Chapter 17 (Last)

2.5K 180 34
                                    

Siap-siap tissue ya readers~

Seungcheol masih saja diam, tiba-tiba saja mingyu menghampirinya "hyung, aku akan membantumu" katanya, seungcheol menoleh dan mengangkat satu alisnya, namun wajahnya masih saja datar seperti sebelumnya.

"Membantu apa? Tidak ada gunanya, aku terlalu takut jina kenapa-napa!" Teriak seungcheol, terlihat jelas kemarahan dimatanya "hyung, coba hubungi dia lagi saja" usul mingyu, mingyu memang selalu menjadi tempat curhat seungcheol, bahkan diantara yang lain... memang mingyu yang pertama mengetahui siapa jina.

Dan akhirnya seungcheol mencoba usulan mingyu, ia mengambil ponselnya dan menelephone jina, dan jina mengangkat telephonenya

"seungcheol-ah..." suara jina terdengar begitu kecil dan lemah

"Jina, kau baik-baik saja?...apa yang terjadi?"

"Kepalaku sangat sakit, maaf jika tadi aku tiba-tiba tidak menjawab saat kau telephone, ponselku terjatuh secara tiba-tiba"

"Kenapa bisa begitu? Bibi kemana?"

"Tentu saja kesalon"

"Apa sekarang sudah lebih baik?"

"Aku tak tahu, badanku sangat sulit digerakkan..seungcheol-ah"

"Ne?"

"Bisakah kau kemari? Aku membutuhkanmu... kumohon..."

suara isakan Jina mulai terdengar ditelinga Seungcheol, ia menoleh kearah mingyu, dan menatapnya miris

"Aku akan berusaha kesana, kumohon... bertahanlah"

Seungcheol menutup sambungan telephonenya, dan diam sejenak
"Bagaimana hyung?" Tanya mingyu, "bagaimana pun caranya! Aku harus kesana sekarang! Maaf 'kan aku jika... akan terjadi hal buruk karena diriku" jawab seungcheol, ia langsung berlari keluar ruangan, tanpa memperdulikan managernya yang terus memanggil namanya.

Dengan sekuat tenaga, seungcheol berusaha berlari menuju rumah jina secepat mungkin.

Sesampainua disana, ia segera masuk kedalam rumah dan berlari menuju kemar jina... ia kaget melihat gelas air yang pecah dilantai, namun pandangannya langsung tertuju kearah jina yang tersenyum tipis kepadanya

"Jina!" Panggilnya, ia menatap jina begitu khawatir, "apa yang terjadi pada mu?" Tanyanya, ia menyentuh dahi jina... badannya sangat dingin sekarang "seungcheol-ah, maaf 'kan aku..." kata jina, jina memegang tangan seungcheol kuat-kuat "jangan bicara yang aneh-aneh, ayo pergi ke rumah sakit" sahut seungcheol, ia mengambil ponselnya dan segera memesan taksi.

"Seungcheol-ah, maaf 'kan aku selama ini, aku selalu membuatmu kesal dengan segala kelakuanku, aku tidak peka terhadapmu, aku sudah terlambat sekarang" kata jina terbata-bata, pipinya kini juga sudah basah dengan air matanya
"terlambat?" Tanya seungcheol, seungcheol mengelus rambut panjang jina dengan lembut, ia tak peduli status apa yang sekarang mereka miliki.

"Aku terlambat,.. terlambat mengetahui seseorang yang berada didepanku adalah orang yang mencintaiku dengan tulus, maaf 'kan aku, kau tahu? Aku adalah orang paling bodoh didunia.." kata jina lagi, isakannya semakin tak karuan.

Seungcheol seperti tengah dihujam banyak panah yang tepat mengenai hatinya, sangat sakit mendengar pengakuan orang yang ia cintai... namun dalam masa-masa menyedihkan seperti ini.
"kau tidak terlambat, Kumohon bertahanlah untukku" seungcheol memeluk jina dengan erat, ia benar-benae tak mau kehilangan gadis yang amat ia cintai .

"Seungcheol-ah...Maaf aku selalu merepotkanmu, aku tahu kau sering mengalami masa sulit karena 'ku" Jina kembali berkata-kata, ia masih saja menangis..."Aku tidak akan memaafkanmu, jika kau tidak bertahan untukku, kumohon jina-ya!!!" Teriak seungcheol, Jina tersenyum tipis...

BE MINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang