13

980 28 4
                                    

"Mesranya calon orang tua ini" goda mami saat aku dan Rena sedang berduaan dihalaman belakang

"Ini menantu kesayangan mami mogok minum susu" kataku karena sudah hampir dua jam aku berusaha merayu Rena untuk minum susu hamilnya karena dia malah mau cokelat hangat buatanku yang setiap malam aku buat dan letakkan di depan kamarnya

"Mogok juga gara gara kamu kan, harus tanggung jawab juga" mami justru tersenyum membela Rena

Karena Rena mogok minum susu hamil jadi aku mengalah karena dipaksa mami juga, akhirnya aku ke dapur dan membuatkan coklat hangat biasa. Setelah jadi aku membawanya lagi ke halaman belakang, ternyata mereka semua berkumpul disana.

"Taraaaaaa..... Ini coklat hangat khusus untuk istriku tercinta" dengan bergaya sedikit membungkuk aku memberikan gelas pada Rena

"Makasih ya ini maunya sibayi kok" kata rena tersenyum

"Habiskan setelah itu masuk ke kamar sana kalian, sudah malam angin malam tidak bagus" kata papi menyuruh dengan nada halus

Kami menuruti kata kata papi dan beranjak berjalan masuk ke kamar. Aku membantunya berjalan dengan menggandeng tangannya. Merasakan tangannya menerima uluran tanganku membuat darahku berdesir dan memompa jantungku lebih kencang. Didalam kamar aku masuk kamar mandi terlebih dulu untuk berganti pakaian tidur setelah itu kami bergantian.

"Sayang sini tidur langsung jangan baca buku lagi udah terlalu malam" kataku karena kebiasaannya beberapa hari ini selalu membaca buku atau majalah tentang bayi

"Aku belum ngantuk Van mana bisa dipaksa tidur" katanya yang membolak balikkan halaman majalah tanpa menoleh kearahku

"Ya udah aku temani... Oh iya sayang apa perlu check kandungan lagi? Prediksi dokter terakhir katanya ga sampai sebulan kamu melahirkan"

"Ga usah aku gampang capek akhir akhir ini........." ucapannya berhenti dan menoleh kearahku

"Kenapa???" aku memekik panik

"Tanganmu taruh sini dia gerak gerak" dia meletakkan telapak tanganku diatas perutnya supaya aku bisa merasakan gerakan dari sibayi

"Eeeehh aku bisa rasain sayang" otomatis aku mensejajarkan kepalaku mendekat ke perutnya dan ingin menciumnya tapi takut Rena marah

"Cium aja,, kenapa harus takut heemm" Rena memberi lampu hijau untukku lebih dekat

"Hai anak daddy kapan mau keluar dari sini? Enak ya didalam situ daddy jadi mau coba hehe tapi momy kamu pasti marah nanti... Daddy sayang kamu nanti kalau sudah besar semua yang kamu mau pasti daddy turuti... Oh iya kalau mau keluar nanti jangan buat momy sakit ya, soalnya daddy sayang juga sama momy kamu... Oh iya satu lagi daddy minta tolong bujuk mami biar bisa sayang sama daddy... Sekarang tidur yuk kasian momy pasti capek..." aku sangat senang bisa bersentuhan dan mendapat respon dari calon anak kami

"Sini Van aku jadi ngantuk dengerin kamu ngomong sendiri terus, oh iya tolong ACnya aku kepanasan" kata Rena agak jutek

"Pa..panaaass sayang?? Aku udah hampir beku begini" gerutuku sambil bergerak menurut

"Pakai selimut kalau dingin jangan sok kuat"

"Iya iya aku ambil selimut dulu"

"Berdua aja sini"

"Kamu serius?" tanyaku tak percaya

"Serius tapi jangan macam macam kamu" wajahnya bersemu merah

Kami tidur berhadapan karena Rena lebih nyaman kalau tidur dengan memiringkan badan. Aku mencium keningnya dengan lembut lalu menatap wajahnya, terdengar hembusan nafasnya teratur lalu aku pun terlelap.

Dua minggu kemudian saat aku sedang bersama papi diruang kerjanya membahas masalah pembukaan cabang baru di kawasan Australia supaya bisa merata dan aku harus turun tangan kalau sudah begini. Mami masuk dan menghentikan pembicaraan kami dan beralih ke usul mami yang menyuruh aku dan Rena sebaiknya tinggal di singapura aja untuk seterusnya.

"Mana mungkin Rena mau mi dia suka diindonesia lagi pula disini temannya sedikit" kataku

"Kamu coba bicarakan dulu Van pasti dia setuju lagi pula disini lebih maju supaya anak anak kalian bisa sekolah disini juga" timpal papi

"Emang sih aku bisa bicara tapi aku ga bisa membujuknya kan papi tau kalau Rena suka marah kalau dilawan" ucapku pasrah

"Hahaha astaga Stevano seorang yang terkenal arogan, dingin ternyata takut istri" tawa mami meledak mengejekku

"Hahh itu juga karna mami ngebela Rena terus" jawabku

"Sana kamu temani Rena kasian sendirian apalagi harinya sudah dekat" kata mami

"Iya udah pi mi aku kekamar dulu ya" aku pamit dan keluar

Aku berlalu pergi dan sebelum masuk kekamarku aku mengambil air minum dan buah terlebih dulu dari dapur. Tanpa mengetuk pintu aku langsung saja memutar knop pintu dan melihat Rena duduk dipinggir kasur terlihat memegangi perutnya. Aku segera meletakkan nampan ke atas nakas dan berjalan cepat mendekat dan berlutut dihadapannya.

"Sayang kamu kenapa? Apa ada yang sakit? Kenapa berkeringat begini?" tanyaku panik

"Ga tau tadi perutku sakit" jawabnya masih mengatur nafas

"Apa sudah mau melahirkan ya? Ke rumah sakit aja ya" ajakku

"Sepertinya belum Van, sekarang udah ga sakit lagi kok"

"Duuh aku khawatir sayang"

"Heii dengerin aku ya Stevanoku..... Aku baik baik aja karna kamu selalu ada buatku dan anak ini...." kata Rena menatap dalam mataku

"Stevanomu?? Aku ga salah dengar kan sayang?" tanyaku

"Bantu aku tiduran ya pinggangku sakit... Iya kamu Stevanoku ingat itu"

"Iya iya sayang hanya kamu... Ayo tiduran disini" aku membantunya meletakkan bantal dibelakang punggungnya

"Van kamu mau nemenin aku melahirkan nanti? Aku sedikit takut"

"Mau sayang aku sangat mau selalu disamping kamu" jawabku melihat ke wajahnya

"Ya udah aku ngantuk kamu disini aja ya Van anak ini selalu tenang kalau dekat kamu" tanpa aba aba Rena memiringkan badannya dibahuku

Aku mendekapnya dalam pelukanku lalu terdengar hembusan nafasnya pertanda dia sudah tertidur. Aku bisa mencium aroma rambutnya yang selalu wangi.

****
RENA POV

Saat sedang dikamar mandi tiba tiba saja perutku terasa sangat sakit tapi aku yakin kalau ini bukan kontraksi. Aku berusaha berjalan kembali ke tempat tidur dan duduk tepat dipinggir. Pintu kamar langsung terbuka dan muncul Vano membawa nampan lalu melihat kearahku. Wajahnya langsung berubah panik dan berlari kecil dan jongkok tepat didepanku.

Sungguh wajah yang aku lihat sekarang adalah wajah orang begitu tulus yang sudah aku sia siakan. Dari rentetan pertanyaannya menyiratkan betapa dia begitu peduli dengan keadaanku dan juga bayiku.

Nyaman.... Ini yang aku rasakan sekarang saat berada didekatnya, lelaki yang membuatku sadar dan merasakan cinta yang benar dan tulus dari hatinya.



____________________________________
To be continue...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving You With All Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang