ARGA 7

7K 775 9
                                    

Ini benar- benar diluar dugaanku, Sara tadi baik- baik saja sebelum sampai ke sini. Bahkan dia sempat bertarung dengan orang asing di gerbang depan. Aku juga tidak menduga akan terjadi perang yang parah seperti tadi. Ini lebih parah dari pada yang pertama dulu. Saat Rico menolak untuk kerjasama dengan salah satu sekolah di sebrang sana. Pengeboman tidak separah ini. Bahkan aku juga ikut berperang demi menyelamatkan academy ini.

Sara masih saja memejamkan matanya di ranjang single di depanku. Lukanya sudah di obati. Sedangkan Tara dan Rico berada di samping ranjang Sara. Luka Tara pun sudah di obati. Tapi mungkin Tara masih lemas karena kehilangan banyak darah.

Tak lama Gracilda muncul saat Sara melengguh. Dia kesakitan. Aku tau itu. Tapi dia hanya menunjukan dengan rahang yang di tegangkan. Dia sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakitnya. Aku memberinya minum dan makanan untuk mengisi perutnya yang aku tau pasti kosong. Semenjak pergi ke perusahaan itu dia tidak memakan apa- apa sama sepertiku. Untungnya aku sudah mengisinya saat Sara tertidur tadi, jadi aku bisa leluasa memberikan makanan untuk Sara.

"Kalian kenapa bisa sampai begini? Bukankah hanya mencari jalan untuk misi? Kenapa sampai terluka dan parah?" Gracilda datang dengan omelan dan makian terhadap aku dan yang lainnya

"Entahlah, aku hanya pergi ke rumah Ammet lalu di sekap, saat aku bangun aku sudah terikat dikursi dan luka di pahaku," kata Tara dengan lantang

"Dan aku menemukan penghianatan saat aku bertemu Ammet," dia tersenyum miris

Sepertinya energinya telah pulih. Mungkin dia sudah makan dan minum yang cukup, aku rasa.

"Kau, Ga?" Tanya Rico

"Aku?" aku berhenti berbicara ketika Sara menurunkan gelas yang telah dia teguk. Aku mengambilnya dan menyimpannya di meja

"Aku memancing Black Angel, lari dan pergi ke rumah Ammet menyelamatkan Tara. Pulang kesini bertarung sebentar dan aku disini sekarang," lanjutku setelah Rico terlihat menunggu jawabanku.

"Sara?" Suara Rico lagi

"Bagaimana kau menjelaskan tentang GPS?"

Sara mengangkat bahunya tak acuh.

"Hanya insting," ucapnya santai

"Apa kau bilang? Insting?" Rico menaikkan oktaf bicaranya

"Tenanglah bung!" Ucapku sedikit kesal

Sara menggelengkan kepalanya.

"Kau tau, teknologi yang dimiliki Black Angel sangat maju," dia menghela nafas dan tangannya menekan paha kanannya

"Black Angel mempunyai sistem yang bisa mendeteksi GPS dari academy ini." Lanjutnya saat aku sudah mengusap tangan yang ada di pahanya

"Kau bercanda," kekeh Rico meremehkan

"GPS academy ini sangatlah rahasia, mana mungkin mereka mengetahui i-"

"Mereka tahu," sahut Tara

Rico menatap Tara bingung

"Aku yang memberitahunya." lanjut Tara

Rico membelalak ke arah Tara. Tara hanya mengangkat bahunya.

"Aku memang tidak tau dimana GPS-ku di simpan. Tapi aku sempat memberitahu Ammet aku punya GPS di tubuhku."

"Kau tau Ric? Ammet adalah anak tunggal keluarga Derto," ucapku

"Apa?" Rico dan Gracilda serentak

"Aku tidak tau apa yang pasti, tapi aku tau dia yang mengirimkan pasokan senjata ke beberapa sekolah militer," ucapku lagi

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang