part ini karena aku emang bener-bener gak punya pengalaman dalam urusan "itu" :(
Tapi gak teralu gerahkan??
Pokoknya maap ya udah buat cerita yang model begini di part ini :(
Dan maap kalo banyak typo..
Jangan lupa vomment ya :)
20/09/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Romance[hiatus sementara tapi pasti di lanjut] Bagiku cinta tak lebih dari fragmen masa lalu yang harus dilupakan. Berhenti percaya tentang cinta adalah keputusan yg ku ambil setelah dicampakkan menjelang hari pernikahan. Begitu menyakitkan. Namun, mimpi u...