calum mengendarai mobilnya kencang dari rumah luke. ia sangat merutuki dirinya sendiri yang tertidur di rumah luke. saat di tengah jalan ia melihat sesosok perempuan yan tengah berjalan sendirian padahal waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. saat ia menyadari perempuan itu adalah kayce ia berfikir singkat dan menepuk dahinya meratapi betapa bodohnya dia. pada saat mobil-nya mulai berjarak dekat dengan kayce ia menancapkan gasnya kencang berharap perempuan itu tidak menyadari dirinya dan mobilnya. namun, tentu saja harapan-nya tidak sesuai. calum melihat kayce menatap mobil calum dengan tatapan kekecewaan?
calum menekan klakson mobilnya meminta satpam rumahnya membukakan gerbang rumahnya. calum memakirkan mobilnya di garasi rumahnya. ia berjalan mengendap-ngendap memasuki rumahnya berharap mama dan papanya sudah lelap tertidur. namun, ya harapannya tidak sesuai yang ia inginkan lagi. qiye dan viola yang tengah terduduk di ruang tamu menunggu kedatangan anak satu-satunya itu.
qiye melihat ke arah jam tangannya dan menggelengkan kepalanya, "jam berapa ini calum?" tanya ayahnya.
calum mendekat dan menundukan kepalanya, "jam sepuluh lewat, pa." ucap calum.
"tuh tau. kenapa baru pulang sekarang?" tanya qiye lagi.
"ketiduran di rumah luke, pa." balasnya.
qiye menggelengkan kepalanya lagi, "calum.. calum.. kamu udah udah makan?"
calum menganggukan kepalanya, "udah pa, tapi masih laper." kekeh calum.
viola menggelengkan kepalanya, "yaudah yuk makan dulu papa juga belum makan gara-gara nungguin kamu tuh." ucap viola.
mereka berjalan mengikuti viola ke arah ruang makan. viola menyiapkan makan malam mereka dan terdiam memperhatikan qiye dan calum yang sedang memakan masakan-nya. ops salah, maksudnya masakan mbo iyem.
"ma, ga makan?" tanya calum.
"udah." balas mamanya. "sama kayce." lanjutnya yang mengakibatkan calum tersedak lalu segera meminum minumannya.
viola menggelengkan kepalanya, "kamu ya calum. udah buat kayce nunggu berjam--jam sampe dia ketiduran nunggu kamu, lho." ucapnya.
calum yang sedikit kaget namun tetap meneruskan makan malamnya, "calum ketiduran, ma."
viola menatap calum serius, "dia kayanya kecewa banget deh. padahal dia baik banget lho, calum. ramah, sopan, cantik juga lagi." ucapnya.
"ajak kesini lagi dong, calum. papa penasaran jadinya." ucap qiye.
calum mendengus, "ga ah, males banget. calum maunya ngajak qayla nanti kesini ya pa. boleh?" tanya calum.
"boleh." ucap qiye. "asalkan kamu ajak kayce makan malam dulu kesini. itung-itung buat permintaan maaf kamu tuh sama dia." lanjut qiye.
dan di lain tempat ada seseorang yang terus menatap handphone-nya berharap ada suatu perkataan maaf. namun, kalian bisa menebaknya kan? bagaimana bisa calum bisa melawan rasa gengsi dan ego-nya yang begitu besar?
!i!i
kayce berjalan menyusuri penjuru sekolah. ia berjalan sambil menundukkan kepalanya meyakini pada dirinya untuk menepati janjinya. ya, janji pada dirinya sendiri.
bruk!
"anjing." ucap kayce pelan.
kayce mengangkat wajahnya untuk mengetahui siapa orang yang telah ia tabrak.
calum.
"buta ya?"
"iya." balas kayce ketus, lalu meninggalkan calum yang terbengong karena kayce.
kayce berjalan setengah berlari memasuki kelas yang tampaknya sudah ramai. ia menaruh tas nya kasar lalu segera duduk di sebelah qayla yang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu.
"kenapa kay?" tanya qayla.
kayce menghembuskan napasnya, "kemaren gue ke rumah calum buat ngerjain tugas kelompok. dia nyuruh gue dateng jam lima sore. pas gue nyampe dia ternyata ga ada di rumah, gue nunggu dia sampe hampir jam sepuluh. terus tadi gue nabrak dia dan dia bilang gue buta." ucap kayce panjang lebar. "ga ngerti gue sama tu orang, otaknya di pantat kali ya?" lanjut kayce.
"ck, parah banget tuh orang. dia ga minta maaf gitu?"tanya qayla.
kayce menggeleng, "kaga." ucapnya. kayce menghembuskan napasnya lalu berfikir singkat, "kayanya gue bakal minta tuker kelompok. gimana menurut lo, la?" tanya kayce.
qayla menganggukan kepalanya, "iya lah, minta tuker kelompok aja. orang kaya gitu mah cuma pengen numpang nama sama nilai."
kayce menganggukan kepalanya menandakan kesutujuan pada ucapan sahabatnya itu, "la, tapi ya dia kayanya suka banget deh sama lo."
"ha?"
kayce mengalihkan pandangannya, "dia suka cerita ke mama sama papa-nya kalo dia suka sama lo, la." ucap kayce.
"demi apa?"
kayce menganggukan kepalanya, "beneran, mamanya cerita sama gue. to be honest, dia ganteng dan dia suka sama lo tulus, la. lo gaada niatan gitu buat buka hati untuk dia?"
qayla mengernyitkan dahinya, "maksudnya?"
"dia ngejar lo hampir dua tahun lho, la." ucap kayce.
qayla menganggukan persutujuan, "dia musuh lo, kay. musuh lo, musuh gue juga." ucapnya.
kayce terkekeh, "ga bisa gitu lah, la. jangan nyia-nyiain orang yang sama lo tulus."
"tapi kalo hati gue milih luke, gue bisa apa?"
!i!
tapi kalo luke milih arzay, gua bisa apa?menangos.
duh, luni ga muncul2 yah?!?!? kemana sie hmmm..
4/6/16 ; 16 : 34
-safee yang sedang pcd besok 3 bulan hm
KAMU SEDANG MEMBACA
line clone 2.0 ➗calum
Fanfictionkarna pada akhirnya kita akan sadar siapa yang patut diperjuangkan dan siapa yang harus dilupakan, kan? [sequel of ; line clone] Copyright © 2016 by dugong-bagong