Dunia malam sepertinya sudah akrab dengannya, hampir setiap malam ia mengunjungi setiap diskotik yang ada di ibukota ini. Bukan hanya untuk melepas lelah tapi sudah menjadi kebutuhannya sekarang, sejak wanita yang dicintainya berencana untuk menikah dengan pria lain semuanya tampak sudah tak berarti. Hidupnya terasa hampa tak menentu, ditambah yang akan dinikahinya adalah sahabatnya sendiri. Tentu ia tak bisa menghentikannya karena hubungan persahabatnnya lebih penting dan hanya sang sahabatlah yang selalu disisinya bahkan dimasa tersulitnya ia selalu menjadi orang terdepan untuk melindunginya.
Doni, hidupnya semakin berantakan dan tak terkendali bahkan Reza pun tak bisa mengendalikannya lagi. Hanya dari dalam dirinyalah satu-satunya cara untuk bisa mengembalikan Doni seperti dulu. Hingga saat ini seminggu sebelum pernikahan Keiza dan Reza, sahabatnya itu sering mengunjungi rumah Doni hanya untuk mengecek bawa Doni pulang dengan selamat hanya itu saja.
"Don ! mau sampe kapan lo begini ?" tanya Reza yang tampak sudah muak melihat temannya seperti ini.
"Terus ?" tanya Doni yang baru bangun dari tidurnya yang masih terlihat pusing dirasakan dikepalanya, Reza mengambilkan sebotol air mineral untuk sahabatnya.
"Gue siap mundur, Don. Kalo itu yang lo mau"
"Mundur ?" Doni tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata itu tanpa alasan, Reza tak mengerti apa yang sedang Doni tertawakan saat ini. Apakah ini terdengar lucu untuknya ? pikirnya
"Emang kalo gue yang maju bakal ada perubahan ? Rez... kita udah sering bicarain ini, gue udah capek ngedengernya" ucap Doni yang masih terdengar seperti orang mabuk, ia masih terlihat lemas dan badannya pun terlihat tak terurus dengan brewok yang dipeliharanya sekarang.
"Tapi... Lo sahabat gue, sahabat macam apa yang bahagia diatas penderitaan sahabatnya sendiri. Gue bakal batalin pernikahan ini sebelum terlambat"
"Berisik Lo ! Kalo lo suka.. Lo Cinta... lo harus berkorban demi dia ! Jangan bertindak bodoh !"
"Terus... Lo ? apa lo bakal gini terus ? minum setiap hari, mainin wanita tiap hari, lo mau terus ngerusak diri lo sendiri, HAH ! LO NASEHATIN GUE JANGAN BERTINDAK BODOH, tapi liat lo !..." Reza mendorong pundak Doni, ia sudah mulai mengeluarkan emosinya yang selama ini ia tahan, bagaimana pun ia akan terus mencari cara untuk membantu sahabatnya walaupun dengan melepas cintanya.
"Gue sahabat lo ! atau.. selama ini lo nganggep gue bukan siapa-siapa ? sahabat macam apa gue yang santai-santai aja ngeliat sahabatnya terpuruk kaya gini. Apa lo pernah mikirin itu ? mikirin kalo lo ngelakuin hal bodoh kaya gini orang yang disekitar lo bakal ikut bodoh kaya lo ? bakal ikut tertekan dan stress gara-gara lo ? kehilangan kebahagiaannya karena lo ? APA LO PERNAH MIKIR SEKALI AJA ! BANYAK ORANG YANG SAYANG SAMA LO, DAN IKUT MENDERITA SAMA KAYA LO NGELIAT LO KAYA GINI. Sob, lo temen gue, sahabat gue, sobat gue, soulmate gue, brother gue, bahkan gue anggap lo sebagai saudara gue jadi tolong lo tinggalin semua ini dan mulai menata hidup lo lagi kaya dulu, dulu lo bisa bangkit dan sekarang lo juga harus bangkit. Kita semua ada untuk lo dan selalu ada, gue, nyokap lo, bokap tiri lo, keiza, bahkan adek laki-laki lo semuanya ada untuk lo dan butuh lo. Jadi gue harap lo bisa berpikir jernih dan pulang ke rumah" setelah mengatakan semuanya Reza menepuk pundak Doni dan pergi berharap nasehatnya dapat diterima oleh sahabatnya itu, sedangkan Doni hanya diam seakan sedang merenungkan apa yang telah dikatakan Reza tadi.
Tak lama setelah Reza pergi ada seorang wanita yang tanpa permisi sudah masuk kedalam apartemen Doni. Penampilannya tampak glamor dengan dress yang dipakainya terlihat sangat ketat sehingga membuat lekukan tubuhnya sangat mencolok dan juga sepatu dan tasnya yang tak kalah glamornya sudah pasti wanita ini dari kalangan sosialita.
"Sayang !" wanita itu menyapa Doni dengan nada menggoda, ia pun tak segan untuk mengecup bibir Doni tanpa izin terlebih dahulu. Doni hanya tersenyum padanya lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur untuk mengambil air mineral dikulkas. Wanita itu mengikuti Doni seperti anak ayam yang terus mengikuti induknya.
"Aku hari ini ada pemotretan, kamu bisa nemenin ?" tanyanya
"Aku harus meeting hari ini, lagian kamu tahu keadaan sekarang banyak wartawan yang ngawasin kita"
"Emang kenapa ? Kamu gak mau hubungan kita diekspos media ? inikan bisa ngebuat popularitas aku meningkat"
"Kamu tahu aku punya banyak klien kan, dan hari ini aku sibuk"
"Kamu kenapa sih selalu menghindar ? Apa kamu nganggap kita Cuma main-main aja ? Kamu manfaatin aku Cuma buat muasin kamu aja ? gitu ?" wanita itu mulai merajuk padanya. Doni yang mengetahuinya menghadapinya dengan santai, ia hanya menjelaskan kalau ia akan memberitahu orang tuanya dahulu lalu memperkenalkannya pada publik. Namun wanita itu tetap saja tak mau mengerti, ia tak bisa lagi menunggu lebih lama.
"Oke kalau kamu gak mau nunggu, aku gak akan maksa kamu. Kalau kamu pergi juga gak apa-apa" melihat tanggapan Doni yang dingin kepadanya wanita ini pun kembali menggoda Doni yang pergi menuju kamar mandi tapi Doni mencegahnya untuk mengikutinya karena ia akan pergi kekantor hari ini.
Setelah selesai mandi wanita itu masih setia menunggu Doni disofa.
"Kenapa masih disini ? bukannya tadi mau ada pemotretan ?" tanya Doni
"Aku Cuma mau minta dianterin sampe sana, setidaknya aku bisa merasakan pasangan sendiri nganterin ke tempat kerja. Gak ada salahnya kan ? media pasti gak akan ngeliat kamu"
"Mmmm, oke... " jawab Doni dan pergi kekamarnya untuk merapikan bajunya dan bersiap untuk pergi kekantor. Doni pun memintanya untuk pergi terlebih dahulu dan menunggu dimobil agar tak ada yang curiga, wanita itu menyetujuinya dan pergi keparkiran. Tak lama Doni menyusul dan langsung memasuki mobil yang sudah ada supir pribadinya.
"Sebenernya ada satu pertanyaan yang ganjal"
"Apa ?" tanya Doni yang sibuk dengan beberapa berkas
"Sebenernya kamu anggap aku itu apa ?"
"Maksudnya ?"
"Ya... kamu nganggap aku pacar, kah ? atau Cuma salah satu talent agency kamu, kah ? atau kamu anggap aku itu wanita..."
"STOP ! Please, Rossa ! kita gak usah bicarain ini lagi. Aku gak mau kita debat lagi hari ini. Pala ku udah ruwet sama ceramah pagi, dan aku harus nyimpen sisa tenaga untuk meeting nanti"
"Kamu yang buat kita debat ! tinggal jawab apa susah ? pacar, talent, atau..."
Sebelum Doni sempat menjawab mobil telah berhenti di lokasi pemotretan wanita itu yang bernama Rossa. Ya, Rossa adalah seorang model dari perusahaannya Doni. Rossa tampak kesal, dan pergi dengan amarahnya. Sedangkan Doni ia pun kembali melamun, sebenarnya saat ini ia sedang berpikir untuk segera mengenalkan Rossa pada orang tuanya dan ia bisa hidup dengan nyaman sekarang tanpa bayang-bayang Keiza lagi. Tapi, apakah Rossa adalah wanita yang tepat untuknya. Tak cukup cantik, ia pun butuh seseorang yang dapat menjadi teman, soulmate, partner bahkan ia harus dapat menerima apa adanya dirinya tanpa harus menuntut apa-apa darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother, My X
Teen FictionMantan pacar berubah jadi saudara tiri Langsung aja baca kalo penasaran, kalo gak penasaran harus penasaran!