RENA POV
Karena kecerobohanku membuatku terbaring diranjang rumah sakit.
Pagi ini aku terbangun karena silau sinar matahari yang masuk melalui sela korden. Perutku masih terasa tegang dan nyeri membuatku tidak bisa bergerak bebas.
Pandanganku tertuju pada sosok pria yang sedang tertidur disofa kecil meringkuk seperti anak kecil. Parasnya yang tampan membuat kaum hawa memandangnya tak lepas. Kebaikan dan ketulusan hatinya membuat setiap perbuatannya tak terlupakan.
Mungkin dari semua wanita yang memujanya hanya aku yang menyia nyiakannya. Aku terlalu takut untuk berkomitmen dan terlebih lagi dalam pernikahan karena paksaan.
Aku sangat membencinya karena dia mau menerima perjodohan, sedangkan aku menentang sekuat tenaga. Apa dia tidak pernah berpikir pernikahan bagaimana yang akan dia jalani bahkan mengenal pun kami tidak pernah.
Kulihat dia mulai bergerak membenarkan posisi lalu terjatuh ke lantai, sungguh kasihan sekali pria didepanku ini. Aku melihatnya mengusap kepalanya dengan kasar karena kaget terjatuh lalu berusaha berdiri dan meregangkan ototnya.
Bayangkan saja seorang pemilik banyak perusahaan besar yang setiap harinya terlihat berwibawa dan bersikap dingin juga terkesan angkuh, sekarang sedang bergumam sendiri karena bangun tidur dengan wajah polos dan memanyunkan bibirnya.
Lucunya
STEVANO POV
"Pagi" sapaku
"Pagi" jawabnya dengan tersenyum
"Mau sarapan dulu?"
"Ya"
Aku mulai membuka semua makanan yang sudah disediakan oleh suster dan menyiapkan didepan Rena.
"Silahkan dimakan"
"Sini" ajaknya duduk dipinggir ranjang
"Eemm ya kenapa sayang.... Maksudku Ren?" kataku salah sebut lagi
"..............." Rena menatapku penuh arti tapi berbeda dengan tatapan setiap harinya
"Maaf aku keceplosan, jangan marah ya kamu harus jaga emosimu kan dilarang dokter nanti bisa stress dan ngef........"
"Ssstttt...... Berisik" potonganya dengan menempelkan jari telunjuknya dibibirku
"Maaf"
"Aku punya permintaan apa kamu mau menurutinya?" kata Rena
"Apapun buat kamu, tapi satu hal yang ga akan pernah aku penuhi adalah kalau kamu menyuruhku pergi" jawabku dengan nada serak
"Panggil aku dengan sebutan sayang"
"Ya sayang................... Hahh??? Ka kamu serius?" aku yang tersadar tak percaya
"Ulangi lagi"
"Sa saya...ng" kataku
"Ulangi"
"Sayang"
"Aku mau mendengar sebutan itu mulai hari ini" katanya dengan senyum bahagia
"Dengan senang hati akan aku lakukan" balasku dengan sangat bahagia
Aku menemani Rena menyantap sarapannya. Sungguh ini adalah hari bersejarah dalam hidupku. Akhirnya setelah sekian lama dia memberikan senyuman itu untukku.
Dalam hati aku berjanji pada diriku sendiri akan selalu membuat sebuah senyum setiap harinya.
Saat dokter datang memeriksa keadaan Rena aku menanyakan tentang kesehatan ibu dan bayinya. Dan Rena memaksa untuk pulang dan meminta untuk rawat jalan saja karena dia sudah merasa baik dan tidak merasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You With All Of Me
RomanceApa itu cinta? Apakah tidak ada yang bisa memberikan cinta untukku?