ARGA 6

6.7K 760 2
                                    

Aku sudah ada di luar gedung dan mencari Tara

"Tara kau dimana?" lagi- lagi tidak ada jawaban dari ucapakku barusan.

Entahlah sudah ke berapa kali aku teru- terusan memanggil dia. Bahkan tetap saja jawabannya tidak ada.

"Hallo Tara. Jawab aku! Kau jangan berulah lagi! Tara!!"

Aku sudah kesal dengan sikapnya yang lagi- lagi seperti ini. Dan ya, salah satu alasan aku hanya mengajak Sara untuk memeriksa keadaan adalah ini. Jika dengan Tara, aku selalu sampai dan pulang ke academy hanya seorang diri. Dia akan pulang saat gerbang sudah di tutup. Sialnya, dia tidak pernah jera dengan hal seperti hukuman keras dari profesor Gamma.

Masih sama seperti 1 jam yang lalu. Aku mengubunginya lewat chip juga telepon. Tapi tetap saja tidak ada jawaban. Sampai pada akhirnya, aku sepertinya akan mencari dia lagi. Dan pulang hanya dengan Sara.

"Ra, kau dimana?"

Aku menghubungi Sara melewato chip ini.

"Tepat angka 3 darimu," jawabnya pelan

"Ah, kupikir kau hilang tenggelam di bawa ombak di laut dan tak akan pernah kembali," ujarku saat aku sudah sampai dan berada di depannya

"Sejak kapan?" Dia bertanya dan aku tidak mengerti

"Apanya?"

"Kau menjadi penggoda?" katanya mendelik jijik

"Sejak bertemu denganmu." Aku baru saja mengatakan kebenarannya

"Sialan," dia memutar bola matanya

Sampai saat ini banyak ekspresi yang dia tunjukkan padaku. Dan menurutku itulah kemajuannya.

Aku hanya terkekeh mendengar ucapan terakhirnya.

"Rico, hei."

Aku akan bertanya pada Rico. Hanya saja aku sedikit ragu .

Kemungkinannya dia sibuk mengurusi hal- hal yang ada di gedung sekolah. Aku hampir lupa jika ada penyerangan di gerbang depan gedung sekolah.

'Ya Arga, kenapa?'

Syukurlah, Rico masih bisa menjawab panggilanku

"Jika kau tidak sibuk, apa kau bisa melacak keberadaan Tara?"

'Aku sudah melacak sedari tadi, dia mendatangi kediaman Ammet. Lagi.'

Kemungkinannya hanya itu. Dan Rico juga mulai kesal pada Tara.

"Sialan." Umpatku

"Okay nanti aku akan kesana menjemputnya," itu kataku

'Baiklah hati-hati dengan Black Angel.'

Rico adalah temanku. Dan salah satu bentuk perhatian dari Rico adalah ini. Mengingatkanku dan menjagaku.

"Aku tau," sahutku pelan

Aku mematikan saluran. Aku menatap Sara. Di wajahnya terpampang tanya yang menurutku sangat banyak. Aku mengerti karena sedari tadi dia pasti mendengarkan aku dan Rico. Panggilan pada Rico adalah panggilan satu arah. Rico bisa mendengarku berbicara tanpa harus aku sambungan terlebih dahulu. Tapi aku tidak bisa mendengarkan apa yang Rico katakan jika tidak Rico sambungkan.

"Bisa simpan dulu pertanyaanmu diperjalanan?"

Dia mengangguk dan aku kira dia sudah mengerti apa yang terjadi di sini.

"Kau sudah tau celah masuk untuk kita nanti malam?"

"Kalau tidak salah aku melihat lorong sempit."

Katanya menunjukkannya pada ponsel di tangannya. Ada denah di layarnya. Dan dia menandai beberapa titik.

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang