3

534 20 0
                                    

Seminggu berlalu sejak saat itu hubunganku dan istriku semakin menjauh dia selalu mengurung diri didalam kamar dan tidak bekerja lagi. Aku bingung harus apa karena sampai sekarang dia tidak juga mau menceritakan siapa yang sudah menghamilinya. Pihak kedua keluarga kami juga belum tau tentang kehamilan Rena.

"Ren... Ren... Buka pintunya aku bawa makanan"

"Taruh aja disitu" dia menunjuk ke meja kecil disamping pintu

"Harus dimakan ya, aku kekamar kalau kamu perlu sesuatu bilang aja" aku mundur dan balik badan hendak keluar

"Makasih dan jangan mengasihaniku aku tidak butuh"

"Aku suamimu hal wajar kalau aku memberimu perhatian"

"Dan aku seorang istri yang mengandung anak laki laki lain"

"Meskipun pernikahan ini karena perjodohan tapi aku belajar menerima"

Rena langsung menutup pintu dengan kasar sedangkan aku terpaku apakah ada yang salah dengan perkataanku. Aku berdiri dibalkon kamar sambil menghisap rokok dalam dalam, kejadian ini sungguh membuatku hampir gila. Sudah lama aku meninggalkan kebiasaan merokokku karena penyakit asmaku sempat membuatku dirawat seminggu dirumah sakit. Kali ini aku sudah sangat jenuh dan benar saja dadaku tiba tiba sesak, aku mencari obat dilaci ternyata habis. Lalu aku keluar seingatku dimobil ada persediaan. Aku berjalan dengan gontai dan nafas tersengal sengal sampai menabrak meja dan menjatuhkan vas bunga.

Karena suara berisik Rena keluar kamar dan melihatku terkejut melihatku sudah pucat dan susah bernafas.

"Ma...af nan..ti a..ku bersihkan" kataku lalu mencoba berjalan menuruni tangga

"Dimana obatmu?" tanya Rena

"Mobil..."

Tidak menyangka Rena langsung turun mengambil kunci mobilku. Beberapa saat kemudian Rena kembali keatas, sedangkan aku duduk d tangga sambil memegang dadaku yang sangat sesak.

"Ini obatnya"

"Ma makasih" aku langsung menghisapnya

"Bodoh" dia berlalu masuk kedalam kamarnya

Aku masih saja duduk ditangga karena dadaku masih sakit dan nafasku pun tidak beraturan. Melihat jam tangan ternyata sudah waktunya Rena minum susu. Tidak aku hiraukan rasa sakitku, berusaha berjalan membuatkan susu untuk Rena.

"Ren susunya diminum ya" kataku dari balik pintu

Setelah itu aku masuk kamar dan langsung merebahkan badan dikasur. Sampai lewat tengah malam aku tidak bisa tidur dan keluar berdiri dibalkon kamar melihat kamar Rena yang lampunya masih menyala.

Dan betapa terkejutnya aku melihat kelakuanya. Susu yang aku buatkan masih berada ditempat yang sama saat aku keluar kamarku.

"Ren buka pintunya!!"

"Renata buka pintu kataku!!!!"

"Aku tidak tuli bodoh!"

"Apa yang kamu lakukan hahh! Itu bahaya untuk janinmu!"

"Apa pedulimu?? Ayahnya saja tidak mengakui!! Kamu pasti senang melihatku menderita hahh!!"

"Jangan menyiksanya Ren dia tidak bersalah"

"Jadi kamu nyalahin aku begitu?? Iya Sean jawab aku!!!"

"Katakan siapa yang melakukanya Ren"

"Percuma dia tidak mau mengaku"

"Biarkan aku yang menjadi ayahnya jadi tolong jangan kamu sakiti dia, jaga dia dengan baik sampai hari lahirnya nanti. Aku janji akan menyayanginya, akan aku anggap anakku sendiri. Tolong berjanjilah Ren tidak menyia nyiakannya"

Loving You With All Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang