SARA 11

7.9K 735 13
                                    

Inilah waktunya aku meninggalkan akademi. Aku berangkat bersama Alex dan juga si brengsek Ammet. Aku akan bertemu orang yang bernama Amartha itu.

Aku penasaran. Sangat penasaran.

Sebelum aku pergi gps di pasang lagi. Tidak di tubuhku. Tapi di baju yang aku pakai. Karena jika di tubuhku akan menarik perhatian Black Angel. Gps yang terkena darah yang tepatnya di dalam tubuh di pastikan akan terlacak oleh Black Angel itu. Teori di klaim oleh Rico.

Alat medis yang mungkin sangat di butuhkan aku masukan ke dalam tas. Senjata dan yang lainnya mungkin tidak bisa lolos masuk ke akademi. Menurut Rico, bertarung dengan tangan kosong seru. Ah aku mulai gatal.

Bukan aku. Tapi kepribadianku yang lain. Ah sudah aku temukan. Aku mempunyai 5 kepribadian berbeda dalam tubuhku. Semuanya bisa mengendalikan masing- masing anggota tubuhku. Pikiranku aku yang mengendalikan. Tapi ada kalanya pikiranku sangat tidak bisa dikendalikan oleh diriku sendiri. Bisa saja kepribadianku yang lain mengambil waktu kosong untuk mengendalikan pikiranku.

Aku hanya perlu selalu sadar. Selalu fokus dan selalu berhati- hati.

Kepribadianku memang banyak. Tapi aku hanya mengenal dua. Yang lainnya tidak sering muncul.

Yang pertama adalah kepribadian yang menjadikan diriku ini gampang menangis. Entahlah. Kepribadian ini memang selalu aku tekan agar tidak pernah muncul. Tapi sering kali dia muncul saat aku membunuh orang ataupun melihat orang kesakitan. Kadang rasa iba itu muncul. Namanya Dwi.

Yang kedua, Hera. Dia adalah kepribadian yang bisa memasuki pikiranku saat aku lengah. Saat dia memasuki pikiranku, pikiranku langsung berantakan. Sifat Hera adalah pemarah, pendendam. Dan yang terpenting dia bisa merusak otak dan mengendalikan darah lawan bicaranya. Itulah yang membuat Alex menggerang saat aku menanyakan hal yang aku butuhkan. Jika Hera yang memimpin pikiranku, aku. Sara. Jauh berada di belakangnya. Sulit untuk mengendalikan Hera. Dia sangat emosional.

Aku sering kontak dengannya. Aku baru menyadari ada mereka di dalam tubuhku saat aku bercermin. Mukaku datar sedangkan yang dipantulkan cermin adalah aku sedang tersenyum miring. Awalnya aku kaget. Aku tidak mau bercermin lagi, tapi ada saatnya mereka ingin memegang kendali. Dan salahkan aku jika aku menyakiti orang yang aku sayangi.

Aku pergi. Setelah kemarin pagi sampai tadi malam ditemani Arga. Aku berjalan menjauh darinya. Rico sempat memberikanku chip yang langsung terhubung pada Arga. Alat Rico yang dibuat oleh anak didik Profesor Gamma memang menakjubkan. Aku bangga berse- ah tidak. Aku bangga "pernah" bersekolah di sana. Karena sekarang aku keluar dari academy itu.

***

Aku berjalan mengikuti kemana Alex pergi. Barang- barangku di dalam tas di tahan penjaga gerbang saat aku melewati gerbang academy yang di pegang Amartha ini. Academy berbasis militer.

Sempat aku tersenyum sinis. Ah bukan aku. Tapi Hera. Dia bisa membuat salah satu kepribadianku yang lain keluar. Kepribadian yang satu itu adalah berotak pintar. Cerdas. Dia bahkan bisa merakit bom. Jadi selama misi ini aku baru menyadari bahwa yang menyusun strategi, mengambil jalan dan menentukan apa yang harus di lakukan olehku adalah bantuan kepribadianku itu. Sangat menguntungkan.

Aku. Sara.

"Kau akan senang bertemu dengan Amartha," ucap Alex di sebelahku.

Dia terus berbicara. Tapi aku tidak mengacuhkannya. Tidak merespon. Aku masih sibuk dengan diriku sendiri. Masih harus menemukan keuntungan dan kerugian kepribadian lainnya. Tapi saat aku berusaha menemukannya, pasti saja akan ada yang mengganggu. Kau tau? Hera!

Romantic SpyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang