Waktu pernikahan hanya 24 jam dari sekarang, dan Keiza menjadi sangat khawatir dengan ini. Ia semakin gelisah dan gugup memikirkan hari pernikahannya, sedangkan dengan masalah Doni ia masih belum menceritakan yang sebenarnya pada yang lain termasuk Reza walaupun sebenarnya ia mengetahui semuanya.
Bunda yang sangat mengerti perasaan anak gadisnya sekarang, mengajaknya untuk pergi ke mall hanya sekedar menghilangkan stressnya dengan berbelanja. Keiza tak bisa menolaknya karena ia pikir mungkin dengan menghabiskan waktu diluar itu akan membantunya menghilangkan stressnya.
Para wanita jika sudah bertemu dengan barang-barang yang mereka suka pasti bisa melupakan semuanya, termasuk Keiza dan Bunda. Mereka tampak sibuk memilih-milih berbagai macam model baju hingga melupakan Deral yang sedang belajar berjalan. Deral dengan kecepatan penuh ketika ibu dan kakaknya sedang sibuk memanfaatkan kesempatan untuk kabur dan mencari udara segar karena ia pun merasa bosan harus menemani para wanita berbelanja jika ia bisa memilih mungkin ia akan tetap berada dirumah bermain dengan mainannya.
Saat Keiza hendak membayar, Bunda terlihat sangat gelisah ia sedang melihat ke kanan dan ke kiri bahkan pergi ke luar toko sepertinya ia baru menyadari bahwa Deral tidak ada sejak tadi. Keiza yang juga baru menyadarinya ia langsung pergi mencari Deral berpencar dengan ibunya. Dengan terus melihat ke kanan dan ke kiri, Keiza yang sangat gelisah tak tahu harus mencari Deral kemana.
Sementara Deral, ia ternyata sedang menangis mencari ibunya. Sepertinya ia sudah kelelahan dan menangis adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan sekarang. Ada seorang pria yang melihat Deral dan langsung menggendongnya. Ia memakai jas rapi, cukup tinggi, dan Deral langsung diam saat pria itu menggendongnya. Yang menggendongnya adalah kakaknya sendiri Doni, walaupun wajahnya sedikit berantakan dengan kumis dan jambangnya, Deral masih sangat mengenalnya ia langsung tertawa dan sangat gembira sepertinya ia juga sangat merindukan kakak laki-lakinya ini.
"Kamu sama siapa kesini, hah ? dasar nakal... pasti kabur ya ?" ia merogoh sakunya untuk menelpon Keiza.
"Ada apa ? Tumben Telpon, masih peduli ?" tanya Keiza dengan ketus saat menerima telpon dari Doni.
"Lo ada dimana ?" tanya Doni, ia tak menanggapi pertanyaan Keiza tadi dan terlihat ia sudah muak dengan pertanyaannya.
"Tumben banget lo nanya, Gue ada di mall, kenapa ?"
"Sama siapa ?"
"Bunda"
"Deral ?"
"Iya sama dia jugalah, masa dia di tinggal di rumah sendirian gitu"
"Sekarang lagi nyari Deral ?"
"Ko..."
"Deral sama gue, di lantai 2 deket toko baju Kurnia sebelahnya ada toko mainan. Jangan ajak bunda, gue gak mau ngeliat dia nangis di mall"
"Serah" Keiza menutup telponnya dan langsung menyusulnya. Ia melihat Doni bersama Deral sedang asyik memilih mainan, Keiza langsung menghampiri mereka. Ia tak langsung menyapanya, ia masih memberi waktu pada Doni untuk menghabiskan waktunya dengan Deral adiknya dan pasti Deral pun merasakan hal yang sama karena terlihat ia pun sangat senang dan tak henti tersenyum. Saat menyadari kehadiran Keiza, Doni langsung berdiri menjauh dari Deral ia hendak pergi tapi Keiza mencegahnya.
"Kalo gak niat beliin mainan buat dia, ngapain ngacak-ngacak disini !" Doni kembali lagi setelah mendengar kata yang dilontarkan Keiza tadi, ia mengambil dompetnya yang ada di kantung celananya dan memberinya uang.
"Bukan itu maksud gue, Deral juga kangen sama lo. Setidaknya lo main sama dia sebentar, lo bisa ke mall berarti waktu lo senggang kan ?. Kalo lo terganggu sama gue, gue bakal pergi. Silakan habisin waktu kalian berdua" Keiza pergi tanpa menerima uang dari Doni tadi, sedangkan Doni terlihat sedikit kesal dengan Keiza karena ia terlalu mencampuri urusannya tapi melihat Deral yang akan menangis saat kakaknya bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother, My X
Teen FictionMantan pacar berubah jadi saudara tiri Langsung aja baca kalo penasaran, kalo gak penasaran harus penasaran!