Bab 2 : Salju Merah

145 33 27
                                    

Jam menunjukkan pukul sebelas lima puluh tiga--tengah malam, entah mengapa Akihiko terbangun, ini bukan hal yang biasa baginya. Ia kemudian duduk di sisi ranjangnya lalu menatap kosong meja belajarnya yang berada di hadapannya, ia sedang berusaha untuk mengumpulkan nyawanya.

Pemuda itu lalu beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya, lalu berjalan keluar untuk kemudian turun ke dapur; kesadarannya yang masih nol membuatnya mengabaikan sirine peringatan yang samar-samar terdengar dari kejauhan.

"Beberapa biskuit sebelum tidur tidak akan merusak abs-ku bukan..." gumamnya pada diri sendiri seraya terkekeh pelan.

Sesampainya di dapur ia segera membuka lemari pendinginnya kemudian membungkuk untuk mencari biskuit yang ia sengaja masukkan ke kulkas. Tiba-tiba pandangannya menangkap sebungkus burger yang ia pesan pada hari sebelumnya, untuk makan siangnya.

Ia pun mengubah pikirannya; imengambil roti isi dingin tersebut dan menutup pintu kulkasnya. Bukannya menghangatkannya di microwave, ia justru memakannya dalam kondisinya yang dingin, mungkin mitos kalau semua pria itu tidak pedulian benar ya.

Pemuda ABG berusia sembilan belas tahun itu kini tengah berada di sofa ruang tamunya, ia memutuskan untuk menyalakan televisi karena ia tidak lagi mengantuk. Tepat saat ia menyalakan televisi, berita tengah menyorot bagian selatan distrik pusat Kinzokushima, tak begitu jauh dari kediamannya.

"--dan pasukan gabungan polisi dan tentara telah menjalankan operasi besar-besaran untuk mengamankan masyarakat sipil dari subyek-subyek penelitian pemerintah yang dikabarkan turun ke jalan dan menyerang rakyat sipil secara membabi-buta,"

"...Apa yang menjadi pemicu para subyek penelitian ini masih belum diketahui. Namun subyek ini dilaporkan sangat agresif dan sangat berbahaya... Warga dihimbau untuk tetap di dalam rumah dan menghindari kontak dengan orang-orang yang berpotensi sebagai salah satu subyek,"

"Selanjutnya, Kepolisian Tokyo siap untuk mengirimkan benerapa unit petugas kepolisian untuk membantu mengamankan kondisi di Kinzokushima..."

Menyaksikan berita tersebut, Akihiko tak berkedip--ia juga bak membeku dalam posisinya memegang dan menggigit burger-nya.

"A--ada apa sih ini....." ujar pemuda itu seraya bangkit dan berjalan mengitari sofanya untuk keluar dari ruang tamunya itu, namun tiba-tiba saja terputar sebuah video rekaman yang menunjukkan situasi di sekitar distrik selatan.

Kamera amatir yang sangat tidak stabil itu merekam orang-orang banyak berlarian di jalan, demikian juga petugas kepolisian dan juga tentara--mereka terlihat berusaha untuk mengevakuasi masyarakat sipil dan juga meredakan kepanikan, namun nihil dapat dipastikan merupakan hasilnya.

Mobil-mobil patroli dan beberapa truk tentara terlihat terbalik di atas aspal, dengan bensin yang tercecer ke jalan-jalan--membuat api menjalar kemana-mana. Akihiko menyaksikan rekaman itu dengan keringat dingin mengalir menuruni punggungnya, ia tak dapat mengucapkan apapun melainkan kesunyian.

"Subyek penelitian... Apa ini? Tidak dapatkah mereka bernegoisasi?" akhirnya ia berujar sambil meletakkan kedua tangannya pada sandaran sofanya.

Namun video LIVE itu menjawab dan menjelaskan semuanya, orang-orang yang diduga sebagai subyek penelitian terlihat menyerang setiap orang yang dapat ia tangkap dengan membabi-buta.

"Mereka seperti... Zombie..." ujar Akihiko dengan tak percaya setelah menyadari kondisi fisik salah satu 'subyek' yang terlihat pucat dan memiliki luka dimana-mana.

"Tidak-tidak... Aku harus berpikir lurus..." ujarnya seraya menggigit lagi burgernya lalu berjalan dengan cepat ke arah dapur.

"Apapun mereka, situasinya sedang buruk, dan tidak memungkinkan untuk keluar..." ia lalu membuka lemari dan laci-laci di dapurnya satu-per-satu untuk mencari makanan-makanan yang ia miliki.

Mission Report : KinzokushimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang