Sara Clayer #6

8K 792 10
                                    

Apa susahnya untuk Rico memberitahu aku sedari tadi? Aku akan membuat ini jadi lebih mudah dan cepat. Bertarung menyelamatkan Tara dan pulang dengan anggota lengkap juga selamat. Sesuai janjiku pada Rico.

"Apa yang akan kau lakukan setelah kau di beritahu Rico tentang GPS- mu?"

Arga menjadi banyak bertanya- tanya karena mungkin pikirannya juga kalut. Mendengar kabar sekolahnya di serang bom membuat dia jadi berpikiran yang tidak- tidak. Aku berusaha untuk pulang dengan cepat. Untuk dia juga. Mungkin dia ingin membantu yang lainnya di gedung sekolah. Tapi, misi ini belum selesai.

"Kau bodoh?"

Aku melihat raut mukanya yang berubah masam.

"Okey maaf," aku menghela nafas dan bersiap merasakan sakit. Menelan ludah sendiri dengan susah payah.

"Tunggu sebentar. Tahan ini," kataku memberitahu Arga untuk menahan pahaku yang akan aku sobek

'Gps ada di paha kananmu, kau harus menyobeknya jika kau ingin mengeluarkan itu.'

Itu kata- kata dari Rico sebelum dia memutuskan jaringan. Maka dari itu aku akan menyobeknya.

Aku meringis tertahan saat darah mulai keluar dari pahaku. Aku melihat Arga meringis juga. Bukankah harusnya hanya aku saja yang meringis? Kenap- ah sudahlah itu tidak penting untuk kali ini. Aku harus mengeluarkan GPS-nya dulu dari pahaku. Arga mengarahkan aku pada letak GPS-nya. Dan bentuk seperti apa. Mungkin Arga juga ikut memasangkan GPS ini ketika aku tidak sadar. Tapi kapan? Aku akan bertanya ini nanti padanya.

Aku sudah mengeluarkannya. Kemudian aku membungkus luka robekku dengan perban yang ada di dalam jaket dengan cara di lilitkan di sekeliling pahaku. Untungnya jaket ini dilengkapi berbagai obat dan alat medis. Memang berat tapi sangat membantu.

Aku menyuntikkan obat penahan rasa sakit setelahnya. Dan gps-ku ku simpan di kantong baju Arga.

"Kau ingin aku melakukannya juga?" ucap Arga setelah aku bersiap untuk berdiri

"Tidak usah. Hanya aku saja." Aku meliriknya sebentar dan memalingkan wajahku.

"Maksudmu?"

Dia masih saja tidak mengerti. Aku berdiri lalu mencoba berjalan dan melompat sekali. Cukup sakit tapi masih bisa di tahan.

"Sudahlah tidak penting. Aku akan jelaskan saat kita sudah di depan.

Aku berjalan kecil.

"Kita harus menyelamatkan Tara. Dengan cepat!"

Aku berlari kecil ke depan. Entahlah. Arga seperti selalu menatap wajahku lalu mengalihkannya ke pahaku yang di perban. Oh ayolah aku bisa menahan ini.

"Ayolah Ar, jangan menatapku seperti itu," kataku di sela- sela jalan cepatku

"Menatap apa?" tanyanya

"Lupakan."

Aku berjalan mundur lagi ketika aku melewati per- empatan jalan. Aku bersembunyi di balik tembok. Aku melihat ke belakang tembok yang sedang menyembunyikan badanku ini dari rumah yang cukup besar di ujung jalan belakang tembok ini.

"Itu rumah Ammet. Pacarnya Tara."

Arga seperti bisa membaca pikiranku kali ini.

"Kau yakin?" tanyaku pada Arga yang langsung dibalas anggukan mantapnya.

"Aku pernah memergoki Tara dan Ammet bertemu di sini." Katanya lalu menatap rumah itu lagi

Aku mengangguk pelan.

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang