0.3

404 60 7
                                    

"Jadi nanti, cinderella nya rada beda. Karna ini ide dari Ms.Anna, cinderellanya pake flatshoes. Gue juga udah pikirin ini mateng-mateng. Buat yang jadi Cinderella nya, lo- Ami" jelas Harry panjang lebar sambil menunjuk Ami.

Jujur aja, itu bikin aku meleleh.

Wajahnya kalau lagi serius ituloh. Pengen banget di cium,

Eh cubit maksudnya.

Aku terus memperhatikannya, sebelum akhirnya tersadar karena aku mendengar ada suara yang memanggilku dengan keras.

"Saaa, gimana?"

Bukan, bukan Harry.

"Eh, kenapa kak?"

"Jadi lo gak dengerin?"

"Dengerin kok kak"

"Halah, bisa aja ngelesnya.

Lo setuju nggak?"

"Iya setuju"

Yaudahlah, daripada kena omel kak Louis. Mending ku jawab setuju aja. Setuju apa juga aku gak tahu. Orang dari tadi aku lagi sibuk.

Sibuk ngeliatin pak ketua,

Alias Harry.

Hehe, jadi enak.

°°°

"Jadi kapan?" Tanya Harry saat aku keluar dari ruangan rapat. Rapatnya udah beres, dan lancar. Iyalah siapa dulu ketua dan wakilnya.

Harry sama Sasa

Pasangan paling cutie sepanjang masa.

"Kapan apanya?"

"Jadi lo beneran nggak dengerin ya?"

"Dengerin kok, cuma tadi rada gafokus"

"Yaiyalah gafokus, orang dari tadi lo ngeliatin gue"

Mampus, tau aja nih orang.

Hanyoeng (read : anying), jadi malu.

"Bercanda deng haha

Gausah merah gitu dong mukanya."

"Heh, enak aja tuh mulut. Ngga merah ish, biasa aja."

"Kok udah gak gugup sih ngobrol sama gue?"

"Lo juga."

"Gue gapernah gugup kali ngobrol sama lo"

"Bukan, maksud gue. Lo juga udah gak cuek sama gue"

"Hahaha, gue gak cuek kok. Lo aja kali"

"Loh kok gue"

"Iya elo, salah siapa gak dari dulu deket gini sama gue"

'Loh, bang. Kok jadi salah adek sih. Kan adek udah nyoba deketin abang lewat line, abang aja yang cuek bgt jawabnya. Menangos nih adek'

"Tuh, malah bengong."

"Lagi nginget. Bukannya gue udah coba deketin lo ya, di line. Lo aja yang cuek kayak bebek loncat"

"Hahahaha, lo tuh lucu ya. Kenapa gak dari dulu aja gue nyadar."

'Gatau lagi, mungkin muka gue udah kayak tomat busuk nih sekarang. Aduh Harry. Lo mah kedip di depan gue aja, gue udah melt. Apalagi lo ngomong gini'

"Kenapa sih merah mulu tuh muka? Santai aja kali"

"Eh, i-iya haha."

'Gimana bisa santai sih? Coba kalian kasih tau gue. Gimana? Gimana? Pengen pingsan aja. Biar gak malu gara2 muka gue merah mulu'

"Btw, kapan apanya Har?"

"Loh, lo udah setuju kan gantiin Ami jadi Cinderella."

Aku langsung membelalakkan mata. Jadi itu? Tau gitu aku gak bakal setuju.

"Hah? Te-terus yang jadi pangeran siapa?"

"Gue"

Aku hanya mengedipkan mataku berkali-kali. Menahan detak jantungku agar tidak terlalu keras berdetak dan agar Harry tidak mendengarnya.

"Seneng kan lo"

"Pd bgt lo"

Padahal mah iya

Banget si.

Banget

"Kapan mau mulai latihan?"

"Terserah lo aja deh"

"Pasrah amat jadi cewek. Jadi suka"

"Heh, suka apa?"

"Suka gemes sama lo"

"Halah, bisa ae"

"Merah terus"

"Apaan sih say

ton."

"Sayang mah sayang aja, Sa"

"Serah lo Har"

Theater ;; H.StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang