15

2.1K 163 7
                                    

Ken berjalan dengan sangat ringan menuju ruang kelas Della. Ken melongokan kepala ke ruangan kelas Della. Kelas itu sudah cukup ramai, dan biasanya jam segini Della sudah ada di dalam kelasnya. Namun, pagi ini gadis itu tidak terlihat di kelasnya. Ken pun tidak menemukan tas doraemon yang selalu tersandar dibangku gadis itu.

"Kak Ken," sapa Kila yang saat ini ada di depannya.

"Nyari Della iya?" tanya Kila lagi yang seolah tau dengan maksud kedatangan Ken.

"Iya, dia belum dateng?" Matanya terus menelusuri ruangan itu berharap kalau gadis itu ada.

"Emang dia gak ngasih tau lo, kalo hari ini dia gak masuk sekolah?"

"Hah, dia gak masuk sekolah? Kenapa?" tanya Ken bingung.

"Della sakit kak,"

"Sakit?" tanya Ken meyakinkan Kila hanya menangguk.

"Yaudah, thanks informasi nya Kil."

"Oke kak."

Ken berjalan perlahan ke ruangan kelasnya. "Della sakit, kenapa dia gak bilang apa-apa sama gue."
Padahal semalam di chat Della baik-baik saja. Della tidak bicara apapun kalau hari ini dia tidak akan masuk sekolah.

Ken segera merogoh handphone dalam sakunya. Ken membuka aplikasi  LINE di handphonenya. Tangannya menari-nari diatas papan ketik menuliskan sesuatu.

KeanoAY : Del lo sakit apa?
KeanoAY : Del lo sakit apa?

Dua menit
.
.
Empat menit
.
.

Enam menit berlalu setelah Ken mengirimkan pesan itu. Namun pesan nya tidak kunjung mendapat balasan.

Cowok itu kembali mengetikan sesuatu di handphonenya.

KeanoAY : Pulang sekolah gue langsung ke rumah lo.

Ken terlihat sangat khawatir karena tidak biasanya Della seperti ini. Padahal setiap kemana pun Della akan pergi atau kejadian apa pun yang sedang terjadi padanya Della selalu memberitahu nya tapi, kali ini tidak.

♣♣♣♣♣

Seperti janji nya pada Della diLINE tadi. Setelah pulang sekolah Ken akan ke rumah Della.

Ken segera melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi. Tanpa memperdulikan apapun lagi. Dia hanya memikirkan keadaan Della.

Saat dia sampai di rumah Della. Dengan cepat dia memarkirkan motornya asal dan menekan bel terus-menerus sampai seorang perempuan yang berpenampilan layaknya ibu-ibu tetapi masih kelihatan awet muda. Iya dia Sopi. Bundanya Della.

"Iya cari siapa ya?" tanya Sopi.

"Saya Ken tante temannya Della. Saya boleh ketemu sama Della tan?" tanya Ken sopan.

"Oh temannya Della. Tapi Dellanya lagi tidur, mau tante bangunin?" tanya Sopi basa-basi, sebenarnya Della sudah meminta bundanya untuk mencegah Ken bertemu dengannya.

"Oh gitu ya tan. Gak usah deh tan, kasian pasti Della lagi istirahat."

"Kalo gitu saya pamit dulu ya tan." Sopi hanya tersenyum.

Ken sedikit tenang atas pernyataan Sopi, walaupun hatinya masih khawatir karena dia belum bertemu dengan sosok Della.

Sopi menghampiri Della yang tengah melihat kepergian Ken dari balik jendela kamarnya.

"Sayang, kenapa kamu gak mau temuin dia?" tanya Sopi pada anaknya itu.

"Tadi dia kelihatan khawatir banget Del," lanjutnya lagi.

Della hanya tersenyum dan duduk di atas kasurnya.
"Bun, salah ya kalau kita menghindar dari masalah?"

Sopi duduk disamping Della lalu membelai lembut rambut anaknya itu. "Kalau kata bunda jelas salah sayang, karena masalah itu bukan untuk dihindari. Masalah itu harusnya dihadapin, masalah gak akan selesai dengan kita menghindar."

Della merenungkan perkataan bundanya, Sopi. "Hal yang perlu kamu lihat dari suatu masalah adalah pengalaman yang ada di dalamnya. Jadi kalau kamu punya masalah jangan terus-terusan ngeluh sayang, lebih baik kamu pikirkan jalan keluarnya."

Sopi menatap mata anaknya, terlihat sebuah kepiluan dan kesedihan disana. Sopi tahu bahwa saat ini anak bungsunya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu kenapa sayang? bunda yakin pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari bunda. Kamu lagi ada masalah sama cowok tadi sayang?" tebak Sopi.

Della menggelengkan kepalanya. "Della gak papa kok bun." dengan senyum yang sedikit dipaksa.

Bukannya Della tidak ingin berbagi cerita kepada bundanya. Namun untuk saat ini Della hanya sedang mencoba untuk melupakan dulu semua hal yang berkaitan dengan Ken. Walaupun sangat sulit untuk Della menjauh dari Ken, tapi bagaimana pun juga itu harus ia lakukan. Ini semua lebih baik sebelum Ken mengetahui siapa Della sebenarnya.

Walaupun dengan menjauh seperti ini sangat menyakiti dirinya sendiri. Sangat sulit tapi mau tidak mau ini harus Della lakukan.

"Sekarang kita makan yuk, bunda udah masak makanan kesukaan kamu lho. Nanti keburu abis sama ayah kamu." ucap bundanya mengalihkan pertanyaan nya tadi

"Nanti Della nyusul bun."

"Bunda bawain kesini mau?"

Della mengangguk. "Boleh."

Della bersyukur mempunyai bunda yang sangat menyayangi dan memperhatikan nya. Dalam keadaan seperti ini bunda nya selalu menjadi orang yang mampu membuat nya tegar.

♣♣♣♣♣

Ada apa dengan Della ya?  Kok tiba-tiba dia kayak yang menjauh gitu dari Ken?

Halo readers selamat malam😸 baru update lagi nih hehe kayaknya ini chapter terakhir yang saya publish untuk Bulan ini karena satu minggu kedepan saya harus prepare buat UAS 😁Hehe udah UAS aja. Doain lancar ya UASnya.

Beres UAS saya pasti bakal update cerita ini lagi. Jangan bosen-bosen buat baca cerita ini ya 😂 tunggu chapter selanjutnya.

Kalau ada masukan buat chapter selanjutnya boleh comment dibawah ya.  Kritik dan saran kalian sangat membantu.

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang