Semuanya Hanya Tertuju Padamu

39 1 0
                                    

Keiza masih tertidur lelap sampai jam 10 siang, tak ada yang membangunkannya termasuk Bunda. Namun si kecil Deral, sepertinya tak membiarkan kakaknya beristirahat dengan tenang, Deral yang lucu terus menangis dan terus menunjuk kamar kakaknya Bunda pun terpaksa mengantarnya dan meletakan Deral dikasur Keiza yang langsung menepuk-nepuk Keiza untuk membangunkannya. Keiza yang mengetahui itu langsung memeluknya bagai boneka yang dapat bergerak tentu Deral berusaha untuk melarikan diri karena mengira kakanya sedang mengajaknya bermain.

"Kei ! udah siang.. sarapan dulu"

"Kei capek, Bun. Semalem begadang"

"Gimana gak capek, semaleman gak berenti telponan sama doi-nya"

"Ih Bunda nguping ya" Keiza mulai beranjak dari tidurnya dan pergi bersama Deral. Bunda Dewi tak berkata-kata lagi ia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak perempuannya itu. Setidaknya itu dapat menjadi penghiburan untuknya untuk masalah Doni. Ia pun duduk disofanya dan menyalakan TV karena jam segini adalah jam acara favoritnya dimulai namun betapa terkagetnya bunda karena saat ia menyalakan TV berita infotaiment sedang hangat-hangatnya membicarakan seorang model cantik yang sedang berpacaran dengan pengusaha bernama D.

Keiza yang mendengar beritanya pun terkaget karena disana sudah menampilkan muka samar dari Doni yang diambil saat Doni didalam mobil. Walaupun tak jelas mereka masih bisa mengenalinya, terlihat raut wajahnya seketika berubah menjadi murung dan terlihat sekali ia sedang menahan airmatanya. Keiza yang mengetahui ini langsung mematikan TV-nya dan tersenyum ada Bundanya untuk menghiburnya walaupun itu tak terlalu membantu.

"Bun, Bunda tenang aja. Sebandel-bandelnya Doni dia gak akan ngelakuin hal-hal yang ngerusak dirinya sendiri. Kemaren Reza udah kasih tau alamat Doni, rencananya Keiza mau kesana. Tapi maaf bun, kei gak bisa ngasih tau bunda dulu sebelum kei sendiri yang ngecek kesana. Bunda ngerti kan ?"

"Tapi kamu kesana sama siapa ? Reza ?"

"Gak, dia lagi sibuk di kantor. Kei sama supir taxi aja"

"Tapi kamu calon pengantin, seharusnya calon pengantin gak boleh pergi sendiri"

"Bunda, Kei bisa kok lagian gak terlalu jauh dari sini. Ya udah Kei mau siap-siap dulu, bunda tenang-tenang aja di rumah jagain Deral. Jangan pikirin apa-apa kasihan Deral jadi kelaperan"

Bunda menganggukkan kepalanya lalu menggendong Deral kembali dengan mata yang berkaca-kaca tentu sebagai ibu ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat ini.

Kei sudah ada didepan pintu apartemen Doni, ia mulai memencet belnya namun tak ada respon dari sang pemilik rumah. Sekitar 1 jam ia menunggu namun sepertinya Doni belum pulang dari kantornya ia pun menyuruh Reza untuk menghubungi Doni karena nomor telepon Doni dan semua kontaknya sudah tak aktif lagi. Namun Reza pun tak bisa menghubunginya sekarang karena ia sedang berada ditengah meeting, ia pun mengirim nomor telepon Doni padanya agar Keiza bisa menghubunginya sendiri. Ia tak masalah dengan ini tapi ia sangat bingung harus berbicara apa pada Doni, jika ia berterus terang bagaimana jika itu membuat Doni tak pulang hari ini karena ia sedang menunggunya.

Terlalu lama berpikir Doni sudah ada dihadapannya sekarang, ia pun cukup terkejut karena Keiza bisa berada di ddepan apartemennya.

"Mau apa lo kesini ? Reza yang kasih tau ?" tanya Doni

"Iya, selain Reza emang siapa yang bisa kasih tau. Boleh ngobrol didalem aja ?"

Doni menganggukan kepalanya lalu membukakan pintu dan mempersilakan Keiza untuk masuk terlebih dahulu. Tanpa meminta izin Keiza sudah memeriksa setiap sudut rumah Doni yang sangat berantakan dan sangat dominan dengan bau alkohol ini tentu ia sudah bisa menebak Doni sering mabuk belakangan ini. Doni tak merisaukan ini ia malah terlihat cuek dengan adanya Keiza dirumahnya.

My Brother, My XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang