D-Day II

46 1 1
                                    

7.30 pm

Rossa telah menunggunya selama 30 menit, namun Doni yang seharusnya sudah datang belum juga menampakan batang hidungnya. Tetapi Rossa masih menunggunya karena ia kira Doni akan menyatakan perasaannya malam ini. Jam delapan tepat, Doni baru tiba dan meminta maaf karena ada sebuah rapat yang harus ia temui. Tentu Rossa merajuk, namun Doni tidak mendengarkannya.

"Gue gak mau basa basi.."

"Gue ? kenapa pake Gue ?"

"gue udah putusin kita gak bisa lanjut. Jadi gue minta maaf karena gak bisa nepatin janji gue, sekali lagi minta maaf. Mungkin kita lebih cocok dengan hubungan bisnis saja" setelah berbicara seperti itu Doni beranjak untuk pergi dan meninggalkan Rossa begitu saja yang telah menunggunya semalam satu jam.

"OY ! DONI DJAYA DWIANA !" rossa membawa segelas minumannya dan menghampiri Doni ia menatapnya sejenak dengan tatapan kekesalannya dan gelas itu langsung saja di siramkan pada wajahnya dan pergi meninggalkannya.

Semua pengunjung cafe pada malam itu terpecahkan perhatiaannya untuk Doni dan Rossa. Telebih lagi karena yang berteriak adalah seorang model yang sedang hangat-hangatnnya di bicarakan. Beberapa langsung menyalakan kamera smartphone-nya dan merekam semua kejadian di cafe itu termasuk adegan memalukan bagi Doni saat disiram segelas minuman oleh Rossa dan satu tamparan yang sangat keras. Menerima perlakuan ini, doni hanya diam dan tak bergeming.

"Semoga kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik mulai sekarang" ucap Doni dan pergi meninggalkan Rossa yang sedang terduduk dan menangis, ia tak peduli lagi dengan citranya yang sudah hancur.

Tak butuh satu hari berita ini sudah menjadi Headline, dan ini bertepatan dengan hari pernikahan Keiza dan Reza. Reza yang mengetahui ini, berusaha untuk menghubungi doni untuk mengonfirmasi berita ini.

"Rez ! Udah siap ? dimatiin dulu hapenya kita udah mau berangkat 5 menit lagi" ucap Ibu dari Reza

"Bentar lagi, Bu. Reza lagi berusaha ngehubungin Doni"

"Ya udah.. ditunggu ya Rez. Bapa kamu udah nunggu dari tadi"

Reza mengganggukan lagi, tak berselang lama ada satu panggilan berasal dari Keiza. Reza langsung menjawabnya.

"Kenapa Kei ?"

"Kamu pasti tahu aku telpon karena apa ?"

"Iya.. iya.. Doni sampai sekarang gak bisa aku hubungin. Jadi aku sama sekali gak tahu soal dia"

"Emmm... justu karena itu. Tadi malem dia sms, dan katanya gak usah khawatirin dia. Itu katanya"

"Oh ya udah deh"

"Kayanya yang harusnya nikah itu kalian deh, soalnya kalian udah satu hati, haha"

"Sayangnya hubungan kita melanggar hukum"

"mmm.. ya udah aku Cuma mau ngabarin itu aja"

"Mmmm... ya"

"Apalin ijab qobulnya ya calon suamiku"

"Iya calon istriku"

....

"Ekhem... udah ya telponannya nanti juga kalian bakal ketemu terus kan" ucap Bunda yang sedari tadi menguping pembicaraannya dengan Reza lewat Telpon.

"Udah dulu ya, Bye" bisik Keiza.

"Bunda nih kebiasaan suka nguping deh" keluh Keiza

"mm... Anak Bunda gak boleh cemberut dong. Udah cantik gini, harus senyum" terlihat mata Bunda yang berkaca-kaca yang membuat Keiza pun ikut menahan tangisnya.

My Brother, My XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang