SARA 9

7.4K 731 5
                                    

Badanku memang sangat lemas sekarang. Bagaimana tidak? Pertarungan untuk menyelematkan Tara sudah membuatku bernafas tersendat. Belum lagi pertarungan di depan gerbang gedung ini. Oh ayolah baru sebulan dan luka di tubuhku sudah seperti ini? Apa semua orang disini sudah kebal terhadap luka seperti ini?

Aku sudah di sini. Di ruangan rapat. Anggota inti yang lengkap ditambah seseorang yang aku ketahui sebagai Jendral perang di akademi ini.

"Baiklah. Karena keadaan Arga, Sara dan Tara tidak memungkinkan untuk menjalankan misi malam ini, aku akan mengalihkan tugas pada Sam, Gracilda, Rico dan kau Joseph," itu kata Professor.

"Tidak bisa Prof, Sara harus ikut," bantah Rico cepat

"Dia yang tau dimana awal lubang anginnya."

"Kau bilang sudah ada kame-" suara Professor terpotong oleh Rico

"Kita tidak punya sistem jaringan untuk melihat kamera itu Prof."

"Keadaan Sara sangatlah buruk sore ini kau tau?" Itu Professor

"Aku baik Prof," ucapku

"Kau yakin bisa melakukannya?"

Aku mengangguk saat Arga meremas jari- jariku yang ada di takupan tangan besarnya.

"Kalau Sara ikut, aku juga ikut," itu Arga

"Tidak. Kau di sini menjaga pertahanan." Kata Profesor Gamma

"Kenapa tidak Sam saja?" Elak Arga

"Samuel akan bergerak ke gedung. Dia sudah mengatur strategi," terdengar helaan nafas dari Professor "Kau tidak bisa membatahku kali ini Mr Smith!" Tekan Professor

"Oh shit!" Gumam kecil Arga

"Aku akan baik- baik saja okey?" Kataku membalas genggaman Arga yang sedari tadi hanya menangkup tanganku

Dan pada akhirnya jari kami saling bertautan.

"Baiklah kalian pergi tengah malam ini," ucap Professor yang langsung aku angguki.

Aku keluar ruang rapat. Berjalan dengan Arga di sampingku. Tanganku masih betautan dengan tangannya.

"Sampai kapan kita akan begini?" Sahutku memecah keheningan antara aku dan Arga sambil mengangkat tanganku dan tangannya yang bertautan.

"Sampai kau benar- benar aman"

"Aku aman Arga."

"Tidak setelah malam ini."

"Kenapa?" Aku menghentikan perjalananku

"Okey dengar. Kau harus ingat ini," dia melepaskan tautan tangannya lalu beralih ke kedua bahuku

"Kau harus berhati- hati di sana. Tutupi wajahmu dengan masker, lalu matikan CCTV terlebih dahulu sebelum kau masuk ke ruangan yang dituju."

"Aku susah tau. Kau tak usah khawatir."

"Tentu saja aku khawatir," nada bicara Arga naik satu oktaf

"Okey maaf."

"Aku hanya tidak bisa membayangkan kau di sana tanpa aku, Ra. Kau tau aku sangat takut. Di sana mungkin bisa berbahaya. Bahkan aku akan ragu saat Tara ada di sana," dia menghela nafas

"Aku akan sangat mengkhawatirkanmu."

Tubuhku ditarik mendekat ke tubuhnya. Aku dipeluk Arga.

Nyaman.

Sungguh.

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas tepat saat aku membuka mataku. Aku segera bergegas menuju kamar mandi. Mencuci muka dan segera bersiap untuk menjalankan misi perdana.. atau kedua? Entahlah.

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang