Tara Aderson #2

8.2K 890 4
                                    

Aku di sini.

Masih memperhatikannya.

Entahlah. Untuk apa.

Hanya saja mereka selalu terlihat berdua.

Kemana pun mereka pergi. Selalu terlihat akrab dan cocok.

Mereka.

Arga.

Dan anak baru itu membuatku muak.

Tapi aku masih terus memperhatikannya walaupun aku dibuat muak.

Tentang hal ini?

Aku juga merasa salah dan aneh.

Aku melihat Arga yang sesekali melirik gadis di sebelah kirinya lalu tersenyum manis. Selalu seperti itu.

Entahlah.

Untuk beberapa kali aku menyebutkan kata 'entahlah'

Tapi memang, entahlah.

Aku tidak tau harus bagaimana dan berbuat apa. Tidak biasanya aku seperti ini.

Aku merasa aneh ketika melihat senyum Arga yang berbeda untuk gadis itu. Apalagi melihat gadis itu sama sekali tidak merespon terhadap senyuman yang Arga berikan untuknya.

Aku mengepalkan tanganku dan pergi meninggalkan mereka yang entah akan kemana. Aku tidak peduli dan berusaha untuk begitu selamanya.

Aku memasuki aula dengan tatapan datar. Aku sama sekali tidak tertarik dengan acara ini. Sama seperti tahun sebelumnya dan tahun lalu. Natal. Bersama orang- orang yang sama. Acara yang mungkin akan sama. Bahkan tempat yang sama. Seperti itulah kehidupanku di sini.

Sekolah ini.

"Tar. Kau harus tau!" itu Gracilda yang berteriak di depanku

"Apa?" Aku sama sekali tidak tertarik dengan apapun yang dia bicarakan

"New Mission"

"When?"

Dia hanya mengangkat bahunya tak acuh. Aku rasa dia hanya mendengar ada misi baru tanpa bertanya kapan dan akan pergi kemana untuk misi kali ini.

Sudahkah aku beri tahu? Misi yang aku jalani memang di luar gedung sekolah ini. Tapi tetap saja. Aku menyembunyikan identitasku. Untuk keamanan. Setidaknya itulah yang dikatakan Profesor Gamma waktu itu.

Aku pernah sekali keluar gedung saat misiku yang ke tiga. Sengaja aku kabur hanya untuk menemui Ammet. Pacarku. Aku bahkan rela mendapat hukuman saat masuk aku ke gedung ini lagi. Tapi aku sangat merindukannya sungguh.

Dia selalu ada untukku. Dia ada saat orang tuaku hilang. Tidak perlu ku jelaskan hilang kemana. Aku sedang malas untuk berfikir lagi.

"Kau membantingku sampai aku sakit pinggang, Ra."

Samar sebuah tawa setelah kalimat barusan masuk ke panca indera pendengaranku. Itu tawa Arga. Aku sudah hafal. Mungkin Arga akan masuk ke aula. Aku yang berada di ambang pintu langsung menuju tempat duduk di pinggir kananku.

"Itu belum maksimal," suara gadis itu.

Tak tau kenapa hatiku sakit saat Arga tertawa

"Kurasa kau benar," kalimat Arga saat masuk ke dalam aula

Ia memperhatikan sekitar dan tatapannya tepat ke arahku. Biasanya dia akan tersenyum. Tapi tidak kali ini. Dia memalingkan wajahnya ke arah gadis itu lagi. Sara.

Aku melihat baju mereka cukup bersalju. Mungkin mereka baru saja bermain salju dan menepuk- nepuk bajunya sedikit lalu masuk lagi kesini.

Sara. Gadis itu hanya melihat sekeliling dan maju beberapa langkah mendekati salah satu murid kesayangan Prof Gamma. Sedangkan Arga menuju ke arahku.

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang