Pasca Wedding

110 6 2
                                    


Pernikahan telah dilaksanakan, dan mereka sudah resmi menjadi sebuah keluarga. Tentu, takkan mudah bagi Kei dan Doni menerima kenyataan ini. Waktu akan membantu kita untuk segera beradaptasi.

"Doni ?" panggil Ayah saat Doni sedang membereskan pakaiannya dari kopernya.

"Ada apa, Ayah ?" Tanya Doni

"Besok Ayah dan Mama akan pergi untuk bulan madu"

Doni mengangguk yakin, karena memang dia sudah mengetahui rencana itu.

"Kei, dia sebenarnya anak yang baik dan ceria tapi sejak dia putus sama pacarnya dia keliatan lebih banyak diam dan murung. Ngeliat dia kaya gitu Ayah jadi khawatir soal dia, apa kamu bisa menghibur dia ? Ngejagain dia jangan sampe dia terlalu menyibukkan diri"

Doni kembali menganggukkan kepalanya tetapi kali ini ia sedikit ragu, karena ia masih merasa tidak mampu untuk menghiburnya. Cukup sulit untuk menghiburnya saat ini karena itu akan membuat perasaannya akan terus tumbuh. Satu-satunya cara adalah menjaga jarak pikirnya.

Ayah menepuk pundak Doni tanda ia mempercayakan anak perempuan satu-satunya pada mantan kekasih putrinya sendiri.

"Kei ! Jaga rumah ya, jangan lupa makan. Don,Tolong jagain Kei. Kita pergi dulu"

"Iya, Yah" jawab Doni dengan senyum melepas kepergian Ayah dan Bunda Dewi, dan Kei tetap diam tak berkata apa-apa. Gadis itu menatap mata ayahnya yang terlihat sangat senang dan juga Bunda Dewi. Mereka terlihat sangat bahagia.

Kurang lebih selama 1 bulan lamanya Ayah dan Bunda Dewi akan berbulan madu ke beberapa negara, dan selama itu juga mereka harus tinggal bersama hanya mereka saja tanpa ayah maupun bunda.

Setelah mengantar Ayah dan Bunda, Kei dan Doni langsung masuk ke kamarnya masing-masing tanpa berbicara sedikit pun. Terlihat sekali mereka masih canggung dengan keadaan ini.

Karena lapar Kei keluar dari kamarnya hendak memasak sesuatu, tetapi Doni sudah lebih dahulu sampai dapur. Bingung, ia pun pergi mengendap-endap tetapi rupanya Doni sudah mengetahui keberadaannya dan menyuruhnya untuk mengambil bahan-bahan yang ada dimeja.

Kei terpaksa mengambilkan bahan yang diperintahkan tadi dan diam entah harus melakukan apa.

"apa kamu tetep mau diem aja ?" tanya Doni mengagetkan

"hah ? apa ?" Kei terlihat terkejut saat Doni berbicara dengannya

"bantuin potongin bawang kek apa kek, daripada diem aja" lanjut Doni ia tetap serius memasak, Kei yang masih bingung harus apa langsung mengambil pisau dan memotong bawang yang ada dihadapannya tetapi karena ceroboh tangannya terkena pisau.

"awww" rintih Kei seketika Doni yang melihat jari Kei berdarah langsung menghisapnya dan mencucinya tentu perbuatannya itu membuat mereka makin canggung.

"makanya hati-hati" ucap Doni dingin menyembunyikan kegugupannya saat ini, ia melanjutkan kembali acara memasaknya dan menyuruh Kei untuk menunggu saja. Kei pun pergi meninggalkan Doni sendiri didapur dan pergi kemeja makan.

Ia menatap jarinya yang tadi terkena pisau dan sekejap teringat wajah Doni yang khawatir padanya seperti seorang super hero baginya, tetapi seketika airmatanya menetes saat mengingat ia bukan lagi miliknya. Ia sekarang hanya seorang saudara laki-laki yang melindungi saudara perempuannya.

"nih, spaghetti nya udah jadi. Maaf ya kalo Cuma bisa masak ini" Doni sudah membawakan dua piring spaghetti untuknya dan untuk Kei. Kei pun langsung mengambil salah satu piring yang ada di tangan Doni dan mengambilkan minum untuk mereka berdua.

My Brother, My XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang