Siapa Mereka ?

365 12 1
                                    


"aku suka kamu"

"aku juga suka kamu"

Sejak SMP kita memang sudah pacaran, berawal dari cinta monyet sampai kita bisa merasakan apa arti cinta sebenarnya. Doni nama pacarku, dia adalah lelaki yang sangat perngertian dan bijaksana. Selalu membuat aku bahagia, tak terbayang hidupku tanpanya entah bagaimana. Tetapi, tak hanya Doni saja lelaki yang kucintai ada ayahku. Ayahku sangat baik dan hangat, dia selalu mengkhawatirkan aku tak hanya berperan sebagai Ayah, dia juga sangat pintar untuk berperan sebagai ibuku. Ya, ibuku sudah meninggal saat usiaku masih kecil dan tentu itu membuat Ayah dan aku sudah sangat kompak dan sering bermain bersama, bisa dibilang ayahku ada pacar pertamaku dan Doni adalah pacar keduaku.

Tetapi hari itu sangat berbeda, Ayah memberi tahuku bahwa dia akan menikah. Awalnya aku merasa sangat sedih dan tak bisa menerima kenyataan Ayah jatuh cinta kepada wanita lain. Akan tetapi, aku sadar bahwa Ayah memang butuh seseorang untuk mengurusnya karena usianya yang semakin tua dan aku yang tak bisa terus bersamanya, jadi aku izinkan Ayah untuk menikah lagi dengan seorang wanita yang baik.

"aku sayang ayah"

Aku memeluknya seakan dia akan pergi jauh, jujur saja aku sangat takut akan stigma ibu tiri yang jahat, aku sangat takut bagaimana bila kisahku sama seperti Cinderella. Sungguh pikiran yang kekanak-kanakan.

"Doni !"panggilku

Lelaki tetap tidak membalik, ia terus berjalan seakan tidak mendengarkan aku. Aku sangat kesal dan berusaha mengejarnya. Setelah aku meraih tangannya ia langsung menarikku dan memeluknya, tentu itu membuatku terkejut dan merasakan senang sekaligus malu karena hampir semua pasang mata melirik kearah kita. Aku terus mendorongnya untuk melepaskan pelukannya, tetapi tenaganya sangat kuat ia terus menatapku bagai kekasih yang sudah lama tak bertemu.

"Doni ! malu semuanya pada ngeliatin tuh"

"emang aku bau ya ? padahal minyak wangi sampe habis biar kamu betah dipeluk sama aku" Doni mulai melepaskan pelukannya

"oh jadi kamu udah ngerencanain ini ? Dasar !" aku memukulnya pelan.

"semaleman aku mikirinnya" sambil menggandeng tanganku ia mengajak kita untuk berjalan keliling kampus.

"Ih dasar, kebanyakan nonton drama korea sih jadi gitu. Aah, apa jangan-jangan kamu ngarepin ciuman juga ?"

"kadang-kadang"

"Ih dasar nakal ! Mesum !"

Doni hanya menjawabnya dengan senyuman, sambil terus berjalan dengan tangannya yang terus menggenggam tanganku

"Oh ya, gimana soal pertemuan makan malem sama calon ibu tiri kamu ?"

"gak tau, sebenernya aku masih gugup sama takut. Aku beneran deh parno banget ngedenger kata-kata ibu tiri, takutnya beneran kejadian kaya dongeng Cinderella Don. Gimana dong ?" Aku bersikap seperti anak kecil yang merajuk kepada ayahnya. Memang Doni memiliki sifat kebapaan, karena kebijaksaannya.

"kamu tenang aja, ibu kamu nanti pasti baik kok. Ayah kamu pasti bakal milih wanita yang terbaik bukan untuk dirinya sendiri tapi buat kamu juga anaknya"

"emang kamu tau ayah aku kaya gimana ? ketemu aja belum pernah"

Mendengar hal itu Doni memperlihatkan wajah yang mencurigakan, seperti ada yang disembunyikan olehnya. Ia terlihat menyimpan beban yang sangat berat, dan akhir-akhir ini aku merasa dia berubah.

My Brother, My XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang