Aku hanya diam, masih dalam posisi semula. Tetapi ia menarikku keluar restoran, tentu aku berusaha menolak tetapi tenagaku memang sudah terkuras karena menangis tadi jadi aku tak bisa melawannya
"kamu udah tau kan alasan aku sekarang ?"
Aku kembali diam, memalingkan wajahku padanya. Sebisa mungkin aku menghindari tatapannya dan menahan air mataku lagi.
"aku tau kamu marah, tapi aku ngelakuin ini untuk mereka. Mereka lebih membutuhkan hubungan itu daripada aku dan kamu juga pasti ngerasain itu kan ? Jadi, lebih baik kita jalanin kaya gini aja"
Aku tak bisa berkata-kata, mulutku seakan terkunci yang kubisa hanya menangis. Kakiku sangat lemas sehingga membuatku tak sanggup berdiri, aku terduduk dipinggir parkiran restoran itu menunduk memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan. Apakah aku bisa menerima kenyataan ini ? Doni akan menjadi saudaraku ? ini benar-benar tak bisa dipercaya, aku sungguh tak menyangka ini bisa terjadi.
Doni melangkahkan kakinya mendekatiku, memelukku dengan hangat. Aku dapat merasakannya, tapi aku tetap merasakan ia akan menjauh terus menjauhiku
"hapus air mata kamu, jangan sampe mereka tau. Cepet kamu balik kesana aku takut mereka curiga, aku mau pulang duluan"
Ia melepaskan pelukannya, sejenak ia menatapku seakan ini adalah kali terakhir ia akan menemuiku. Ia memberiku senyumnya sejenak, menyiratkan sejuta arti.
"jadilah adik yang baik"
Mendengarkan kata singkat itu entah kenapa aku tersenyum kepadanya.
"udah sana papa kamu sama mama aku udah nunggu"
"terus kamu ?"
"aku tadi udah bilang mau pulang, ada urusan. Bye !"
Ia pergi meninggalkanku, pergi sangat jauh dan takkan kembali lagi seperti dulu.
Setelah selesai dengan acara ini, Ayah mengantarkan Tante Dewi pulang. setelah sampai dirumah aku terus beranjak kekamarku tanpa mengatakan apapun pada Ayah. Aku ingin menenangkan diriku, dengan berbagai kejadian hari ini. Beberapa kejutan untukku hari ini, semuanya membuatku lelah, tetapi Ayah tampaknya heran dengan sikapku yang tak biasa. Ia masuk kekamarku, duduk dipinggir ranjangku dan mengelus rambutku.
"Ayah ? ada apa ?"
"Kamu gak apa-apakan ? kamu belum yakin sama Tante Dewi ?"
"Ayah gak usah khawatir, Kei tau kok Tante Dewi adalah pilihan ayah yang terbaik untuk kei"
"Tapi sikap kamu ?"
"Oh, Cuma ada beberapa masalah dikampus Ayah. Gak usah terlalu khawatir kaya gitu, Kei gak apa-apa kok, Ayah istirahat gih kan Ayah juga cape"
"Soal anaknya Tante Dewi, menurut kamu gimana ?"
"Gimana apanya ? gak gimana-gimana kok"
"Tapi tadi kamu kok kaya yang kaget ngeliat dia ? emang ada apa antara kalian ?"
"ada apa gimana ? kita...kita...kita kan baru ketemu, emang sih dulu kita pernah satu SMP. Ayah inget gak waktu itu dia yang dimarahin sama ayah gara-gara terus gangguin aku"
Aku tersenyum untuk menyembunyikan kisah masa laluku dengan Doni.
"Oh ternyata Doni yang itu, gak nyangka ya dunia ini kecil banget"
Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk
"ya udah, sekarang kamu istirahat. Tidur yang nyenyak"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother, My X
Teen FictionMantan pacar berubah jadi saudara tiri Langsung aja baca kalo penasaran, kalo gak penasaran harus penasaran!