8

2.4K 203 6
                                    

Jam pelajaran telah berakhir, menandakan siswa siswi disini untuk pulang. Dengan cepat Della membereskan buku-bukunya kedalam tas.

"Del, buru-buru amat?" tanya Kila heran.

"Hari ini gue balik bareng kak Ken." tanpa memperdulikan jawaban Kila cewek itu langsung berlalu menuju gerbang.

Sudah satu minggu ini Ken dan Della memang terlihat sudah cukup akrab. Seperti saat ini Ken mengantarkan Della pulang.

"Del." sapa Ken sambil melambaikan tangannya.

Della pun berjalan menghampiri Ken.

"Lo udah dari tadi kak?" tanya Della.

Ken menggeleng dan tersenyum pada Della.
"Enggak kok, ayo naik."

Della pun segera naik ke atas motor Ken. Dan motor itu pun segera berlaju.

Tiba-tiba air hujan turun begitu cepat. Ken menepikan motornya di depan toko buku.

Lagi-lagi mereka terjebak hujan dan Della tidak membawa jaket yang membuat badannya menggigil. Della mengelus lengannya yang terasa dingin.

Tiba-tiba Ken membuka jaketnya dan menyampirkannya dibahu Della.

"Eh kak," Della tidak percaya saat Ken menyampirkan jaket dibahunya.

"Udah pake aja, lo kasian kedinginan." jawab Ken yang menoleh ke arah Della dan tersenyum.

Hujan sudah mulai reda, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Della.

Tak terasa mereka pun sudah sampai didepan sebuah rumah berwarna hitam-putih yang tak lain adalah rumah Della.

"Thank's kak," Ken tersenyum dan mengangguk dibalik helmnya.

"Jaket lo gimana?"

"Lo simpen dulu aja."

Della tersenyum. "Hati-hati kak." Ken dan motornya pun segera berlaju meninggalkan rumah Della.

Della terus saja tersenyum memandang kepergian Ken. Hari ini gadis itu benar-benar bahagia.

♣♣♣♣♣

Ken menghentikan motornya disebuah rumah kecil.

"Sil, gue udah mulai buka hati gue. Seperti yang lo bilang." Ken menatap fotonya bersama Sila.

Dirumah kecil itu memang banyak fotonya bersama Sila dulu. Dan disini adalah tempat favoritnya bersama Sila. Tapi sekarang semuanya sudah berakhir, semuanya sudah menjadi kenangan.

"Andai dulu gue gak pernah bilang kalo gue cinta sama lo, mungkin sekarang lo masih mau deket sama gue. Mungkin sekarang lo masih ada disamping gue." Ken menghela nafasnya sejenak.

Sila adalah cinta pertama untuk Ken. Sejak pertama mengenal Sila, hidup Ken berubah. Sila seperti pelangi yang mewarnai hari-hari Ken.

Ken melihat sebuah fotonya bersama Sila, disitu terlihat Sila sedang menyuapkan cupcake untuk dirinya.

Seketika Ken teringat akan kejadian 2 tahun lalu saat Sila membawakan sebuah cupcake untuknya.

Flashback on

Ken memainkan gitarnya sambil sesekali menyanyi.

"Ken cobain deh cupcake buatan gue," Sila keluar dari dalam rumah dengan membawa sebuah cupcake.

"Nih," Sila menyuapkan sepotong cupcake ke mulut Ken.

"Emmm,"

"E--nakk," Potong Sila saat Ken akan berkomentar tentang cupcake nya.

"Tumben gak gosong," ucap Ken sambil terkekeh.

"Ngeledek, tapi enak kan."

"Kalo buatan lo, apa aja enak kok." goda Ken pada sahabatnya itu.

"Hahaha, pea dasar." Ken terkekeh melihat tingkah Sila.

"Ken, jatuh cinta itu rasanya gimana sih?" tanya Sila tiba-tiba yang membuat Ken tertawa.

"Ihh, gue serius Ken." ucapnya lagi sambil terkekeh.

"Emang lo belum pernah jatuh cinta?" tanya Ken pada Sila yang masih asik memandang indahnya langit.

"Belum," jawab Sila yang lagi-lagi membuat Ken tertawa.

"Emangnya lo pernah?" mendengar pertanyaan itu Ken hanya menggelengkan kepalanya.

"Kira-kira diantara kita berdua yang pertama jatuh cinta siapa ya?"

"Ya lo lah, lo kan centil Sil." ucap Ken nyolot.

"Pokoknya siapapun yang jatuh cinta duluan harus cerita."

'Gue gak mungkin cerita sama lo, karena orang yang udah buat gue jatuh cinta itu lo Sil.' umpat Ken dalam hatinya.

"Janji?" Sila mengacungkan jari kelingkingnya.

Ken menautkan sebelah alisnya.

"Promise." ucap Sila sambil menautkan jarinya pada jari Ken.

Flashback off

Ken tersenyum getir mengingat kenangannya bersama Sila dulu.

"Awalnya gue sempet berpikir untuk menutup hati gue buat siapapun. Gue berpikir untuk berhenti jatuh cinta. Karena gue tau jatuh cinta hanya akan membuat segalanya berubah. Termasuk sikap lo yang berubah menjadi sangat dingin sama gue. Tapi, tuhan selalu punya rencana yang lebih Indah. Disaat gue berpikir kalo gue gak bisa jatuh cinta lagi tapi tuhan mempertemukan gue dengan Della." Ken tersenyum miris. Ditatapnya foto itu lagi.

"Tapi gue takut Sil,"

Perlahan Ken pun memejamkan matanya dan pergi kealam mimpi.

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang