2

535 17 0
                                    

Beberapa hari ini pekerjaanku sangat banyak jadi aku selalu pulang larut bahkan pernah sampai hampir pagi aku baru masuk rumah. Seperti malam ini aku melihat jam dipergelangan tanganku sudah pukul 01.00 dan aku masih sibuk dengan kertas dan layar monitor.

Bahkan saat sibuk seperti ini aku masih ingat istri yang tidak pernah menerimaku. Uang bulanan dan segala fasilitas yang aku berikan tidak pernah disentuhnya. Ternyata dia memang benar benar tidak menganggapku ada.

Pukul 2.00 dini hari aku baru masuk kedalam rumah, keadaan gelap dan sepi pasti dia sudah tidur. Aku berjalan pelan menuju kamarku dan aku melihat lampu kamarnya masih menyala itu tandanya dia masih terjaga tapi apa yang dilakukannya sampai selarut ini. Ingin sekali aku mengetuk pintunya hanya untuk sekedar tahu keadaannya. Sungguh aku jadi khawatir karena setahuku dia terbiasa tidur sebelum tengah malam.

Aku masuk kedalam kamar lalu segera berdiri dibalkon karena hanya dari sini aku bisa melihatnya. Aku berusaha mengamati kedalam kamarnya tapi dia tidak ada. Tanpa pikir panjang aku segera berlari kedepan pintu kamarnya dan memanggil namanya. Sudah aku panggil berkali kali tapi tidak ada jawaban. Aku membuka knop pintu dan tidak terkunci jadi aku membukanya sedikit. Saat aku buka ternyata dia baru kekuar dari kamar mandi.

"Ngapain kamu disini?" tanya Rena ketus

"Eee aku aku panggil kamu ga jawab" jawabku terbata

"Oh gitu ada perlu apa?"

"Eee kamu kenapa belum tidur?"

"Oh aku masih ada kerjaan"

"Ya sudah kalau kamu baik baik saja, maaf ganggu dan selamat tidur Ren" ucapku tersenyum dan melangkah pergi

"Ya..." jawabnya singkat

Kembali ke kamarku aku merasa sedikit lega tetapi aku merasa ada sesuatu terjadi karena wajahnya sedikit pucat. Aku turun ke dapur membuatkan segelas cokelat hangat dan meletakkan didekat pintunya seperti biasa, tapi kali ini aku menunggunya sampai membuka pintu.

"Ren kamu sakit?" tanyaku

"Cuma pusing, makasih cokelatnya" ucapnya langsung menutup pintu

Aku masih berdiri mematung didepan pintu kamarnya sampai dia keluar lagi dan menatap bingung padaku. Dia berlalu begitu saja turun kebawah menuju dapur. Reflek aku berjalan mengikutinya. Hanya melihat punggungnya saja sudah merasa senang. Ingin sekali aku memeluknya, entah kenapa meskipun sudah diacuhkan aku malah semakin mencintainya.

"Ngapain lihat aku?"

"Ak aku haus ya haus" jawabku bohong

"Ohh..."

"Kamu sudah minum obat Ren?"

"Dikotak obat ga ada"

"Oh aku keluar dulu ya" tanpa menunggu jawabannya aku segera mengambil kunci mobil dan mencari apotek 24jam

Aku menyetir sambil memikirkan Rena, sungguh aku suami bodoh yang tidak memperhatikan istrinya. Aku terus merutuki diriku sendiri sampai aku kembali kerumah. Dengan segera aku naik keatas menuju kamarnya memberikan obat sakit kepala.

"Ini minum obatnya dulu baru tidur ya" ucapku

"............." hanya dibalas anggukan

Aku memberikan obat dan segelas air putih lalu segera diambil dan diminumnya didepanku. Dari hal kecil seperti ini saja sudah membuatku tersenyum sendiri.

"Makasih Van" katanya menyebut namaku

"I iya sama sama Ren" jawabku terbata

Lalu dia melangkah kembali naik menuju kamarnya. Ku perhatikan langkahnya yang kelihatan lemas jadi aku berjalan dibelakangnya takut kalau dia terjatuh. Sampai didepan kamarnya dia berhenti dan aku pun kaget ikut berhenti.

Loving You With All Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang