Jujur aku seneng karena aku sudah menemukannya kembali setelah bertahun-tahun menunggunya tapi aku marah karena dia datang saat aku bersama laki-laki lain dan dia hanya berdiam diri menyaksikan pertunanganku dengan laki-laki lain padahal jelas-jelas dia tau bahwa aku hanya ingin menunggunya untuk menepati janjinya padaku, dia tak kunjung datang lalu datang seenaknya dalam hidupku dan menghancurkan semuanya lalu meghilang dan datang lagi di saat semuanya hancur.
Sekarang hanya dia pemilik hati ini, tidak ada laki-laki lain yang aku cintai selain dirinya. Aku gak tau apa aku bisa membencinya atau tidak, gurauku.
Dert. Dert. . . tiba-tiba hp ku bergetar dan aku melihat hp ku ternyata nmr yang tidak asing dalam ingatanku, ini nomor dia (Michael) dengan penuh keraguan aku pun menormalkan suaraku agar terlihat sedang sakit biar dia tak menyadari bahwa aku sedang menangis, aku menjawabnya aku terdiam sejenak lalu dia berbicara
"Hallo, baby kamu kemana aja sayang ? kenapa gak ada kabar ? kamu marah sama aku karena kelakuan ku itu bersama Ariska ! aku tau beb, aku salah, tapi kamu harus tau kenapa aku kaya gitu beb, aku harus jelasin semuanya ke kamu, aku gak mau kamu salah paham karena ini ! kamu di mana ! bisa kita ketemu ?" tanyanya penuh pertanyaan.
"Untuk apa kamu jelaskan itu kepadaku, semuanya sudah jelas, kamu melakukannya dengan dia, gak ada alasan apapun yang perlu kamu jelaskan karena aku gak butuh," jawabku ketus."Beb, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, hanya kamu wanita yang aku cintai, aku tau aku salah karena tergoda dengannya lagi tapi itu bukan sepenuhnya salahku, kamu juga turut andil di dalamnya." tambahnya lagi.
"Udah lah aku gak mau denger apapun, maaf aku lelah dan ingin istirahat."
"Tunggu beb, kamu kasih tau dulu dimana keberadaan mu," tanyanya lagi.
"Aku akan ke Jakarta besok siang jadi hubungi aku besok saja, sekarang aku mau istirahat, malam," jawabku sambil memutus telepon.
Hahhhhhhhhh.. Sesak banget, sakit rasanya.. 1 masalah belum kelar timbul masalah baru, aku pun mulai mencoba memejamkan mataku tapi rasanya mataku terlalu panas untuk di pejamkan, terasa sulit bagiku untuk sekedar melupakan hal ini, pandangan ku nyalang meratapi atap kamarku dengan di temani sepi dan air mata, binggung dengan apa yang akan ku lakukan nantinya. Lama aku terdiam dalam tangisan akhirnya aku terlelap sampai ke esokan harinya aku bangun, lalu aku bersiap untuk pergi menuju Jakarta untuk menemui Michael, keluargaku juga teman-temanku.
22 x panggilan tak terjawab, 15 x sms masuk, Bbm, Whats app, semuanya hanya dari Morgan dan semua isinya sama dan yang terakhir aku baca di sms nya bahwa dia menungguku di apartemennya untuk menyelesaikan semuanya. Tapi aku tidak akan datang.Aku menelepon pihak ticketing untuk memesan tiket dari temanku yang kebetulan bekerja di bandara, aku minta 1 tiket penerbangan ke Jakarta 2 jam lagi, pagi-pagi aku bersiap-siap membawa barang bawaanku yang lumayan karena mungkin aku akan lama kembali ke sini dan mungkin tak kan kembali dalam jangka lama.
Setelah beres semua, aku langsung berangkat tanpa menghiraukan Morgan yang menungguku, aku pun bergegas secepat mungkin agar dia tidak bisa menemuiku. Tak lama aku untuk sampai di bandara hanya memakan waktu 40 menit karena perjalanan yang legang. Sesampai di bandara aku bergegas karena berapa menit lagi akan lending ke Jakarta.
Aku memakai kelas bisnis tidak menunggu lama hanya 2 jam aku sampai Jakarta, dan di sini lah aku berada, aku berada di kota yang di sini banyak sekali kenangan indah yang ku lalui, huuuuuaaaaahhhh. Senengnya berada di sini.. aku langsung memberhentikan taksi untuk pulang ke rumahku, 1 jam perjalanan ku dari bandara ke rumah, sampailah aku di rumah, para keponakan ku berseru memanggil namaku saat melihat ku lagi
"Taaannnntttteeeee"panggil mereka polos. "Iya sayang, tante pulang nih", jawabku sambil tersenyum. "Tan, bawa oleh-oleh gak ! "Bawa nih tapi bagi-bagi yah dek", perintahku. "siap tante"jawabnya polos. Ade sama kakak bantu tantenya dunk bawain barang-barangnya ke dalam, perintahku lagi. Aku langsung masuk rumah ternyata ada papa di dalam sedang menyiapkan makanan kesukaan ku bersama kakak ku untuk menyambut kedatanganku, aku peluk papa-kakak ku sambil mencium pipi kanan kiri mereka begitupula kakak ipar ku dan terkhir adikku.