BAB 9 : JANGAN LAGI

307 46 129
                                    

Radha POV

Pergi. Jangan menemui sahabatku lagi. Aku yang akan menjaganya mulai sekarang.

Aku... Ardhan Immanuel berjanji akan selalu menjaga Radha Anggraini Wardana mulai saat ini sampai seterusnya baik dalam suka maupun duka.

Seolah memiliki daya magnet luar biasa, kata-kata itu kembali tergiang di otakku. Aku sangat frustasi. Sekali lagi aku menghirup napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Tak terhitung sudah berapa kali aku melakukan aktifitas itu untuk mengurangi rasa gugupku namun hasilnya tetap nihil.

Tadi itu janji untuk apa? Apa dia serius? Apa selama ini dia menyukaiku? Atau hanya untuk membelaku? Otakku diserang pertanyaan bertubi-tubi oleh semua kebingunganku sendiri. Aku mengepalkan kedua telapak tanganku diatas pangkuanku. Berusaha sekuat tenaga agar tidak kalah dengan berbagai pemikiran diriku sendiri.

"Ardhan?" Sapa ku dengan nada rendah sambil melihat ke arahnya.

"Ya?" Tanyanya singkat tanpa melirik sedikitpun ke arahku.

"Soal Steven..." Ucapku terpotong.

Tubuhku agak terhuyung ke depan karena laju mobil yang berhenti mendadak.

"Aku enggak mau dengar nama si 'brengsek' itu disebut lagi!" Potongnya emosi. Nada penekanan terdengar di setiap kata dalam ucapannya barusan.

Astaga, dia masih sangat emosi, Batinku.

"Maaf." Hanya kata itu yang terlontar dari mulutku. Aku menundukkan wajah untuk menutupi ketakutanku terhadapnya saat ini.

"Maaf, aku tidak bermaksud menakutimu. Aku hanya tidak ingin mendengar nama pria 'brengsek' itu disebut lagi," Nada penyesalan seolah terdengar dari ucapannya barusan.

Spontan aku melihat kearahnya dan memaksakan diri untuk tersenyum meskipun kaku.

Astaga dia masih sangat emosi, batinku.

"Oh, tidak! Bahkan kelakuannya itu menunjukkan bahwa dia bukan seorang pria," Lanjutnya penuh penekanan.

"Kau benar. Aku janji tidak akan menyebut namanya lagi," Aku merebahkan punggungku ke sandaran kursi sambil melihat dan tersenyum simpul ke arahnya.

DEG. Perhatianku kini beralih ke luka memar yang ada di sudut bibirnya. Ku angkat telapak tanganku dan kuusapkan ibu jariku perlahan ke daerah sekitar memarnya. Aku menghela nafas saat melihat dia meringis kesakitan. Lagi-lagi, aku sangat merasa bersalah terhadapnya.

"Maaf," Ucapku dengan nada rendah.

Dia menatap ku, lurus penuh sambil tersenyum, "Enggak perlu khawatir. Aku ini kan tampan permanen, memar begini mah enggak akan mengurangi ketampananku kok," Tawa renyahnya mulai terdengar.

Oh, God. Terima kasih Kau telah kembalikan Ardhanku, Batin ku.

Aku pun ikut tertawa bersamanya. Suasana berubah menjadi ramai dan ceria lagi.

"Hei," Jemarinya menyentuh keningku.

DEG. Lagi-lagi, jantungku berpacu dua kali lebih cepat.

Pergi. Jangan menemui sahabat ku lagi. Aku yang akan menjaganya mulai sekarang.

Aku.. Ardhan Immanuel berjanji akan selalu menjaga Radha Anggraini Wardana mulai saat ini sampai seterusnya baik dalam suka maupun duka

Berjanji akan selalu menjaga Radha Anggraini Wardana mulai saat ini sampai seterusnya baik dalam suka maupun duka

Kata-kata itu kembali tergiang di otakku. Aku mulai merasa panik. Takut wajahku memerah karena terus-menerus mengingat janji manis itu.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang