Aku menyibukan diri ke pekejaan ku tidak terasa sudah hampir malam dan dona meminta ijin pulang setelah dia bilang pekerjaannya sudah kelar, selama ini dia yang selalu membantu pekerjaanku. Sambil aku menunggu kekasihku datang aku membereskan semua file-file ku ke dalam berangkas. Hari ini aku akan ke rumah Oma untuk makan malam untuk membahas pernikahan Ka Niko yang sempat batal kemarin karena Omanya Ka Manda meninggal jadi di undur sampai benar-benar tenang.
Pernikahan Ka Niko akan di laksanakan bulan besok sekitar awal bulan. Aku memasukan file-file lalu aku merasa ada tangan yang melingkariku yang tidak lain adalah kekasihku yang posesif ini dengan bau khas kayu-kayuan di seluruh badannya, dia menciumi leherku hingga membuatku terangsang dan aku memukulnya pelan, diapun tertawa
"aku senang menciumi aroma baby mu hun, rasanya aku inggin terkam saat ini juga"Kata.
Aku memukulnya kali ini melepas pelukannya "eh, tuan posesif, emang belum cukup ! semalam, subuh, tadi pagi, di kamar mandi, emang belum cukup juga, aku hampir tidak tidur karena kamu hun" kataku protes.
"Belum hun, aku selalu mengingginkanmu bahkan aku inggin kamu selalu di kamar bersamaku tanpa melakukan hal lainnya hingga kamu tidak bisa melakukan apapun tanpa seijinku"katanya penuh kepemilikan.
"Haiiiizzzzzzz, kenapa aku bisa yah punya kekasih seposesif kamu, gak bisa ngapa-ngapain aku bahkan buat sekedar lirik cowok yang lebih ganteng aja susah"kataku mengejek.Yang aku dapatkan hanya tatapan mematikannya yang membuatku bergidik tapi tidak membuatku takut karena dari sekian banyak orang hanya aku saja yang berani menatapnya kalau dia sedang marah.
"Kenapa menatap aku kaya gitu, gak suka ? tanyaku.
"Awas saja kalau berani, kalau gak mati yah paling bonyok lah tuh orang yang berani melirik wanita ku"jawabnya.
Aku hanya menatap nya ngeri. "Hizzzzz, udah ah, ayo berangkat nanti telat lagi" perintahku.
1 jam perjalanan karena sedikit macet maklum lah jam pulang kerja. Sesampai di halaman keluarga kami pun keluar dari mobil yang di bukakan oleh supir keluarga hermawan
"Terima kasih pak diman"kataku.
"sama-sama Non, silahkan non sudah di tunggu yang lainnya di ruang tamu"jawabnya. Aku pun masuk dan di sambut Oma ku sayang lalu tante sofie, tante bella, tante dian dan para suami juga para anak dan cucu sudah berkumpul.
"Ciiiieeeeeh, adek manis kakak sekarang udah ada ayangnya mah jarang mau dateng ke sini kalau gak ada acara mah" kata Ka Ricky.
"yah maklum lah pan udah punya kekasih jadi waktunya abis sama pacar tuh"timpal ka Radit."Emang dulu gak kaya gitu Ka, lupa waktu juga kan, sekarang saja udah nikah"timpal Indah dan di sambut sorak dari Citra,indah, Nicolas.
Aku pun hanya tertawa terbahak-bahak di ikuti lainnya. Kekasihku hanya tersenyum menyaksikan kami dan merangkul pinggangku untuk mendekat ke arahnya.
"Ow..ow..ow, jangan mesra-mesraan gitu dunk, tar aku iri nih"kata
Nicolas.
Aku pun langsung melepaskan tapi malah semakin erat tanggan kekasihku ini dan aku pun di buat malu olehnya, keluargaku pun memaklumi ke posesifan kekasihku.
Kami pun langsung menuju meja makan untuk makan malam setelah selesai kami lanjutkan dengan berbincang-bincang, Tante sofie menanyakan tentang hubungan kamidan dengan lantang dan penuh percaya diri Morgan menjawab bahwa kami sedang membicarakan masalah pernikahan, aku pun kaget bukan kepalang akan jawabannya dan tersenyum Karena bahagia, morgan meminta ijin ke keluarga besar untuk mempersuntingku tapi tante sofie bilang kalau mau bicarakan masalah pernikahan lebih baik ada keluarga yang lainnya biar mereka juga tau dan ikut merasakan kebahagian juga.
Aku pun mengangguk setuju di ikuti Morgan yang tersenyum. Tidak terasa waktu sudah hampir tengah malam, aku pun minta ijin pulang ke apartemen tapi Oma melarang ku pulang dengan alasan masih kangen, aku pun harus menurutinya.