Monster Part 8 : Dear Mom

1.9K 201 44
                                    

PART 8



Kedua kelopak itu terbuka, menampilkan sepasang hazel penuh luka. Sosok manis itu menggerakkan kepalanya ke sisi kanan, dan mendapati sosok itu masih terpejam damai di atas sofa tosca itu.

Tangan mungilnya yang sedikit gemetar mencoba melepaskan jarum infus yang terpasang apik di punggung tangan kirinya, hingga sedikit menghasilkan titik merah –berdarah.

Menyibak selimut biru muda khas brankar perawatan itu sebelum susah-payah mengangkat kepalanya, bangkit dari tidur singkatnya. Hingga ia berhasil menapak pada lantai keramik putih-bersih itu.

Tanpa menghiraukan rasa nyeri di tangan dan kepalanya, ia mulai melucuti satu per satu seragam rumah sakit yang melekat di tubuhnya, menggantinya dengan sepotong sweaterturtle neckberwarna gading, celana bahan hitam, dan sebuah mantel tebal berbulu berwarna senada yang diperolehnya dari tasnya. Bersyukur seorang Karyawan dari lelaki yang masih terpekur di atas sofa itu membawakan beberapa potong baju ganti untuknya kemarin sore.

Mengganti alas sandalnya dengan sepatu yang sebelumnya ia kenakan di Café dua hari yang lalu, kemudian mulai menyampirkan tas ransel berisi baju di bahu mungil-ringkihnya.

Langkahnya terhenti hanya untuk berbalik, kembali memaku lelaki yang tengah terpejam damai itu. Tanpa sadar kakinya membawanya mendekat, dan tubuhnya mencondong kala sudah berada di sampingnya, merapihkan anak rambut yang menutupi sedikit matanya yang terpejam, kemudian menjatuhkan kecupan ringan namun agak lama di kening itu.

"maaf sudah mencintaimu, Jung Hoseok." Bisiknya lirih sebelum kembali membawa langkahnya meninggalkan lelaki itu dan bangsal perawatannya.

Ia harus pergi. Jauh, entah kemana. Kakinya terus melangkah, sementara di balik topi itu ia menyembunyikan mata sembabnya, dan air mata yang jatuh pasti tersembunyi dengan baik di balik masker yang ia kenakan.

Kepalanya terus berpikir, menentukan arah kemana ia harus membawa langkah-langkah kecil tertatihnya itu. Meski ragu sesekali terselip di palung jiwanya, namun itu sama sekali tak mampu membuatnya mundur, dan kembali ke sana, ke sisi lelaki yang sama sekali tak pernah mengharap eksistensinya dalam teritori kehidupannya bersama lelaki manis bernama Min Yoongi itu.

Jungkook –Jeon Jungkook, lelaki manis berusia dua puluh tiga tahun itu terus membawa langkah gontainya menembus keheningan dan kepekatan langit malam. Matanya menatap hampa segala yang terhampar di hadapannya, sementara titik-titik kelemahan sudah sedari tadi menghiasi wajah cantiknya.

Jemari lentiknya bergerak asal, memetakan pola abstrak di perut membuncitnya, sesekali mengusapnya sayang. Senyum lirih selalu terkembang seraya 'Ibu' muda itu melakukan kegiatannya, namun selalu akan terlihat kontras jika dipadu-padankan dengan air mata kepedihan yang mengalir tanpa jeda, menganak sungai.

Jung Hoseok. Entah mengapa hanya nama itu yang selalu memenuhi kepalanya, baik dalam keadaan sadar, maupun terlelap. Lelaki itu sangat berpengaruh bagi Jungkook –entah itu dulu, maupun sekarang. Lelaki itu bagaikan mantra multifungsi baginya. Terkadang lelaki itu dapat membuatnya bahagia, hingga rasanya seluruh dunia berada dalam genggaman tangannya. Namun, kini.. kebahagiaan yang lelaki itu berikan –tawarkan padanya, berbalik menjadi lara dan segala luka yang membuatnya menangis pilu, bahkan kehilangan separuh jiwanya. Tidak, bukan hanya separuh, melainkan seluruh. Ya, seluruh jiwanya sudah terlanjur ia berikan pada lelaki yang sudah berhasil menanamkan benih di dalam tubuhnya, hingga menghasilkan makhluk mungil di dalam sana. Namun, lelaki itu malah dengan santainya pergi –meski bukan secara harfiah, tapi tetap saja membawa lari seluruh jiwa Jungkook, hingga kini lelaki manis itu berakhir seperti raga tanpa jiwa –mati.

Monster (NamGi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang