t-wenty nine

3.1K 480 174
                                    


"terus ini kenapa jawaban-nya jadi gini?" tanya calum.

kayce menghela napasnya pelan, "ish, nih ya lo baca soalnya baik-baik oke? terus lo jabarin dulu biar gampang, kan tiga-nya lo pindahin kesini terus lo bagi deh biar yang ini abis. menurut lo dibagi berapa biar bisa abis?" tanya kayce yang setengah frustasi mengajari calum.

calum menoleh, "ha? satu? dua? tiga? sepuluh?" tanya calum menebak-nebak.

kayce mendesah pelan, "ish, lo liat dulu soalnya calum."

calum menatapi soal tersebut, "oh, lima?" tanya calum membuat tersenyum girang. "belas." lanjut calum.

kayce menoleh ke arah wajah calum membuat calum terkekeh pelan, "hehe, bercanda."

"yaudah, bagi lima cepet."

calum mengetuk-ngetukan pulpennya ke meja, "dua puluh bagi lima berapa sih?" tanya calum lalu membuka kedua telapak tangannya memperhatikan jari jemarinya tersebut. "minjem tangan lo dong," ucap calum lagi lalu menarik kedua telapak tangan kayce berada di sebelahnya.

kayce menggeleng-gelengkan kepalanya.

"tu wa ga pat ma, satu. tu wa ga pat ma, dua. tu wa ga pat ma, tiga. tu wa ga pat ma, empat." itung calum sambil memegang tangan kayce.

kayce mendengus, "ish, masa dua puluh bagi lima gabisa sih?" tanya kayce.

"bisa sih, empat kan?" tanya calum.

"ya masa harus jabarin jari dulu sih?"

calum terkekeh, "udah tau daritadi sih, modus doang." balas calum lalu tertawa pelan. "nanti pulang sama gua lagi ya?" tanya calum.

"gausah deh, gue bisa pulang sendiri." balas kayce.

"bomat, harus mau pokoknya." ujar calum memaksa.

kayce mendengus, "ish, udah ngajak berangkat bareng maksa. ngajak duduk bareng maksa. sekarang maksa lagi. kenapa dah lu?"

"emang gua kenapa?"

kayce memutar kedua bola matanya, "ya, kaga tau. kan gue nanya."

calum menaikan bahunya, "orang gua ga kenapa-kenapa. itulah fungsi teman. kita teman kan?" tanya calum. "mitos atau fakta?" tanya calum lagi.

kayce mengernyitkan dahinya lalu mengangukan kepalanya pelan, "ya, fakta."

calum tersenyum lalu ikut menganggukan kepalanya, "tapi gue maunya mitos, gimana tuh?"

"hah? oh, maksudnya mau jadi musuh lagi gitu?"

calum menaikan bahunya, "ada dua pilihan sih, musuh atau lebih dari temen. gua maunya lebih dari temen, gimana tuh?" tanya calum.

"hah? sahabat maksudnya?" tanya kayce lagi.

"lebih lagi, lu mau kaga?" tanya calum.

kayce mengernyitkan dahinya, "hah maksudnya?"

calum mendesah pelan, "lemot banget elah, gajadi dah." balas calum malas.

"dih? gajelas."

"sabar aja gua mah, untung sayang." balas calum lalu terkekeh.

kayce menoleh, "hah? sayang?" tanya kayce.

"iya, kenapa sayang?" tanya calum.

kayce memukul calum pelan, "ish, gue nanya bego."

"lah? gue juga nanya itu, si sayang kenapa maksudnya." balas calum.

kayce memutar kedua bola matanya, "terserah dah. udah ah, lo udah ngerti mtk nya kan? gih sono balik ke tempat lu."

line clone 2.0 ➗calumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang