Bab 7 : Perebutan Kembali Suaka

28 9 10
                                    

"SEKARANG!!!" seru Akihiko pada Jirou melalui telepon kemudian segera memutuskan hubungan teleponnya.

Jirou dengan segera langsung memberikan aba-aba pada penduduk yang berada di lantai atas agar langsung bergotong-royong membawa perabotan-perabotan mereka keluar dari ruangan-ruangannya, kemudian meletakkannya di dekat balkon. Kemudian secara bersamaan mereka melemparkan kaleng-kaleng kosong yang terikat pada satu tali benang ke bawah.

Klang! Klaang! Kliing!

Saat kaleng-kaleng itu mendarat di permukaan tanah lapangan di bawah mereka, suaranya amat bising, hingga akhirnya sukses menarik perhatian zombie-zombie itu. Dengan perlahan sebagian banyak dari mereka bergerak ke arah sumber suara, ke tengah-tengah lapangan, meninggalkan lorong-lorong sempit di lantai dasar, itu akan memudahkan kelompok yang terjebak di ruang meeting untuk keluar dari sana.

Sesudah cukup banyak zombie berada di bawah, mereka mulai menyalakan pemantik api dan membakar perabotan-perabotan kayu mereka, kursi dan meja. Lalu bersama-sama mereka mengangkat perabotan-perabotan mereka yang sudah terbakar ke atas balkon-balkon yang menghadap langsung ke lapangan itu.

"Coba makan itu, bajingan!" ujar Jirou, menyumpah tanpa perasaan dosa sambil menyaksikan apa yang akan terjadi di bawah; di lapangan yang dipenuhi zombie itu.

Satu per-satu perabotan-perabotan yang sudah terbakar oleh api terjatuh di lapangan yang telah dipenuhi zombie itu. Menimpa banyak dari mayat-mayat hidup yang berdesak-desakan di sana. Pemandangan ini sungguh menyenangkan bagi mereka yang menyaksikannya, kehancuran gerombolan zombie itu sungguh memuaskan untuk di lihat, setelah semua yang mereka lalui. Darah-darah berlendir bercipratan dimana-mana, lapangan itu kini menjadi merah oleh darah.

"Yeaaaahhh!!" mereka semua bersorak-sorai.

Tak berhenti di situ saja, mereka di lantai atas, yang memiliki senjata api segera membidik mayat hidup-mayat hidup di bawah mereka lalu mulai menembaki mereka yang tidak terkena serangan perabotan api tadi.

"Die, you motherfucker!!!!" geram Jirou, menyumpah dalam Bahasa Inggris, ia terlalu banyak nonton film barat.

Kini lebih banyak lagi zombie-zombie yang tumbang.

"Inilah saatnya!!" ujar Hideaki pada orang-orangnya yang semalaman berada di ruangan meeting bersamanya, ia disambut oleh teriakan semangat anggotanya.

"Yooossshhhh!!!"

Akhirnya seseorang membuka pintu ruangan meeting itu, seketika Akihiko langsung merangsek keluar dan menghantam tengkorak zombie yang berada tepat di depan pintu itu. Ia lalu berputar dan memukul zombie lainnya yang berada di dekatnya.

"Makan itu wahai para keparat!" geramnya sambil menghampiri zombie yang perlahan mendekatinya lalu memukul wajahnya hingga hancur, membuat area hidung dan rahang atas tengkorak makhluk itu hancur ke dalam.

Kini lebih banyak dari mereka keluar, mereka berbondong-bondong keluar untuk menghajar zombie-zombie yang dapat mereka lihat.

"Ayo serang!" seru Hideaki sambil menembaki zombie-zombie yang dapat ia bidik dengan tepat.

Eiichi yang juga sempat mempelajari disiplin bela diri kendo itu mengayunkan pedang kayunya untuk menghajar kepala seekor zombie, kemudian melesat maju lalu menusuk kepala zombie itu dari bawah dagu menggunakan ujung pedang kayu yang memang cukup tajam itu. Ia lalu mencabutnya kembali dan memukul kepala zombie yang lainnya secara vertikal, maka pedang itu tepat mengenai bagian tengah tengkorak itu hingga remuk.

Mereka terus memukul mundur mayat hidup-mayat hidup itu secara perlahan namun pasti. Mereka bertarung dengan mati-matian, walau satu-per-satu dari mereka mulai tergigit.

Mission Report : KinzokushimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang