"Don ! ayo bangun ! sarapan udah aku siapin buat kamu" ucap Keiza yang tampak seperti biasa seperti tak ada yang terjadi tadi malam.
Doni dengan malas membuka matanya terheran-heran, kenapa Keiza seperti itu. Padahal kemarin ia masih tampak sedih dan murung. Tapi pagi ini ia bahagia bisa melihat senyum mantan pacarnya kembali seperti dulu.
"Don, kamu hari ini mau pergi ?" tanya Keiza dari meja makan sambil mengoleskan selai coklat pada rotinya, Doni menghampiri Keiza dan duduk dihadapannya. Ia menggelengkan kepalanya tanda ia akan tidur seharian hari ini karena sepertinya kepalanya masih sakit akibat alkohol tadi malam.
"oh, kalo kamu mau tidur lagi jangan lupa pintu dikunci ya takutnya ada maling masuk kaya tadi malem"
"malem ada maling ?" tanya Doni yang langsung melek saat mendengar kata maling, ia tak tahu yang dimaksud maling tadi malam adalah dirinya.
"iya gitu deh" Keiza menahan tertawanya karena melihat Doni yang terkejut
"terus ada yang diambil gak ? kamu nya gimana ?" tanya Doni khawatir, sepertinya ia sama sekali tidak ingat kejadian semalam.
"kamu juga ada kok, pasti nanti kamu inget. Udah ah, nih makan rotinya aku mau pergi dulu" Keiza pergi setelah memasukan roti yang tadi sudah dioleskan selai ke mulut Doni yang masih terbuka karena masih tidak mengerti dengan perkataan Keiza.
"Oh iya, katanya Ayah sama Bunda Cuma seminggu bulan madunya soal jadi minggu depan katanya udah pulang" teriak Keiza saat baru sampai dipintu.
Doni hanya mengangguk-angguk dengan roti yang penuh dimulutnya, ia masih berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Sekilas ia teringat bahwa dirinya pergi ke club malam dan minum banyak disana, hanya itu saja yang dia ingat untuk sekarang. Karena tidak mau memusingkan itu ia langsung beranjak dari meja makan pergi kekamarnya dan melakukan rencana yang ada dalam pikirannya tadi untuk tidur seharian dirumah.
Tetapi rencananya tertunda karena dering telponnya berbunyi, ia dengan malas mengangkat ponselnya yang ada disaku celananya.
"gue sibuk, jangan ganggu gue hari ini" perintahnya pada seseorang yang menelponnya tadi
"Bukannya besok terakhir ?" tanya Doni yang langsung beranjak dari ranjangnya dan pergi mengambil tasnya untuk pergi kekampus dengan motornya tentunya ia belum mandi karena ini darurat
"Oy Bro !" sapa seorang lelaki dengan penampilan tak kalah berantakan dengan Doni, kaos lusuh dan celana jeans yang robek sana sini menjadi penampilan khasnya
"mmm" jawab singkat Doni pada temannya itu
"lo abis minum ya ? masih bau tuh. Mang gak takut ketauan sama dosen ?" tanya temannya itu
"gak sempet gosok gigi gue, lo ngasih gue dadakan" Doni terus berjalan menuju ruang dosen untuk mengumpulkan tugasnya dengan diikuti oleh temannya yang berada disampingnya
"kenapa bro ? masih stress ?"
Doni tak menjawab pertanyaan temannya itu dan langsung masuk ke ruangan dosen tanpa rasa tegang sedikit pun, ia memang sudah biasa masuk keruang dosen tetapi dengan penampilan yang berantakan dan bau alkohol yang masih melekat pada tubuhnya ia pantas untuk diacungi jempol.
"ini pak tugasnya, maaf telat" ucap Doni dengan sopan, Dosen yang tadi terlihat cuek dengan para mahasiswa yang mengumpulkan tugas perlahan mengangkat kepalanya untuk melihat mahasiswanya yang berbau aneh ini, ia menatap dari atas sampai bawah penampilan urak-urakan Doni dan baunya yang sangat menyengat

KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother, My X
Teen FictionMantan pacar berubah jadi saudara tiri Langsung aja baca kalo penasaran, kalo gak penasaran harus penasaran!