3

3.3K 302 24
                                    

"Kayanya hari ini lo lagi beruntung deh, tumben banget kan pak satpam mau bukain gerbang. Biasa nya telat 2 menit aja gak boleh masuk."

Setelah upacara selesai Della langsung menceritakan kejadian tadi pagi kepada Karin dan Caca di kelasnya.

"Iya sih, gue juga gak nyangka pak satpam mau berbaik hati ngizinin gue masuk."

"Kayanya dewi keberuntungan emang lagi mihak lo Del,"

Mendengar suara ketukan dibalik pintu, Yuda selaku ketua kelas langsung beranjak membuka pintu. Ternyata ada bu Indah yang datang.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru bahasa inggris itu.

"Pagi bu,"

"Baik, anak-anak ibu selaku guru piket pada hari ini akan memberikan tugas dari bu Yuli yang kebetulan pada hari ini berhalangan untuk hadir. Ibu kesini hanya menyampaikan itu dan kalian jangan ribut atau bolak-balik keluar kelas!" tegas bu Indah kemudian keluar meninggalkan kelas.

"Yeeyy," sorak gembira semua murid.

Setelah bu Indah keluar kelas mereka pun kembali ke aktivitas nya masing-masing. Di barisan tengah ada pasukan para cowok yang lagi asik main game. Di barisan samping kiri ada pasukan cewek yang sibuk sama ponselnya masing-masing. Sedangkan di barisan kanan samping ada pasukan Della, cie pasukan Della tak heran karena mereka memang selalu bertiga udah kaya 3 sejoli gitu.

Kringgg

Setelah 3 jam berlalu, akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Kemarin gue liat Kao jirayu di instagram anjir ganteng banget sumpah." ucap Karin dengan antusias.

"Masih gantengan Manu Rios kali." sahut Caca.

"Yee gantengan Kao lah, udah ganteng bisa nyanyi bisa main gitar lagi apa kurangnya coba?"

"Lo pikir Kao aja yang bisa Manu Rios juga bisa, nyanyi bisa main gitar bisa."

"Tapi tetep sih meningan Kao kemana-mana."

"Manu Rios lah."

"Kao."

"Manu Rios."

"Kao!!"

"Manu Rios!!!"

Della menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Jika sudah membicarakan masalah artis kesukaan mereka pasti selalu heboh dan membanding-bandingkan. Padahal menurut Della hal itu tidak terlalu penting untuk diperdebatkan.

"Udah sih ganteng kak Ken. Ke kantin yuk gue laper."

Della menyeret kedua sahabatnya ke kantin tanpa memperdulikan ocehan mereka yang masih memperdebatkan Kao dan Manu rios.

Della berjalan melewati kelas IX-2. Karin dan Caca masih saja memperdebatkan antara Kao dan Manu rios sedangkan Della hanya menunduk tanpa berani mengangkat kepalanya karena Della tahu dikelas itu pasti ada Ken. Tapi Della juga penasaran ingin melihat Ken dengan ragu Della melirik ke kelas yang bertuliskan XI-2 IPA. Della menarik nafasnya kecewa karena dia tidak menemukan Ken disana.

Tapi saat pandangannya beralih matanya tidak senganja bertemu dengan sepasang mata cokelat yang sedang menatap kearahnya. Saat ini jantung Della seperti mau copot saja jantungnya berdetak dengan cepat. Dengan enggan Della memutuskan kontak matanya dengan Ken karena jika tidak bisa-bisa dia mati berdiri.

Setelah memesan bakso Della hanya mengaduk-ngaduk bakso itu tanpa berniat memakannya. Ingatannya kembali memikirkan kejadian yang baru saja terjadi saat matanya dengan tidak sengaja bertemu dengan sepasang mata milik Ken yang juga sedang menatapnya. Kenapa Ken menatapnya? Apa dia sudah tahu tentang perasaan Della?

Karin dan Caca saling bertukar pandang lalu keduanya beralih menatap Della.

"Mulai deh ngelamun lagi." cibir Karin melihat Della.

"Gue gak ngelamun kok."

"Del kalo ada kompetisi ngelamun kayaknya lo bakalan jadi winnernya deh." sambung Caca.

"Apaan sih ca, gue cuma heran aja tadi kak Ken liatin gue."

"Yaelah wajar kali Del dia kan punya mata."

"Ya..yaiya sih tapi tumben aja gitu,"

Della mengangkat bahunya acuh. "Maybe,"

♣♣♣♣♣

Ken sedang menatap layar ponselnya dengan serius biasanya jika dia serius seperti ini dia sedang bermain games. Kali ini Ken tidak sedang bermain games tapi dia sedang menatap sebuah notif yang sudah dua hari lalu masuk diLINEnya.

GVdella_s add your friends.

Ken hanya melihatnya tanpa berniat apapun. Tapi entah dorongan darimana dia meng-klik tombol hijau dan melihat foto gadis itu.

"Bener cewek yang tadi itu namanya Della." batin Ken.

Ken tersentak dari lamunannya saat sebuah tangan memukul pelan tangannya hampir saja ponselnya jatuh.

"Anju kalo gue jantungan gimana nyet?"

"Alah lebay lo." Cibir seorang cowok jangkung bernama Sandi yang ikut duduk disamping Ken.

"Lo ngeliat apa ken sampai seserius itu." Raka menatap Ken yang sedang serius menatap layar ponselnya sambil menaikan sebelah alisnya.

"Gue tahu sekarang." gumam Ken sambil terus memandangi ponselnya.

Raka mengernyitkan dahinya. "Tahu apa?"

"Bukan apa-apa. Oh iya nanti pulang sekolah kita jadi rapat kan?" Ken mencoba mengalihkan pemikirannya tentang Della.

"Jadi."

Ken hanya mangut-mangut meng-iyakan.

♣♣♣♣

PART INI UDAH DIREVISI YA.

SEMOGA SUKA.

HAPPY READING

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang