0.4

368 57 9
                                    

"Serius dong Har, capek nih ngantuk juga"

iya, daritadi doi gaada serius-seriusnya. Godain aku mulu.

Dimulai dari adegan dansa. Dia malah kelitikin aku terus, lanjut ke adegan perpisahan pertama aku sama dia yang jam 12 tepat ituloh. Dia malah peluk aku terus. Sialan banget gak sih bikin bapernya.

"Iya ok. sorry"

"Adegan terakhir nih. Abis ini gue pulang."

"So, my cinderella flatshoes, would you be mine?"

"Yes, i would"

Dan diakhiri dengan pelukan.

"Har, lepasin. Pengep. Udahan ah pelukannya. Gaenak sama cicak dikamarlo"

"Lah, jadi bahas cicak" jawab Harry sembari melepas pelukannya dan tersenyum renyah menampakkan lesung pipinya yang pantas dikagumi.

'Yah, kok dilepas beneran sih.'

"Pulang?"

"Iyalah. Yakali nginep disini"

"Yakin gamau nginep?" Tanya Harry sambil mengedipkan matanya berkali-kali dan memberikan senyum menggodanya.

"Ew.enggak.bye"

"Hahaha, kalau blushing gausah sambil marah2 dong"

"Serah ish."

"Hahaha"

Harry lalu mengikutiku menuruni tangga rumahnya. Saat hendak keluar, aku melihat calon mertua lagi duduk santai di teras rumah sambil ngobrol unyu.

"Eh tante, om. Sasa pulang dulu ya?" Kataku sambil menyalami mereka berdua secara bergantian.

"Loh Sa? Udahan latihannya?"

"Udah om, hehe"

"Gimana Harry? Jago nggak" tanya tante Anne sambil menaik-naikkan kedua alisnya.

"Jago apanya tante" duh kan pikiranku udah macem-macem.

"Jago nganunya"

aku mengerutkan alisku, pertanda bingung. Harry lalu mendorongku keluar sambil cengegesan dan berkata ke tante Anne "apaan sih ma? Tuhkan dia jadi malu"

"Gue pulang ya Har"

"Ati-ati"

"Ok"

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Harry menarik tanganku dan cup.

Satu ciuman mendarat manis di dahiku.

Theater ;; H.StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang